O1 • secangkir kopi

11.9K 1.2K 59
                                    

Dan kopi tidak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya, karena di hadapan kopi kita semua sama.
.
.

Dan kopi tidak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya, karena di hadapan kopi kita semua sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Basah; hujan gerimis yang mengguyur kota Florence, Italia membuat beberapa orang sedikit berlari untuk mencari tempat berteduh guna menghindari tetesan air langit itu. Tak terkecuali pemuda manis bersurai cokelat madu dengan mata beruangnya. Dia merutuki dirinya sendiri karena mengabaikan tentang perkiraan cuaca hari ini di televisi pagi tadi.

Setelah puas memaki dirinya sendiri, mata bambinya menangkap sebuah coffee shop diseberang jalan, dan akhirnya ia memutuskan untuk berteduh disana.

Caffè Rosanò; namanya. Tempat yang tidak terlalu besar namun nyaman. Ada beberapa kursi dengan payung diluar, namun hujan membuat semua pengunjung beralih masuk ke dalam.


Buongiorno, cosa vuoi ordinare? (selamat siang, apa yang ingin anda pesan?)” sapa seorang pelayan saat pemuda bersurai madu itu berdiri dihadapannya.

Americano caldo per favore. (hot Americano, please)”

Per conto di chi? (atas nama siapa?)”

“Lee Haechan”

Ok, questo è un numero di tavolo, per favore aspetta. (baiklah ini nomor mejanya, silahkan tunggu)”


Haechan mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk. Lalu matanya menangkap meja kosong di sudut ruangan sebelah kiri, Haechan melangkahkan kakinya menuju meja tersebut sambil membawa nomor meja yang diberikan oleh pelayan tadi.

Setelah duduk dan meletakkan tas serta map yang dari tadi dia peluk, matanya memandang kearah luar jendela. Ia menghela nafas pelan, perasaan ini selalu muncul ketika hujan tiba. Perasaan yang berusaha Haechan kubur dalam-dalam, namun nyatanya hujan selalu mampu membawa kenangan yang telah dibuang bukan?


Mi scusi, questo è il tuo ordine. (permisi, ini pesanan anda)

Haechan tersentak pelan, lalu tersenyum ke arah pelayan tadi dengan ramah.

Grazie.



[i]  c-,off'ee bl-,end ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang