[4] Restu

16.8K 483 16
                                    

* * *
Jangan lupa vote or komen ya
Makasih 😊
* * *

Aku sudah diperbolehkan pulang bukannya aku pulang kerumahku melainkan Romi ngotot untuk pulang kerumahnya tinggal bersamanya agar ia bisa memantau ku juga ada yg mengurus keperluan ku karena ada asisten Rumah tangga  dirumahnya itu.

Romi memiliki rumah sendiri sejak ia menjadi Direktur utama di perusahaan ia memutuskan untuk tinggal sendiri ingin mandiri itulah yg ia katakan, karena ibunya tak percaya ia bisa mengurus diri sendiri ibunya mengirimkan asisten rumah tangga untuk anaknya tak tanggung 3 sekaligus dengan peran berbeda.

Mbok Jum bagian masak
Mbak Sri bagian mencuci baju sekaligus setrika
Pak Rohmat satpam
Sedangkan untuk bersih-bersih rumah mbok Jum dan Mbak Sri bergotong royong.

Aku fikir aku akan tidur di kamarku sendiri namun salah! Romi memaksaku untuk tidur seranjang dengannya! Meski aku menentang sebab kita belum Menikah namun bukan Romi namanya jika ia menerima penolakan! Agar tak ada tengkar saat aku baru datang dirumah mewah ini aku pun menurut saja.

"Akh lihat menggemaskan bukan? Tak Sabar aku menantinya lahir kedunia mengendong tubuh mungilnya.. Nak cepatlah lahir." Ucap Romi setelah menatap foto hasil USG kemudian mengelus perlahan perutku yg masih rata itu.

"Sabarlah menantinya 8bulan lagi. Dan saat itu ku pastikan kau akan terganggu dengan tangisannya dimalam hari! Kau tak boleh mengeluh terganggu! " Jawabku senang!

"Tak akan mengeluh! Tentu saja!" Ucap Romi mantap.

Romi memandangku dengan senyuman menunjukkan bibir eksotisnya itu seketika aku menginginkan kecupan bibir nya itu akh mesum! Segera aku memelingkan wajahku dari wajahnya.

Seakan Romi tahu apa yg aku fikirkan tangannya pun meraih pipiku mengarahkan pandanganku untuk menatapnya, gugup! Yak aku gugup dengan tatapan banyak artist darinya itu!

Perlahan Romi mendekatkan wajahnya ke arahku seakan lidahku kelu perlahaan perlahan sembari jemarinya mengelus pipiku itu,  dan CUP! bibirnya berhasil mengecup bibirku.

Aku terdiam Romi melepas kecupannya aku malah memejamkan mata seolah meminta lagi untuk dikecup yak memang benar! Tapi kan!!

Tangan Romi berpindah ke leher jenjang ku kemudian kembali mengecup bibirku! Yak ini bukan kecupan biasa! Namun ini gairah mencium ku! Tanpa penolakan aku menerimanya dan mulai mengikuti permainannya itu, jantungku kini berdegup kencang sekali nafas kami memburu! Ku yakini aku benar jatuh cinta padanya! Namun tak tau dengan Romi

Orangtua Romi sudah kembali ke Indonesia dengan mengumpulkan keberanian ku akhirnya bersedia untuk menemui orangtua Romi, aku sudah siap dengan keputusan terpahit yg akan ku dengar dari orangtua Romi itu.

Dengan lembut Romi menggandeng tanganku memasuki rumah super megah itu untuk bertemu dengan orangtua nya, seakan ia tau kegelisahanku sebelum kami membuka pintu untuk segera masuk Romi memberikan kecupan lembutnya di bibirku membuatku yakin bahwa apapun yg terjadi Romi pasti akan memihak padaku.

Kamipun memasuki rumah diruang keluarga sudah menunggu sosok pria wanita sudah ku yakini mereka adalah orangtua Romi menatap intens kepadaku, seakan menujamku dengan seribu pertanyaan meski hanya dengan menatap saja.

Ibu Romi mempersilahkan kami duduk sudah pasti Romi duduk disampingku dengan tangannya yg terus mengandengku mengenggam tanganku tak ingin melepaskanku, tingkah putranya itu di lihat oleh orangtuanya sangat jelas.

"Jadi jelaskan semuanya." Ujar Ayah Romi dengan suara yg sangat tenang dan berwibawa itu.

"Romi sangat mencintai Tasya karena kegilaanku dengan Tasya membuatku menghilangkan akal sehatku sehingga aku meniduri Tasya dan iapun kini hamil! Aku harap kalian merestui kami?" Ujar Romi sedikit berbohong dengan kata Cinta?

"Benarkah.?" Tanya ibunya sembari menatapku intens.

"Benar sekali! Memang awalnya aku selalu ditolak olehnya telah mengejarnya pada akhirnya cintaku tersampaikan iapun menerima cintaku yah meski teelambat ia menerima cintaku setelah ia tau mengandung anakku."

"Apa benar itu Tasya.?" Tanya ayah Romi kini bertanya padaku, awalnya aku ragu namun aku yakin berkata jujur itu penting meski ku yakini Romi tak akan setuju itu, hanya saja aku tak ingin berbohong itulah yg diajarkan oleh orangtuaku  meski aku pernah berbohong mengenai 'malam itu' siapa wanita itu saat Romi bertanya.

"Maaf sebelumnya Pak Bu? dan Romi maaf aku harus berkata jujur sebab aku ingin memulai hidup baruku bersamamu tanpa kebohongan sedikitpun, meski nantinya kalian tak akan menerimaku maka aku akan siap menanggung resikonya tapi inilah kebenarannya apa yg dikatakan Romi sepenuhnya tak benar." jawabku

Ku yakini Romi sudah gusar ia mengenggam tanganku erat menggelengkan kepalanya agar aku tak menceritakan kebenarannya namun ku yakini orangtuanya ingin tahu kebenarannya.

Aku pun mulai berbicara sebelum tersenyum pada Romi bahwa semua akan baik saja aku harus jujur dengan semuanya sepeeti yg aku ucapkan tadi ingin memulai hidup baru jika ingin bersama Romi tak ada kebohongan hanyalah kejujuran, Romi menyerah mengusap punggung tanganku memberiku izin pada akhirnya.

Aku menceritakan kejadian sebenarnya dari awal mula mengapa kami sampai pada titik saat ini bagaimana kacaunya Romi saat mengetahui cinta yg selama ini ia rindu kan telah menikah bahkan mempunyai anak sehingga ia nekat untuk mabuk-mabukkan dan pada akhirnya ia menodaiku, kehamilan yg awalnya aku sembunyikan tanpa meminta pertanggung jawaban Romi karenanya aku hamil bahkan niatku untuk menghilang dari hidup Romi.

Setelah ku selesai menceritakan semuanya tak ada jawaban dari ayah maupun ibu Romi mereka terdiam dengan fikiran masing-masing, aku tlah siap akan penolakan ini menatap Romi yg sangat gelisah aku mengenggam erat tangan Romi untuk membuat nya tenang.

Ayah Romi bangkit dari duduknya menghampiri Romi menarik kasar tangan Romi hingga mereka berdiri berhadapan dan *Plak* tamparan keras mendarat di pipi kanan Romi

Sakit! Hatiku merasa sakit dan sangat bingung dengan situasi ini! Romi hanya terdiam dan *Plak* tamparan kedua mendarat di pipi kirinya lengkap sudah kedua pipi Romi merah akan tamparan sang ayah, dengan kasar ayah Romi mejambak rambutnya sendiri dengan geram kemudian menatapku.

"Dasar anak brengsek!! Kau ini anakku tetapi mengapa sebrengsek ini hah! Menghamili wanita baik seperti Tasya! Itu adalah tamparan tak seberapa dariku mewakili Tasya, sudah pasti ia tak akan bisa menamparmu seperti itu! Mulai sekarang aku adalah Ayah Tasya! Jika kau membuat Tasya menangis tak perduli kau anak kandungku atau bukan akan ku kubur kau hidup-hidup! Mengerti!!" suara bentakan ayah Romi menggema diruang keluarga itu.

Tanpa sadar aku menitikkan airmata tak percaya akan pendengaranku sendiri apa yg diucapkan oleh ayah Romi ia memang terlihat kasar namun aku yakini aku telah mendapat restu dari calon Ayah mertuaku itu,

"Aku berjanji Ayah!" jawaban mantap Romi kemudian memeluk ayahnya meski awalnya ayahnya menjitak kesal anaknya kemudian membalas pelukan putra bungsunya itu.

"Maafkan perbuatan Romi padamu ya Tasya, Ibu malu dengan kelakukan Romi ini." ucap ibu Romi yg ku yakini juga telah merestui ku dengan putranya itu.

Ibu Romi merentangkan tangannya menandakan untukku segera memeluknya tanpa fikir panjang aku masuk kedalam pelukannya, hangat! Yak sangat hangat! Aku merindukan sosok ibu yg telah hilang selama 6tahun ini tanpa sadar aku menangis pilu dalam pelukan ibu Romi dengan lembut ia mengelus punggungku menenangkanku.

"Bulan depan kita langsung kan Pernikahan kalian secara mewah sebab Romi adalah pewaris perusahan tersohor aku ingin Tasya dikenal oleh kolega kita sebagai menantu yg telah kami nantikan selama ini,  dan Tasya terima kasih telah menerima kebrengsekan Romi dan menjadi keluarga baru kami." ujar Ayah Romi dengan anggukkan senang bahagiaku!

* * *
Bersambung hay pembaca gelap😝
Vote or komen dong hehe
Makasih yg udh follow 😘
* * *

My Boss!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang