O5 • jas biru dongker

5.5K 902 17
                                    

Aromamu, bahkan masih tercium jelas meski sudah bercampur aroma lain.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Kamu besok mau pakai baju apa?" tanya Renjun yang saat ini sedang berada di dalam kamar Haechan.


Besok adalah hari dimana mereka akan wisuda. Bangga? Tentu saja. Sebagai mahasiswa dengan kewarganegaraan asing, itu adalah sebuah prestasi tersendiri bagi mereka.

"Gak tau, aku gak punya jas. Kamu?" kata Haechan.

"Aku ada sih, itu pun aku bawa dari China. Gak tau deh masih cukup atau enggak." kata Renjun.

Haechan menghela nafas, salahnya juga tidak menyiapkan keperluan hari wisudanya jauh-jauh hari. Jika seperti ini dia terpaksa harus membeli benda-benda tak berguna itu kan? Daripada membeli barang seperti itu lebih baik digunakan membeli bahan masakan.


"Kamu gak mau beli?" tanya Renjun.

"Ya pengennya gitu, tapi bulan ini pengeluaranku udah cukup banyak." jawab Haechan.

"Kamu bisa pakai uangku dulu, kalau mau." tawar Renjun.

Haechan menggeleng "Gak perlu, nanti aku cari sendiri." Haechan sedikit sungkan kalau dia terus menerus meminta bantuan pada Renjun.

"Gak apㅡ" ucapan Renjun terputus saat ponselnya berdering. Renjun melirik sekilas lalu memutar bola mata. Siapa lagi kalau bukan Jeno.




"Halo." ucap Renjun dengan nada malas.

"Kamu dimana?"

"Di apartemen Haechan, ada apa? Dan tolong kalau gak penting, mending kamu matiin aja. Setengah hari ini kamu udah telfon aku sebanyak dua puluh tujuh kali padahal ini masih jam satu siang."

Jeno terkekeh. "Ini penting, sayang. Anterin aku cari jas buat besok dong."

"Cih, penting dari mana nya?"

"Sangat penting, kan aku harus keliatan ganteng besok."

Lagi-lagi Renjun memutar bola matanya. Sedangkan Haechan hanya memandangi sahabatnya itu sambil memakan keripik kentang yang tadi dibawa Renjun.

[i]  c-,off'ee bl-,end ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang