Bagiku, Jeno adalah rumah. Namun, dalam beberapa hal dan keadaan, laki-laki yang ku cinta hampir dua tahun tak bisa lagi ku sebut rumah.
Jeno tidak memilihku.
"Aku tak pernah mengira akan meninggalkanmu, Jena." ujar Jeno kala itu ditengah hujan yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia, Jena. Wanita dengan umur hampir mencapai 28 tahun yang kini menjalani hari-hari nya sebagai pekerja kantoran di salah satu perusahaan swasta yang terletak di tengah kota Seoul, Korea Selatan.
"Huh, capek. Goleran di kasur enak kayaknya nih" keluh Jena pada dirinya sendiri sembari menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki.
"너의 일은 끝났어?" Pekerjaanmu sudah selesai?, tanya seorang lelaki yang berada disebelah bilik meja kerja Jena.
"아직" Belum, jawab Jena lesu.
"Sekarang sudah hampir pukul delapan malam, lebih baik kau pulang dan selesaikan besok" ucap lelaki itu kemudian beranjak dari kursi.
Jena mengangguk, "Yah, aku juga tidak ingin bermalam dikantor" Jena mengedarkan pandangan nya. Kantor mulai sepi, dan dia bergidik ngeri. Beberapa hari ini kerjaan dia memang sudah menumpuk. Jena juga heran, semakin dia mengerjakan pekerjaan nya, bukannya semakin selesai malah bertambang banyak. Heol, apakah mereka bisa membelah diri seperti amoeba?!
***
Jadi, bagaimana? Apa kamu tertarik untuk ku ceritakan kisah Jena?
Tentang Jena, wanita yang selalu mendambakan menikah muda. Ternyata sampai sekarang ia masih tidur sendirian—?—ups!
Jena, dengan segala kesuksesan dan kepintaran di usia muda—serta kebucinannya terhadap satu orang yang ia suka—
Jena, wanita berumur yang tak sadar umur dengan sifat childishnya. Oh, bahkan dia akan berumur 30 di dua tahun mendatang! Ahjumma~
Dan beginilah, kehidupan Jena Lenora.
•••••
Hai! Terimakasih yang udah membaca. Aku ngga nuntut vote kok, kalau suka aja boleh vote. Tapi jangan lupa spam comment ya! Aku suka baca comment dari kalian. Bikin aku semangat nulis terus hihi