03.

5.9K 217 8
                                    


Avara telah siap dengan seragam sekolahnya,ia menguncir satu rambutnya. Setelah siap dengan berbagai rutinitasnya,ia keluar dari kamar itu dan menuruni anak tangga.

"Selamat pagi nona,mari sarapan dulu" ucap Melina.

"Oh,hai Bu Melina" ucap Avara. Ia beranjak menuju ruang makan dan mulai melaksanakan sarapannya.

Setelah selesai dengan sarapannya,ia pun bergegas menuju pintu utama mansion itu. Saat akan keluar,Avara membalikan badannya. Melina yang setia dibelakangnya untuk mengantar hingga depan pintu utama langsung saja melontarkan pertanyaan.

"Ada yang terlupa nona?" Tanya Melina.

"Aku tidak melihat tuan kalian" kata Avara. Memang,sedari tadi ia tidak melihat pria itu di mansion megah tersebut.

"Tuan sudah berangkat dari tadi pagi nona" ucap Melina lengkap dengan senyumnya. Avara hanya mengangguk dan segera menuju sekolahnya.

Avara duduk dibangku kelasnya. Ia sedang bimbang dengan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Ia ingin kabur dari mansion pria itu,tapi ia juga ingin mencari tahu tentang pria itu,yang jelas - jelas bahwa pria itu tahu banyak tentang Avaronya. Namun,jika Avara balik lagi ke mansion itu,entahlah kejadian apalagi yang akan ia hadapi setelah ini.

"AAAAA!!!!!" Teriak teman - teman perempuan dikelas Avara. Seketika,lamunan gadis itu buyar karena suara teriakan yang bisa membuat gendang telinga Avara berdenyut.

"Ada apa ini?" Gumam Avara dengan mendengus malas.

"Kau terlalu banyak melamun hari ini,Avara. Sampai kau tidak tahu semua gadis dikelas ini kecuali kau berteriak histeris karena most wanted  di sekolah ini sedang berada di depan kelas kita" jelas seorang lelaki yang bernama Dafa. Ia adalah sahabat Avara di kelas tersebut.

"Oh,Tuhan.... sudahlah,aku ingin ke kantin" kata Avara,lalu beranjak menuju pintu kelas yang memang terbuka.

Saat ia berada diambang pintu,ia menatap satu persatu lelaki tampan yang berdiri di depan kelasnya. Namun,ia tak memperdulikannya terlalu dalam. Hingga saat Avara akan melangkahkan kakinya,lengannya dicekal oleh seseorang. Avara menolehkan pandangannya untuk menatap sang pencekal.

"Ka-kau?" Ucap Avara gugup saat melihat siapa yang mencekal lengannya.

"Ikutlah denganku" Titah sang pencekal tangan dengan santai dan tanpa ekspresi.

"Tidak! Aku sekarang ingin ke kantin" ucap Avara tegas.

"Oke,kalau begitu setelah kau ikut denganku,aku akan mengajakmu ke kantin" kata orang itu yang kini mulai terlihat geram. Tidak menunggu jawaban dari Avara,orang itu langsung menarik Avara.

"Lepaskan aku!" Gertak Avara. Namun,orang itu terlihat masa bodoh. Setelah sampai tujuan,orang itu melepaskan cekalannya dan duduk pada sebuah bangku panjang.

Rooftop? -batin Avara

"Duduklah" titah orang itu kembali,tapi Avara tak menggubrisnya. Orang itupun berdiri dan menarik bahu Avara yang membuat Avara tersungkur kebelakang dan alhasil,Avara terduduk.

"Apa yang kau mau? Cepat katakan!" Ucap Avara sengit. Orang itu mendengus dan menarik ikat rambut Avara lembut,spontan Avara tersentak dan menatap orang yang berada disampingnya.

"Aku tidak suka kalau kau mengikat rambut seperti itu. Kau tidak boleh memperlihatkan tengkukmu pada orang lain...selain aku" ucap orang itu tanpa menatap Avara.

"Apa yang kau katakan?" Tanya Avara tak percaya.

"Aku yakin,kalau telingamu masih berfungsi dengan sangat baik" jawab orang itu yang hanya dibalas dengusan kecil dari Avara.

"Lalu,siapa namamu?" Tanya Avara kemudian. Orang itu menatap Avara dalam. Avara yang ditatap hanya menaikkan salah satu alisnya.

"Avaro" ucap orang itu dan menatap lurus kedepan. Seketika tubuh Avara menegang, saat ini ia benar - benar berada diantara percaya dan tidak percaya.

"A-apa kau berbohong?" Tanya Avara memastikan. Orang yang ditanya hanya mengedikkan bahunya dan pergi meninggalkan Avara. Satu yang terlintas dipikiran Avara saat ini,ia harus mencari tahu tentang pria itu. Bahkan ia lupa,kalau tadi pria itu menjanjikan dirinya untuk pergi ke kantin.

Yups,ia adalah Avaro,lebih tepatnya Alvaro Samuel Ditama. Ia seorang pemuda lelaki yang memiliki kadar ketampanan melebihi rata - rata,ia juga adalah seorang CEO muda di salah satu saham perusahaan yang sangat terkenal,dan hebatnya lagi,perusahaan itu adalah perusahaan yang ia rintis sendiri. Tidak kebayang,kan,gimana tingginya IQ Avaro?  Tapi sayangnya....ia adalah PSIKOPAT.

TBC

Muakasi buat tmn" yg udh mau baca cerita ini😙

Maaf klo ceritanya jdi makin kgk jelas😆😅

Jangan prnh bosen ya buat baca cerita ini! Ngehehehe😅😆

Love semuahhhh❤😙,vote and coment ya!😉

Romantic But PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang