01.

10.1K 281 11
                                    


Jleb,

Satu tusukan dari pisau lipat pada perut seorang lelaki,yang mungkin berumur 20 tahun berhasil ia dapatkan. Ia menatap korbannya dengan senyum puasnya. Tanpa ia sadari,seorang gadis melihat aksinya dengan tubuh menegang.

Gadis itu membalikkan badannya,ia berniat untuk berlari sekencang - kencangnya dari tempat itu. Namun,kakinya terasa berat. Ia terus saja memaksa kakinya agar dapat menciptakan langkah. Saat kakinya berhasil mendapatkan langkahnya,sebuah tangan mencekal lengan gadis itu kuat,sangat kuat. Spontan gadis itu membalikkan badannya untum melihat sang empunya tangan.

Deg,

Tubuh gadis itu kembali menegang saat melihat sang empunya tangan. Seorang pria dengan pakaian yang berlumuran darah dan dengan pisau lipat yang ia genggam erat pada tangan kanannya. Pria itu menatap tajam ke arah gadis yang ada dihadapannya. Lain dengan gadis itu,yang hanya diam dengan tubuh yang masih tak bergerak.

"Ka-kau?" Ucap gadis itu gugup dan berusaha untuk melepaskan cekalan pria yang ada dihadapannya saat ini. Namun,pria itu sepertinya tidak menggubris ucapan gadis itu,ia malah semakin menguatkan cekalannya.

"Akh..lepaskan aku!" Bentak gadis itu. Ia sangat takut saat ini. Ditambah tempat itu sangat sepi,membuat suasana semakin mencekam.

"Untuk apa kau disini?" Tanya pria itu tanpa ekspresi. Dingin,itulah yang gadis itu dengar dari pria itu.

"Ak-aku..." gadis itu mencoba untuk menjelaskan. Namun,pria itu tiba - tiba saja menariknya dan menghempaskan tubuh gadis itu kedalam sebuah mobil. Mungkin mobil pria itu.

"Ka-kau akan membawaku kemana?" Tanya gadis itu. Namun,orang yang ditanya seperti orang tuli. Hanya diam.

Setelah beberapa menit berada dijalan,kini mereka memasuki sebuah mansion. Gadis itu masih menggenggam tangannya sendiri yang terasa sakit akibat cengkraman tadi. Ia bingung,kenapa ia dibawa ke mansion ini.

"Keluar!" Perintah pria itu yang saat ini sudah membukakan pintu mobil. Gadis itu keluar dan mengedarkan pandangannya.

"Aww!" Pekik gadis itu,lagi dan lagi lengannya yang masih memerah dicengkram dan ditarik paksa oleh pria itu. Ia ditarik masuk kedalam mansion itu. Beberapa orang yang ada di dalam mansion itupun menatap mereka dengan tatapan was - was. Mungkin mereka adalah pelayan di sana,karena dari seragam yang mereka kenakan seluruhnya sama.

Pria itu menarik sang gadis menuju lantai atas. Sedangkan gadis itu hanya meringis dan sesekali memberontak.

"Lepaskan aku!" Bentak gadis itu meski ia tahu hasilnya pasti nihil. Pria itu membuka suatu kamar dan menghempaskan tubih gadis itu hingga terhempas pada tempat tidur. Pria itu menutup pintu kamar,lalu beranjak mendekati gadis yang kini menatapnya dengan tatapan benci sekaligus takut.

"A-apa yang a-akan kau lakukan?" Tanya gadis itu gugup. Pria itu mencengkram rahang gadis itu dengan kuat dan kasar.

"Aku hanya ingin bersenang - senang denganmu. Sepertinya kulitmu sangat cocok untuk pisauku" ucap pria itu dengan seringaian. Spontan gadis itu membulatkan matanya. Ia berusaha melepaskan cengkraman pada rahangnya. Lain dengan pria itu yang kini mencari sesuatu pada saku jaketnya.

Setelah mendapatkan apa yang pria itu cari,ia pun mengeluarkannya dan berhasil membuat gadis itu semakin memberontak.

"Diam!" Bentak pria itu. Seketika gadis itu mematung dan disusul oleh air mata yang mengalir. Pria itu melepaskan cengkramannya dan menarik lengan kiri gadis itu.

"Mungkin dari sini dulu lebih baik" ucap pria itu yang lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri.

"Ja-jangan" ucap gadis itu. Namub,pria itu sudah menempelkan pisaunya pada lengan gadis itu.

"Akh!" Pekik gadis itu saat pisau lipat lelaki itu menyayat lengannya. Air mata gadis itu terus saja mengaliri pipinya.

"Sstt...jangan nangis" kata pria itu dengan tampang polosnya. Gadis itu menatap pria itu lekat,ia akan membenci pria itu sampai kapanpun. Saat pria itu akan melaksanakan aksinya kembali...

Tok tok tok,

"Shit!" Umpat pria itu,lalu berjalan menuju pintu. Sebelumnya ia melempar pisau yang digunakan untuk menyayat gadis itu ke sembarang arah. Saat pria itu sudah keluar dari kamar itu,tentu itu adalah kesempatan emas bagi gadis malang itu untuk kabur dari mansion terkutuk itu. Ia menyapukan pandangannya keseluruh sudut kamar.

Balkon - batinnya

Ia pun berjalan kearah balkon dengan darah yang masih mengalir akibat sayatan pisau lipat pria gila itu. Setelah sampai di balkon,ia memikirkan cara agar bisa lolos dari kamar itu.

"Apa aku harus melompat? Bodoh! Aku bisa mati" gumamnya. Saat ia sedang asik dengan pikirannya,lengannya kembali ditarik. Lagi dan lagi ia di hempaskan oleh pria gila itu. Pria itu menatap gadis dihadapannya dengan tajam.

"Apa yang akan kau lakukan lagi? Jangan menatapku seperti itu!" Kata gadis itu dengan tinggi. Entah darimana keberanian itu datang. Pria itu mendekatkan tubuhnya pada gadis itu. Namun, gerakan pria itu terhenti saat menatap liontin kalung yang dikenakan oleh gadis itu. Sedangkan gadis itu menatap pria yang ada di hadapannya dengan bingung.

"Arghh!" Teriak pria itu frustasi. Ia menegakkan tubuhnya dan mengusap wajahnya kasar. Gadis itu hanya menatap pria itu sekilas dengan takut,lalu ia menundukkan kepalanya.

"Untuk malam ini,kau tidurlah disini. Kau bisa membersihkan tubuhmu terlebih dahulu. Setelah itu,aku tunggu dibawah. Jangan mencoba untuk kabur!" Kata pria itu dengan nada yang lebih lembut namun tajam,lalu pergi meninggalkan kamar itu.

"Ada apa dengannya? Oh...ayolah Avara,kau tidak ingin mati,kan?" Katanya pada dirinya sendiri.

Ya,gadis itu adalah Avara. Lebih lengkapnya Avara Diandri Saraya. Ia adalah gadis berparas cantik. Saat ini,ia masih menduduki bangku kelas 3 SMA,disalah satu sekolah luar negeri.

TBC

Maaf tmn",ceritanya krg jelas. Soalnya sy selaku author msih amatiran😆😂

Thnk buat tmn" yg udh baca,tinggalkan coment dan klik bintang juga,ok!😉

Love semua😙😙❤❤


Romantic But PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang