07.

4.5K 165 1
                                    

Jangan berjalan di depanku karena aku bukan asistenmu
Jangan berjalan di belakangku karena aku bukan bosmu
Berjalanlah disampingku!

**********


Brakk

"Sudah berjam - jam kau hanya diam Avara! Katakan apa yang membuatmu sampai terlambat?!" Bentak seorang guru wanita dengan sesekali memukul keras meja guru.

Avara seakan - akan buntu,ia hanya memejamkan matanya dan menunduk. Tidak mungkin ia menjawab telat karena menunggu Avaro yang sedang berteleponan dengan seseorang.

"Katakan Avara!" Bentak wanita itu lagi. Avara mendengus kesal,lagi dan lagi ia harus dibentak.

Brakk

Bukan,itu bukan suara gebrakkan meja,melainkan suara pintu yang di dobrak oleh seseorang. Mungkin ditendang dengan salah satu kakinya.

Kini,seluruh mata menuju sang pendobrak pintu termasuk Avara. Sungguh,Avara tak menyangka jika orang itu mendobrak pintu yang seharusnya bisa dibuka dengan tangan kosong sekalipun. Benar - benar pria gila,pikir Avara.

"Apa yang kau lakukan pada gadisku?!" Tanya Avaro geram. Rahangnya pun terlihat mengeras dengan tatapan mata yang tajam membuat takut orang yang berhadapan dengannya.

"Katakan! Apa yang kau lakukan padanya,nyonya Sefani?!" Bentak Avaro. Ia segera menarik Avara agar berdiri disampingnya. Seketika,Avara mencium bau anyir. Avara menatap Avaro,ia yakin pasti pria yang ada disampingnya itu sudah melayangkan nyawa seseorang.

"Ma-maafkan saya tuan Alvaro" cicit wanita itu. Avaro melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah wanita itu. Saat itu juga digunakan Avara untuk kabur. Namun,baru saja ia membalikkan tubuhnya,sebuah tangan mencekal kuat dan suara Avaro membuat tubuh Avara menegang saat itu juga.

"Kau diam ditempat atau aku akan membunuhmu" ancam Avaro pelan namun sangat tajam. Avara meringis dan kembali membalikkan badannya.

Avaro mendekat ke arah wanita itu. Ia membuat wanita itu gelagapan dan hanya dapat berharap tetap hidup setelah ini. Ia tahu Avaro adalah seorang psikopat,tapi ia tidak pernah berani untuk melaporkannya pada polisi. Karena Avaro bukanlah anak bodoh,ia tahu Avaro adalah pria yang memiliki IQ sangat melebihi rata - rata. Jika ia melaporkan Avaro,bisa - bisa ia yang akan bersarang di balik jeruji besi. Sungguh mengerikan.

"Apa kau sudah bosan hidup?" Tanya Avaro pelan dan menatap wanita itu tajam. Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya takut.

Avaro membalikkan badannya dan berjalan menuju Avara. Ia menatap Avara lekat,lalu menariknya untuk pergi dari ruangan itu. Avaro tak menghiraukan tatapan iri dari seluruh teman perempuan Avara yang saat ini menatap mereka berdua.

"Ikut aku" kata Avaro tanpa ekspresi. Avara hanya mengikut saja. Ia menarik tangannya yang ditarik Avaro. Setelah itu berjalan di belakang Avaro. Avaro menghentikan langkahnya,Avara yang berjalan menunduk dibelakangnya akhirnya menabrak punggung Avaro.

"Aww.." rintih Avara sembari mengelus keningnya. Lain halnya dengan Avaro yang hanya diam,berbalikpun tidak.

"Gunakanlah matamu dengan baik,Avara!" Peringat Avaro. Avara hanya meringsut kesal dan berjalan mendahului Avaro.

"Avara!" Panggil Avaro kesal. Avara yang berada di depannya dengan posisi membelakangi pria itu menghentikan langkahnya. Ia memejamkan matanya untuk menambah kesabarannya dalam menghadapi Avaro

"Apa?" Tanya Avara sedikit ketus dan menoleh untuk menatap Avaro.

"Jangan berjalan di depanku,aku bukan asistenmu" ucap Avaro. Avara hanya memutar bola matanya malas,lalu beranjak ke arah belakang Avaro.

Romantic But PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang