"Kami bahkan masih pelajar, tidak mungkin kami sanggup membeli mobilmu."
Yuto hanya mampu menghela napas sambil melirik ke luar jendela balkon depan kelas yang mengarah ke parkiran tempat mobil-mobil berjejer rapih. Karena keadaan yang mendesak, Yuto nekat menjual mobil dan menawarkan ke beberapa orang yang berada sekelas dengannya. Salah satunya adalah Kino.
"Wooseok-ah!" Teriak Kino saat melihat sosok tinggi di ujung lorong.
Wooseok menghentikan langkah dan mencari-cari sumber suara yang memanggilknya. Kino sampai melambaikan tangan agar Wooseok menyadari keberadaannya. Begitu sudah melihat sosok Kino, Wooseokpun melangkah mendekat. Wooseok sempat melirik ke tempat Yuto berada. Seseorang yang asing namun ia ingat sempat melihat Yuto pagi tadi.
Kino menunjuk ke arah parkiran. "Lihat mobil itu. Yang berwarna hitam. Kau mau membelinya tidak?"
Wooseok sempat mengikuti arah yang dimaksud Kino. Namun sesaat kemudian ia menoleh lagi ke tempat Kino berdiri. "Untuk apa? Aku jarang mengendarai mobil. Lagipula, sejak kapan kau menjual mobil? Sudahlah, aku lapar sekali." Sambil memegangi perutnya, Wooseokpun balik badan dan pergi setelah sebelumnya berpamitan juga pada Yuto.
Setelah Wooseok menjauh, Kino kembali menoleh ke tempat Yuto berada sekarang sambil mengangkat bahu seolah menegaskan pada Yuto jika usahanya belum berhasil. Yuto sendiri hanya tertunduk pasrah sambil berpikir keras apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan uang dalam waktu cepat. Terlebih untuk hari ini.
"Atau kau beli saja ponselku." Yuto cepat cepat mengeluarkan ponselnya pada saku celana. Salah satu model ponsel keluaran terbaru. "Kau boleh bayar berapapun sekarang dan lunasi sisanya nanti."
Kino hanya terperangah. Menatap Yuto dari ujung kaki hingga kepala. Belum lagi mobil yang ditawarkan Yuto juga termasuk mobil mahal. Dan terakhir ponsel. Kino sampai tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun untuk merespon apa yang Yuto bicarakan. Sementara tidak jauh dari sana, dibalik pilar itu sebenarnya Chaeyoung berada. Gadis itu sudah di sana sejak Wooseok pergi beberapa saat tadi. Dan bisa dipastikan Chaeyoung mendengar semua yang Kino dan Yuto bicarakan. Sampai akhirnya Chaeyoung memunculkan diri karena Yuto terlihat terpaksa menjual ponselnya.
Kino sendiri akhirnya menghela napas. "Kenapa kau..." Ucapan Kino terputus karena kedua pemuda itu sama-sama menoleh karena menyadari jika ada seseorang yang datang dan menghampiri mereka.
Chaeyoung sempat bertatapan mata dengan Kino selama beberapa detik, namun buru-buru ia alihkan pandangannya karena ia khawatir akan terjadi sesuatu jika ia terlihat berinteraksi dengan Kino di sekolah. "Bisa ikut aku?" Tanpa menunggu respon dari Yuto, Chaeyoung sudah balik badan dan berjalan mendahului.
Sambil mengikuti Chaeyoung, Yuto sesekali menyapukan pandangan ke sekeliling sekolah yang mulai ramai karena ini sudah masuk jam istirahat makan siang. Tanpa ingin kehilangan jejak, Yuto selalu mengakhiri tatapannya pada sosok Chaeyoung yang berjalan beberapa meter di depannya. Namun saat ini tatapan Yuto justru jatuh pada tas bekal di tangan Chaeyoung. Semakin mengingatkan kalau perutnya belum terisi apapun sejak pagi.
Mereka tiba di kantin sekolah yang mulai ramai, namun Chaeyoung masih terus melangkah. Yuto yang memang tidak tahu apa yang ingin ia lakukan saat istirahat siang ini tetap setia mengekori Chaeyoung. Sementara tidak jauh di belakang Yuto, tampak Kino menyusul. Tujuan Kino memang ke kantin juga, namun pemuda itu berbelok pada meja tempat Wooseok sudah duduk bersama Eunwoo, Yugyeom dan Junyoung.
Ditempatnya berada, Wooseok sempat menangkap sosok Chaeyoung bersama Yuto yang berjalan sedikit di belakang. Kemudian Kino duduk dan mengambil tempat tepat di sebelah Wooseok. Wooseok mendekatkan wajahnya pada Kino dan membisikkan sesuatu, "siapa pemuda tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Monster
Fanfiction-DON'T TOUCH THIS BOYS- Jangan dekati mereka yang namanya tertulis pada papan mading, karena mereka milikku, dan kalian dalam bahaya.