Selamat Membaca ✋
================================Pukul 15.30 tepat aku sampai di rumah. Puh. Hari ini sungguh melelahkan. Aku harus pulang telat karena ada perkumpulan menulis Mr. Theo. Belum lagi harus mampir ke rumah makan untuk membeli rendang pesanan mama.
Usai melepas sepatu, aku menyusuri rumah. Dimana mama? Si putih juga belum kelihatan.. biasanya Si Putih langsung menyambutku saat aku pulang—
Meow~
Baru saja aku membatin, si Putih telah muncul di hadapanku. Rupanya dari tadi ia bersembunyi di balik pintu. Dia langsung melingkar di kakiku, mengeong manja.
“Kamu sudah makan, Put?” tanyaku sambil menggendongnya. Si putih hanya mengeong pelan.
“Mama di mana, Put? Kamu melihatnya?” kini si putih mengeong antusias. Ia meloncat turun, langsung berlari ke belakang rumah. Oh, aku tahu sekarang. Pasti mama sedang mencuci baju.
“Mama..” panggilku.
“Astaga.. Baju ini susah sekali dicuci. Uh, tanganku sampai memerah!” gerutu mama memerhatikan tangannya yang memerah karena terus-terusan mencuci.
“Apa perlu kubelikan baju teknologi Klan Bintang lagi, Ma? Yang banyak sekalian? Supaya Mama tidak repot mencuci.” Sahutku bergurau seraya melangkah mendekat.
Mama menoleh, “Eh, kamu sudah datang rupanya, Ra. Bagaimana dengan rendang pesanan Mama? Kamu tidak lupa kan?”
“Tentu saja.” Aku mengangkat kantong berisi rendang setinggi kepala, sambil menyengir.
Mama ikut menyengir, “Thank you~”
“Mama belum selesai mencuci baju? Apa perlu Ra bantu?” aku menawarkan diri.
Tentu saja mama menolak. Aku sudah hapal tabiatnya.
“Tidak usah, Ra. Ini hampir selesai. Sebaiknya kamu bergegas ganti baju, cuci tangan, dan makan. Mama memasak sup kesukaanmu tadi.”
Tuh kan.
“Baiklah.. Ayo, Put.” Kataku mengajak Si Putih ke kamar.
◖⚆ᴥ⚆◗
Aku telah selesai mengerjakan apa yang mama suruh tadi. Bahkan aku sudah selesai makan malam barusan. Papa berkata akan pulang terlambat, jadi mama memperbolehkanku makan duluan. Dan kini, aku sedang membaca novel di meja belajarku. Lampu belajar kuhidupkan, begitupun lampu kamar. Si putih meringkuk di bawahku, membuat hangat kakiku.
Di luar hujan, sejak sore tadi. Mungkin mama sekarang tengah menunggu papa dengan cemas di ruang keluarga.
Aku menguap. Mataku sudah berat. Aku bergegas menutup novel, mematikan lampu belajar, lalu beranjak menuju tempat tidur. Tubuhku lelah, mengantuk. Sebaiknya aku beristirahat.
Belum genap selimut yang kutarik menutup tubuhku, ponselku berdering. Aku bergegas meraihnya.
Tunggu. Ali?
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLi Couple ( RAIB dan ALI )
FanfictionRAIB DAN ALI♡ [ ⚠ : HIATUS 🙏 ] .Cerita ini merupakan cerita FanFiction dari 'SERIAL BUMI'-NOVEL KARYA TERE LIYE. Jadi, disarankan baca novelnya Bang Tere (BUMI-KOMET MINOR) dulu sebelum baca cerita ini. Lagipula aku cuman minjem tokohnya Bang Tere...