1O • tangisan hujan

4.9K 768 43
                                    

You're like eve's apple
something I want but can't have.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Jaemin mendesah frustasi, urusan kantornya benar-benar membuatnya pusing. Terlalu banyak permintaan kerja sama yang sebenarnya hanya lebih menguntungkan pihak mereka bukan keduanya.


Dia butuh kopi dan Haechan, tapi sayangnya Haechan bilang hari ini dia akan pergi bersama Renjun. Jadi Haechan tidak bisa menemaninya.

Tangan Jaemin menekan nomor di teleponnya.



"Per favore porta un bicchiere di espresso nel mio ufficio. (tolong bawakan espresso ke ruangan saya)" kata Jaemin lalu memutuskan panggilan tersebut.




Tak lama kemudian dia mendapat telepon dari Haechan.


"Halo."

"Halo. Jaemin, kamu dimana?" tanya Haechan.

"Dikantor. Kenapa?"

"Kamu pulang malam atau sore?"

"Belum tau, tapi mungkin aku lembur hari ini."

"Maaf ya, gak bisa nemenin kamu. Hari ini aku bener-bener sibuk diajak kesana kesini sama Renjun." ujar Haechan dengan nada menyesal.

"Iya, gak apa-apa."

"Haechan,sini! (suara Renjun) Iya sebentar! Yaudah, aku tutup dulu ya. Dari tadi Renjun berisik banget itu manggil-manggil terus."

Jaemin yakin saat ini wajah Haechan sedang cemberut. Membayangkannya membuat Jaemin tersenyum.

"Iya." lalu teleponnya dimatikan Haechan.




Tok tok tok

"Permisi, ini kopi anda." kata salah satu karyawan wanita.

Jaemin mengambil gelasnya lalu mulai meminum kopinya.



"Ada perlu lain?" tanya Jaemin saat melihat pegawainya belum keluar dari ruangannya.

[i]  c-,off'ee bl-,end ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang