[i] c-,off'ee bl-,end ✓

O7 • begin?

I love it when you look at
me and smile.
.
.

.
.

Sekarang Haechan sedang duduk bersama ratusan mahasiswa yang akan wisuda lainnya. Meskipun dia sedikit telat akibat insiden tadi, tapi dia bisa duduk dibarisan paling depan berkat Renjun.

"Haechan, aku minta maaf." kata Renjun.

Sejak Haechan datang, Renjun terus menerus meminta maaf karena meninggalkannya.

"Renjun, kamu udah bilang gitu delapan kali. Dan aku udah bilang kan, it's okay, nothing's happen. Aku baik-baik aja." jawab Haechan.

"Tapi aku gak enak sama kamu, Chan." kata Renjun dengan ekspresi sedih.

Haechan merangkul Renjun lalu tersenyum "Renjun, aku gak apa-apa. Berhenti ngerasa gak enak gitu, lagipula aku juga udah disini sekarang."

Renjun mengangguk "Omong-omong kamu kesini sama siapa?" tanya Renjun. Haechan diam.

"Chan?" panggil Renjun. Haechan menoleh.

"N-nanti aku kenalin. Sekarang kita fokus sama acaranya dulu. Bentar lagi kamu dipanggil." kata Haechan.

Kini Haechan dan Renjun telah resmi menyandang gelar sarjana. Dan yang membuat Haechan bahagia lagi, dia berhasil menjadi salah satu mahasiswa yang wisuda dengan nilai terbaik bersama empat orang lainnya. Senyum terus terbit di bibir Haechan.

"Haechan selamat, aku gak nyangka kamu bisa dapat nilai terbaik. Kamu memang hebat." kata Samuel, salah satu teman kelasnya.

"Selamat ya, Chan." dan kata-kata selamat terus dia dapatkan dari beberapa temannya.

Haechan menghampiri Renjun yang sedang berdiri bersama Jeno.

"Wow, master kita datang." goda Jeno.

"Congratulation, babe. Aku tau kamu hebat." kata Renjun sambil memeluk Haechan. Haechan balas memeluknya sambil tersenyum.

"Thank you."

Lalu mereka melepas pelukannya, Jeno menyalami Haechan dan mengucapkan selamat tentu saja tidak luput dari kalimat godaan untuk Haechan.

Mata Haechan tiba-tiba menangkap sosok Jaemin yang berdiri di pintu gedung tempat dia wisuda. Dengan penampilan yang berbeda dari pagi tadi.