Yuto dan Chaeyoung berjalan beringinan. Namun ketika keluar dari pintu utama, Chaeyoung berjalan mendahului. Dipikirannya Yuto akan menuju basement. Tanpa berpamitan, Chaeyoung terus berjalan sendiri menuju halte bus. Sama sekali tidak menyadari jika Yuto justru berjalan mengekorinya meski terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Chaeyoung berhenti, tentu saja sontak membuat Yuto menubruk tubuh mungilnya karena pikiran Yuto terus melayang hingga membuat senyuman mengembak di pipinya.
"Ya!" pekik Chaeyoung sambil menoleh kesal. Jika saja ia tidak menemukan Yuto di sana, mungkin gadis itu sudah melayangkan tinjunya.
Yuto menatap dengan ekspresi bingung. Namun Chaeyoung sudah meredakan emosinya.
"Kenapa kau di sini? Tidak membawa mobilmu sendiri?" Chaeyoung bertanya sambil mengedarkan pandangan. Tidak melihat mobil mewah yang selalu menemani Yuto di sekitar sana.
Yuto tersenyum penuh arti. Benar-benar seperti membayangkan sesuatu yang membuatnya tenggelam dalam kebahagiaan. "Aku hanya khawatir tidak konsentrasi menyetir."
"Memangnya kenapa?" tanya Chaeyoung masih dengan ekspresi bingungnya.
Namun Yuto memilih untuk merangkul Chaeyoung sambil membalikkan tubuh mungil gadis itu, seperti tidak ingin membahasnya dulu. Ingin ia nikmati sendiri untuk beberapa saat. Terlebih bus yang akan mereka tumpangi sudah muncul. Chaeyoung hanya pasrah di ajak masuk ke dalam bus oleh Yuto.
Suasana bus yang sudah penuh penumpang membuat Yuto dan Chaeyoung terpaksa berdiri. Mereka berdiri berhadapan dengan Yuto yang berpegangan dengan besi di atas. Chaeyoung terkekeh karena melihat Yuto tersenyum sendiri. Meski menyadari sejak tadi jadi pusat perhatian Chaeyoung, Yuto sama sekali tidak merasa malu. Ia semakin tersenyum melihat Chaeyoung. Seseorang yang mengantarkannya menemui kebahagiannya. Ternyata selama ini mereka sudah sangat dekat—ibu dan kakaknya. Dan mereka saling terhubung melalui Chaeyoung.
Yuto meletakkan tangannya yang mash dibalut perbang ke atas kepala Chaeyoung. Saat tatapan mereka bertemu, Yuto mengangguk lalu menggandeng tangan Chaeyoung untuk mengajaknya turun karena mereka sudah tiba di halte tujuan. Namun setelah menuruni bus, Chaeyoung melepaskan tangannya dari genggaman Yuto. Karena ini sudah di lingkungan sekolah. Yuto menunjukkan ekpresi cemberutnya, namun Chaeyoung tidak mempedulikan hal tersebut dan memilih berjalan sedikit cepat mengejar Hwiyoung tidak jauh di depannya.
***
Yukyung melambai tangan ke arah belakang, ke arah Chaeyoung yang berjalan beberapa meter di belakangnya dan Yuqi. Chaeyoung tersenyum sambil balas melambaikan tangan. Mereka akan menuju toilet untuk berganti pakaian olahraga. Chaeyoung memeluk seragam olahraganya. Namun dari arah berlawanan, terlihat Dayoung bersama beberapa teman sekelasnya juga mengarah menuju toilet perempuan. Mereka saling tertawa sambil membawa gelas minuman di tangan. Sebelum ini mereka memang dari kantin sekolah. Karena sibuk bercanda membuat mereka menjadi tidak fokus dengan seseorang di depan mereka. Dayoung menabrak Chaeyoung hingga menyebabkan minuman di tangannya tumpah dan membasahi rok hingga celana ketat Panjang yang selalu ia gunakan di balik rok pendeknya.
"Chaeyoung, maaf." Dayoung berkata sambil berlalu. Meninggalkan Chaeyoung yang masih berdiri dengan ekpresi syok.
Para gadis yang tadi bersama Dayoung juga ikut melesat ke dalam tanpa ada yang berniat membantu Chaeyoung. Chaeyoung hanya menghela napas untuk menenangkan diri. Gadis itu memang paling pintar menahan emosi. Karena jika tidak, bisa saja Dayoung dan yang lainnya itu dibuat patah tulang dengan ilmu beladiri yang dikuasainya.
Chaeyoung masuk ke dalam toilet dan memilih bilik paling ujung. Mengkunci pintunya dari dalam, lalu mulai membuka kemeja seragam sekolahnya. Chaeyoung megulurkan tangan untuk meraih seragam olahraganya yang tergantung pada sebuah paku. Namun salah satu bagiannya tersangkut dan karena Chaeyoung menariknya terlalu kuat hingga membuat bagian yang tersangkut itu robek. Chaeyoung melebarkan matanya, panik, melihat kondisi pakaianya yang tidak terselamatkan. Buru-buru Chaeyoung memakai kembali kemeja sekolahnya kemudian keluar dari dalam bilik. Dia menemukan Yukyung sudah berjalan ke arah pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Monster
Fanfiction-DON'T TOUCH THIS BOYS- Jangan dekati mereka yang namanya tertulis pada papan mading, karena mereka milikku, dan kalian dalam bahaya.