Sopan nggak sih seorang cowok tanya ke cewek baik-baik, "eh di anumu ada tahi lalatnya, nggak?" huahahaha Apakah si cowok harus meniduri setiap cewek untuk cari tahu apakah ia punya tahi lalat di dekat gua kenikmatannya?
Menurut dongeng anak-anak se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cindy tidur di pelukan Jordan, sudah beberapa lama mereka tidak berhubungan sex, Jordan tidak ingin rahim Cindy berkontraksi saat orgasme dan keguguran. Ia benar-benar mencintai Cindy, bukan hanya tubuhnya.
Jordan mengelus tubuh telanjang Cindy dengan sayang, terutama perutnya. Cindy tidak yakin itu anaknya atau anak Andrew, tapi ia tidak perduli. Ia sudah ingin merebut Cindy dari Andrew, tapi Cindy minta waktu, ia belum siap mengakui perselingkuhannya.
Ia membuka handphone dan melihat foto kedua anak kembar itu. Cindy sudah mengirimkan kepadanya. Cindy tidak menjawab siapa dia, tapi sebelum mengembalikan handphone Cindy tadi, ia tak sengaja mengusap layarnya, dan melihat foto-foto lain, foto anak itu di villa George.
Sebelum ia menutup album foto itu, ia melihat foto drop off lobby apartemen Senopati, hatinya bertanya-tanya, mengapa Cindy memotretnya. Rasa ingin tahu membuatnya menzoom foto itu, ia melihat Andrew memeluk seorang perempuan, ia mengenalnya, dia Edith, masih kerabatnya.
Jordan akan menelpon Edith waktu Nicholas menelponnya.
"Where are you?"
"It's none of your business, cousin."
"Are you with Cindy? Let me in."
"I am not in Senopati."
"Where are you?"
"Why do you want to meet me?"
"Kamu tahu nggak ia punya suami?"
"Dia sudah cerita."
"Kamu tahu nggak ia juga tidur dengan Harold?"
"YOU ARE KIDDING!"
Nicholas tertawa, "Dia punya anak dengan Harold."
"Aku tidak percaya." Jordan menutup telpon.
Nicholas mengirim foto, Cindy dengan kembaran Jessica.
Jordan cepat berpikir, apakah ia akan marah bila Cindy punya anak dengan Harold? Ia sudah siap menerima anak dalam kandungan Cindy, meskipun bila anak itu bukan benihnya, tambahan seorang anak lagi tidak masalah. Itu bagian dari masa lalu Cindy.
Cindy menggeliat bangun, ia meraih handphone melihat jam berapa, sebuah pesan muncul. Jordan mengirimkan fotonya memeluk Jordy, ia tak ingat punya foto seperti itu.
"Siapa dia?"
"Anakku, Jordy."
"Jordy?" Jordan tersenyum, merasa lucu Cindy memberinya nama mirip dengan namanya, "Umur berapa?"
"Bulan depan empat tahun."
"Anaknya Harold? Dia seperti kembaran Jessica."
Cindy menarik napas panjang. Bagaimana ia mengatakannya, ia menduga Jordy adalah anak Jordan.
