Sopan nggak sih seorang cowok tanya ke cewek baik-baik, "eh di anumu ada tahi lalatnya, nggak?" huahahaha Apakah si cowok harus meniduri setiap cewek untuk cari tahu apakah ia punya tahi lalat di dekat gua kenikmatannya?
Menurut dongeng anak-anak se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cindy baru saja selesai UN SMU waktu ia hamil, sekarang ia sudah lulus kuliah dan menunggu waktu wisuda. Ia mengambil jurusan arsitektur dan akan bergabung dengan ibu tirinya.
Hidup bersama ibu tiri dan kedua anaknya yg sering membullynya membuat Cindy merasa seperti Cinderella. Marsha dan Clara memanggilnya dengan sebutan-sebutan tidak pantas. Mereka malas, tidak mau membantu mengurus rumah. Memang sih ada pembantu, tapi apa salahnya ikut bekerja meringankan pekerjaannya? Untungnya Cynthia – ibu tirinya – baik kepadanya, hanya ia terlalu sibuk untuk menghentikan kejahilan anak kandungnya.
Andrew sebaya dengan Marsha. Kedua orangtuanya sudah bekerja sebelum Andrew lahir. Cynthia juga menyayanginya, dan membayar sekolahnya sampai lulus sarjana.
Ayah Cindy menikah dengan Cynthia waktu Cindy berumur lima tahun. Mereka berempat – Andrew, Marsha, Clara, dan Cindy – tumbuh besar bersama. Andrew sudah seperti kakak untuk Cindy, ia yg membelanya bila Marsha dan Clara menjahilinya. Dan sampai sekarang, Andrew tetap menjadi pelindungnya, sebagai suami dan ayah yg baik.
Marsha tinggal dari Singapore, ia seorang fashion designer, sedangkan Clara menjadi model, kebanyakan ia berada di Milan.
Cynthia meminta Andrew dan Cindy tetap tinggal di rumahnya setelah menikah, apalagi kedua orangtua Andrew bisa membantu menjaga Jordy saat Cindy sibuk kuliah. Tak ada yg tahu bahwa Jordy bukan anak kandung Andrew, mereka berdua menyimpan rahasia ini rapat-rapat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selama liburan kuliah, Cindy sering membantu Cynthia di kantornya. Dan setelah lulus, secara resmi ia diterima bekerja di Cynthia and associates. Cynthia sangat senang Cindy memilih jurusan arsitektur, akan ada yg menjadi penerus usaha yg susah payah dirintisnya.
Suatu hari Cynthia dan Cindy menghadiri meeting di Hartono Enterprise. Cindy dapat melihat Cynthia sudah capai, klien ini sangat rewel dengan proyek yg satu ini, sudah disain yg ke sepuluh dan mereka masih belum setuju.
Ini bukan proyek pertama Cynthia dengan Hartono Enterprise, entahlah mengapa mereka sulit sekali mencapai titik temu antara keinginan owner dan bagaimana arsitek menterjemahkannya ke dalam disain.
