6. Debaran yang tak kukehendaki pt. 2

6.4K 488 125
                                    


RaLi Couple
#06

⚠ : Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca :) & BACA AUTHOR NOTE DI AKHIR CERITA YA.. PENTING (Tentang kelanjutan cerita ini.) Thank youu..

Selamat Membaca, Gais!

Aku menyusul Ali. Berlari mengikutinya. Namun.. Aw! Sshh.. Aku reflek berhenti.

Gelap. Mataku terpejam erat.
Aduuhhh perihh..

"Ra? Hei, kamu tak apa?" Samar-samar kudengar langkah kaki Ali yang berlari ke arahku.

Cepat sekali langkahnya.

"Tidak apa, kok. Hanya kelilipan." jawabku yang masih sibuk mengucek mata.
(Hayoo.. Kemarin siapa yg bilang kalo Ra jatoh? Wkwkwk. Nyatanya cuma kelilipan, kyaaa:v)

"Bodoh. Mengapa dikucek sih? Memangnya baju apa? Lepaskan tanganmu. Biar aku yang melakukannya." Ucap Ali nampak.... kesal?!

Hei, ini kan bukan mauku.. Mengapa harus kesal sih? Yang mengalami juga aku, bukan Ali. Dasar biangkerok tidak logis! Lagipula ini juga gara-gara dia kan. Tch!

Mau tak mau aku menurut. Dengan mata yang masih terpejam, kuturunkan tanganku.

Ng? Mengapa tak ada reaksi? Hei, Ali hilang? Whoa.. Tidak lucu bila ternyata aku ditinggal sendirian olehnya.

"A-ali? Kamu masih di sana kan?" gumamku. Mataku perih saat kucoba untuk mengeriyip. Eish.. sial sekali.

"E-eh.. I-iya, Ra. Sebentar." Puh.. Syukurlah Ali tidak meninggalkanku. Lantas sedang apa ia barusan?

Perlahan kedua jari Ali membuka kelopak mataku, lalu meniupnya. Ah, meski sedikit perih, tapi aku harus menahannya.

"Sudah tidak perih, Ra? -eh jangan dikucek!"

Aku mengangguk, dan mengurungkan tanganku yang hendak mengucek mata lagi.

"Iya iya.. Cerewet." gumamku. Ali hanya memasang muka masam menanggapi kalimatku.

Saat aku hendak melangkah, Ali menahanku.

"Tunggu, Ra! Ada belek." serunya.

Eh, apa? Apa tadi? Be-belek? ASTAGA!

Terlambat. Tangan Ali hampir menyentuhku. Aaa.. Aku terdzolimi!
(ga deng:v)

"Ali.. Tidak usah" Aish.. Tentu saja aku malu!

"Diamlah.. Aku bisa melakukannya." gumam Ali yang terdengar keras di telingaku. Why? Yeah.. Karna jarakku dengannya memang cukup dekat. Atau mungkin sangat dekat? Entahlah.. Yang pasti pasokan udara di sekitarku seolah menipis saat ini.

Perlahan tapi pasti, ibu jari Ali mengusap ujung mataku. Lalu entah apa gunanya, Ali meniup mataku lagi-aku reflek mengerjap.
Eh, melihat Ali sedekat ini... Rasanya berbeda. Apalagi Ali seperti sedang berpose bibir mengerucut. Yah, dia sedang meniup mataku-entah apa faedahnya. Tapi, posenya seolah Ali hendak menciumku. Astagaaa.... Aku tak tahan lagi.

"Ali.. Ingin es krim?" tanyaku ngawur sambil mengambil jarak dengan mundur beberapa langkah.

"Hah? Aduh.. Kamu merusak suasana saja deh, Ra. Baiklah.. Coklat ya." kata Ali lalu berlalu ke kursi kayu di sana.

RaLi Couple ( RAIB dan ALI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang