ONE

79.7K 2K 52
                                    

Manhattan, New York, 15 November 2013

Malam ini, salju pertama turun, sedikit demi sedikit, hingga hujan salju yang cukup deras menyerang dataran New York. Udara berhembus sangat dingin dan menusuk kulit, uap-uap tebal mendorong keluar saat seorang pria di dalam mobil meniup tangannya yang tidak terlindungi oleh sarung hangat.

Joseph harus bisa bertahan melawan cuaca dingin sedingin itu jika tidak mau seluruh tubuhnya membeku dan mati rasa. Walaupun penyakit langka yang dideritanya sejak lahir tidak ada sangkut-paut dengan cuaca dingin, tetap saja Joseph perlu menghangatkan tubuh sekarang juga.

Lantas, ia pun menyuruh Gage, seorang asisten dan pengawal pribadi setia yang telah bekerja padanya selama lebih dari dekade, untuk menepi di sebuah bar kecil pinggir jalan. Entah kenapa, Joseph ingin masuk ke sana dan meminum segelas bir murahan sekedar untuk menghangatkan tubuh barang sejenak.

Sistem penghangat dalam mobil sudah dihidupkan sejak mereka pulang dari kantor, namun tetap saja tidak bisa membuat Joseph merasa nyaman. Dia perlu sesuatu atau seseorang yang bisa menghangatkan tubuhnya.

Tetapi menurut Gage, bar sekaligus tempat biliyar pinggir jalan yang kecil itu tidak pantas untuk disinggahi oleh seorang Williem.

"Saya bisa membawa Anda ke NoMad, Tuan." Gage mengusulkan tempat lain yang lebih baik.

The NoMad Bar terletak di NoMad Hotel bintang lima yang mewah, yang menawarkan keindahan interior tak tertandingi dan berbagai area tempat duduk berdesain modern, termasuk bagian balkon yang menghadap ke bar mahoni.

"Tidak perlu, Gage. Kita turun di sini," ucap Joseph tegas seolah tidak ingin dibantah lagi.

Joseph Williem memang terlahir dari keluarga kaya, dan kekayaannya semakin luas sejak ia membangun Williem Industries seorang diri, terlepas dari usaha miras milik ayahnya. Ia terbiasa hidup bergelimangan harta, tapi tidak membuat ia segan datang ke tempat rendahan.

Pria dengan tubuh tinggi 188 centi itu dikenal memiliki sikap rendah hati, meski semua orang tidak tahu bahwa dia sedang memakai topeng untuk terlihat sempurna. Meski begitu, Joseph tetap memainkan perannya dengan baik.

Disaat Gage bingung mencari tempat parkir karena tidak boleh sembarangan memarkirkan mobil di pinggir jalan, terlebih lagi menghindari tumpukan salju yang mulai menggunung, Joseph akhirnya masuk lebih dulu ke dalam bar dan menyapukan pandangan ke seluruh isi tempat itu.

Tidak terlalu buruk.

Di sana tidak kotor, tidak ada preman sok hebat yang membuatnya risih, dan keberadaan wanita penggoda kelas atas seperti di dalam klub ternama juga nihil. Benar-benar cozy dan menenangkan. Bahkan bar ini menyediakan penampilan live music yang semakin menambah nilai plus di mata Joseph.

Joseph memilih duduk dikursi tinggi depan meja bar. Ketika dia memesan segelas bir, suara merdu dari gadis yang menyanyi lagu See you Again dari Carrie Underwood terdengar memenuhi ruangan.

Kepala Joseph menoleh karena ia tidak melihat ada penyanyi di panggung kecil saat masuk tadi, hanya ada pemain drum dan gitar yang mengatur alat musik mereka.

Melihat gadis dua puluhan dengan rambut pirang bergelombang di sana, Joseph sontak tersenyum remeh. Tidak merasa tertarik karena penampilan gadis itu terlihat biasa saja tanpa ada kelebihan apapun selain suara merdunya. Bentuk tubuhnya juga bukan selera Joseph—berlekuk seperti jam pasir dan kaki jenjang memikat. Jadi tak perlu heran jika Joseph sering bermain dengan para model terkenal, meski hanya hubungan sembunyi-sembunyi.

Namun ketika Joseph mendapatkan kedipan mata seraya tunjukan jari saat gadis itu menyanyikan lirik "I will carry you with me", detak jantung Joseph seolah berhenti.

OBSESSION [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang