Hai Guys! Sebelumnya MAAF banget ya.. Karena aku baru update sekarang.
On ma-eum-eul dahae mianhae
(人 •͈ᴗ•͈)[Baca part sebelumnya dulu kalo lupa:)]
Masih Author side, ya..( ꈍᴗꈍ)
Raib membuang napas pendek, menatap sang lawan bicara tak habis pikir, "Jadi, kamu datang kemari ingin apa, Ali?"
Ali menyesap jus jeruk yang baru saja Mama Raib sajikan. Beliau terlihat bersemangat saat menyajikannya, bahkan berkali-kali melirik Ra dengan tatapan menggoda.
Maksudnya lho apa? Ingin sekali Ra menyerukan kalimat tersebut.
Raib sempat bertanya-tanya, mengapa mamanya itu berbohong padanya? Kan ini hanya Ali. Mengapa bilangnya Seli? Dan saat mendengar penjelasan Ali, ia jadi paham. Bahwa memang benar Si Biangkerok itu melarang mama untuk memberitahunya. Mereka bersekongkol, entah untuk apa.
Ali mengendikkan bahu, "Ayo makan angin."
Ra menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, memalingkan wajah, "Tadi kenapa kamu melarang mama untuk memberitahuku jika itu kamu? Malah bawa-bawa Seli.." Tanyanya menghiraukan perkataan Ali.
Menepiskan bibir, pemuda itu lantas mengambil sesuatu di balik punggungnya, "Karena ini?"
Raib refleks mengangkat alisnya terkejut, ternganga kecil, "Itu...apa?"
"Kejutan."
Ali menyerahkannya pada Ra, sebuah buket bunga mawar mini bersama papper bag sedang berwarna biru pastel.
"Untukku?" Tanya Ra dibalas anggukan.
"Tapi-
"Kubilang, ayo makan angin." Sela Ali. Pemuda itu masih menatap Ra teduh, seperti awal bertemu tadi. Hal itu tentu menimbulkan tanda tanya di kepala Raib, seperti: Orang ini kenapa?
"Kamu tidak sedang sakit kan? Kenapa tiba-tiba? Kamu sep- Ah, aku tahu, kamu punya maksud lain kan? Wah, iya ini pasti." Ra menyenderkan tubuh sambil bersidekap, memandang Ali dengan mata memicing.
"Ck, Aku serius, Raib. Aku bahkan sudah meminta izin mamamu tadi. Syukurlah, mamamu langsung mengiyakan. Hehe.."
Mata Raib terbelalak. Mamanya menyetujui? Wah.. Ini tidak beres. Ia menggelengkan kepalanya heran, memijat tengkuknya yang terasa kaku.
"Bagaimana? Kamu mau kan? Kalo begitu, aku akan datang lagi pukul 7 malam. Sampai nanti!" Ujar Ali cepat lalu langsung beranjak pergi. Sontak Ra melongo, kemudian berlari keluar.
"HEI, ALI!! AKU TIDAK BILANG IYA!!!!" Teriaknya.
Tapi percuma. Ali baru saja menghilang bersama Ily, kendaraannya.
Meninggalkan Raib dengan sejuta kekesalannya. Ra mengusap kepalanya kasar, menggeram, "Biangkerok sialan!"
( ꈍᴗꈍ)
Di lain sisi, Ali menahan senyum mati-matian. Ia membayangkan bagaimana Ra mengumpatinya. Ah, pasti lucu.
"Oh iya, sekarang jam berapa ya? Aku harus bersiap." Gumamnya bermonolog.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLi Couple ( RAIB dan ALI )
Fiksi PenggemarRAIB DAN ALI♡ [ ⚠ : HIATUS 🙏 ] .Cerita ini merupakan cerita FanFiction dari 'SERIAL BUMI'-NOVEL KARYA TERE LIYE. Jadi, disarankan baca novelnya Bang Tere (BUMI-KOMET MINOR) dulu sebelum baca cerita ini. Lagipula aku cuman minjem tokohnya Bang Tere...