Aku menganggapmu gadis baik juga. Bahkan aku menganggapmu sebagai kekasihku -Alvaro Samuel Ditama
**********
Avara berdiri di depan gerbang sekolah. Ia sama sekali tidak melihat kendaraan umum yang lewat di hadapannya. Menyebalkan.
Setelah beberapa saat,sebuah motor sport berhenti dihadapan Avara dan sang empunya motor pun membuka helm yang dikenakan. Sebuah senyum mengembang diwajah orang itu,begitupun Avara.
"Kau menunggu siapa?" Tanya orang tersebut.
"Angkutan umum" jawab Avara singkat.
"Ikutlah denganku,aku akan mengantarmu pulang" tawarnya. Avara diam,mengingat sekolah sudah sepi dan Avaro yang tidak dapat menjeputnya karena urusan penting,apa Avara terima saja tawaran dari orang itu?. Ayolah,mengapa Avara menjadi memikirkan Avaro terlebih dahulu? Mengapa ia menjadi bergantung pada Avaro sekarang?
"Avara!" Panggil orang itu.
"Hah? Oh,baiklah aku ikut denganmu. Terima kasih Dafa" ucap Avara. Setelah itu,mereka pun melenggang.
Hari telah beranjak menuju malam hari,tapi pria itu tidak menampakkan dirinya. Avara duduk di sofa ruang tengah,ia heran dengan dirinya saat ini,mengapa ia rela menunggu pria itu hingga malam seperti ini? Avara hanya menghembuskan napas gusar.
"Apa ada yang mengganjal dipikiran nona?" Tanya Melina tiba - tiba.
"Oh,tidak" jawab Avara cepat.
"Kalau begitu, apa nona tidak ingin mengetahui tentang tuan Avaro sedikit lebih dalam?" Tawar Melina.
"Menarik" gumam Avara lalu mengangguk. Walaupun ia tahu banyak tentang pria itu di masa kecil. Namun,Avara tidak tahu tentang pria itu di masa saat kini,karena memang mereka berpisah lumayan lama.
"Baiklah. Tuan Avaro adalah anak yang hebat. Ia sangat baik,tapi dendam dihatinya sering mengalahkan akal sehatnya. Ia pria yang tangguh. Ia bisa hidup dan besar tanpa kedua orang tuanya. Bahkan karena ketangguhannya,ia sukses dalam merintis sebuah saham perusahaan yang kini menjadi sangat melejit dan terkenal. Ia akan sangat membenci orang yang merebut miliknya,ia tak akan segan - segan untuk melenyapkan orang yang merebut sedikit saja miliknya sampai orang itu memohon akan hidup ataupun matinya. Sama seperti ia membenci salah satu wanita yang merusak keluarganya dan membunuh ibunya. Ia menjadi seperti sekarang karena dendam" jelas Melina. Avara masih menyimaknya dengan serius.
"Satu yang nona perlu tahu,ia membutuhkan nona. Ia hanya ingin nona berada disisinya dan selalu menyemangatinya. Perlahan ia akan berubah menjadi pria yang lebih hangat atau mungkin sangat hangat" lanjut Melina. Avara mendengarkan seluruhnya,tidak ada kata - kata Melina yang terlewatkan.
"Jadi,ia memiliki perusahaan? Bahkan ia masih terlalu muda untuk memimpin perusahaan terkenal" ucap Avara tak percaya. Namun,percayalah ia menyimpan perasaan kagum terhadap pria itu.
"Iya,itulah tuan Avaro. Tetaplah bersamanya,cintai ia. Aku yakin,kau bisa melakukannya" ucap Melina,lalu pamit dan melenggang pergi dari hadapan Avara.
Avara berdiri dari tempat tidurnya. Ia harus mengambil segelas air mineral. Ia segera beranjak menuju pintu dan membukanya. Saa ia membuka pintu kamar itu,ia terlonjak kaget karena Avaro yang berdiri di hadapannya.
"Apa yang kau lakukan di depan pintu kamar?" Tanya Avara sinis. Avaro hanya diam sambil menatap detail gadis dihadapannya.
"Apa saja yang kau lakukan dengan Dafa?" Tanya Avaro dengan nada kesal. Katakanlah jika Avaro sangat posesif pada gadis itu.
Avara menatap Avaro terkejut,darimana pria itu tahu jika ia pulang dengan Dafa. Tapi apa yang perlu ia risaukan, Dafa hanya sahabatnya.
"Kau menganggap diriku apa? Sehingga kau bertanya apa yang aku lakukan dengan Dafa? Aku ini gadis baik dan aku hanya diantar pulang oleh Dafa" celoteh Avara. Terukir senyum tipis,bahkan sangat tipis dibibir Avaro. Akhirnya ia bisa melihat dan mendengar celotehan itu kembali,pikirnya.
"Aku menganggapmu gadis baik juga. Bahkan aku menganggapmu sebagai kekasihku" jawab Avaro sambil menatap Avara dalam.
Sedangkan Avara,ia merasakan tubuhnya menegang,perlahan ia menatap Avaro. Apa? Kekasih? Seketika perasaannya mengatakan jika pria yang kini dihadapannya adalah Avaronya. Avaro yang sangat ia rindukan.
"Jadilah kekasihku" ucap Avaro dan menarik Avara ke dalam pelukannya. Avara hanya diam,ia sendiri bingung,kenapa ia tidak menolak pelukan itu? Dan sayangnya pelukan itu terasa sangat nyaman dan mungkin, sangat Avara rindukan.
Avara menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan pria itu. Air matanya perlahan jatuh. Ia merasakan itu saat ini. Ia merasakan jika pria itu benar - benar Avaronya. Avara mengeratkan pelukannya. Ia ingin menyalurkan rasa rindunya lewat pelukannya. Tangan Avaro bergerak untuk mengelus rambut Avara dengan lembutnya.
"Kau Avaro. Kau benar - benar Avaro" ucap Avara tanpa ingin melepaskan pelukan itu. Seketika, Avaro mengukir senyum manisnya.
"Iya,aku Avaro. Avaro yang merindukan Avaranya" kata Avaro pelan namun dapat di dengar oleh Avara dengan jelas.
"Avara,lebih baik kau istirahat. Ini sudah larut malam" kata Avaro setelah cukup lama dengan pelukan rindu mereka. Avara hanya mengangguk dan masuk kembali ke dalam kamar. Bahkan Avara lupa untuk mengambil segelas air,bukan?
TBC
Mksiiii yg udh baca cerita ini❤😙
Gmna, suka gk? Mudahan aj yak🙏😉💙💙
Maaf klo ad typo, jg ad yg krg jls ato gk nyambung gtu kta" ato pun klimatnya🙏😊dn stu lgi,semoga aj tmn" gk bosen baca ceritanya💛
Vote dn coment ya!😉
Love semuahhhhh❤😙😙❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic But Psychopath
Teen Fictionseorang gadis dengan paras cantik yang masih menduduki bangku SMA di salah satu sekolah luar negeri harus berhadapan dengan seorang lelaki psikopat yang ternyata adalah lelaki pemikat hatinya dimasa lalu. apakah gadis itu akan menjauh atau bahkan...