[M.Y.T 03] Pregnant

29.9K 1.6K 32
                                    

Satu bulan kemudian.

"Bagian dalam gedungnya lebih baik dicat warna coklat dan jangan lupa untuk memberi akses seperti lorong menuju tempat fanmeeting."

Vion mematikan ponselnya kemudian berjalan menuju parkiran mobil. Beberapa orang yang mengenalnya menyapanya dengan ramah dan disambut senyum ramah oleh Vion.

"Hoekkk..."

Vion menutup mulutnya saat bau kendaraan membuatnya mual. Apalagi banyak orang yang membuka pintu mobilnya sehingga bau dari dalam mobil itu keluar dan mengenai indera penciuman Vion.

"Hoekkk..."

Ia segera berlari menuju toilet yang ada di parkiran mobil. Dengan sekuat tenaga ia muntah kan makan siangnya dan sebelah tangannya memijat leher belakang.

Setelah selesai, Vion mencuci wajahnya kemudian menatap wajahnya di cermin.

Wajah pucat dan terlihat lesu.

"Apa aku sakit?" Gumamnya. Vion segera pergi kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Masalah barusan, mungkin ia sedang masuk angin. Vion melajukan mobilnya menuju sebuah mansion mewah bercat putih dan memiliki ukiran khas Italia.

The House of Millenium. Sebuah mansion yang ditempati oleh orang tua Vion serta pekerja rumah tangga yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun. Setiap bulan, Vion akan datang ke mansion ini untuk bertemu orang tuanya.

Tidak ada alasan khusus dari tujuan kedatangannya. Ibunya hanya rindu padanya dan Vion akan menuruti keinginan ibunya.

Seorang satpam segera membuka gerbang mansion saat Vion membunyikan klakson mobilnya. Mobil mewah itu melaju perlahan menuju garasi yang ada di samping mansion.

"Selamat datang Tuan muda. Nyonya sudah menunggu anda di taman belakang," ujar seorang pelayan yang menyambut kedatangan Vion.

"Terimakasih, aku akan ke sana." Pelayan tersebut tersenyum ramah kemudian berjalan mendahului Vion.

Sesampainya mereka di taman belakang, pelayan tersebut menghampiri Dellinda untuk memberitahukan kedatangan Vion.

Vion memeluk ibunya dan tak lupa mengecup kening wanita yang telah melahirkannya.

"Tumben sekali kamu datang cepat. Tidak sibuk?" Tanya Dellinda. Vion menggeleng kemudian mengambil kue yang ada di meja.

"Vion minta libur setengah hari dan kebetulan rekan kerja Vion tidak mempermasalahkannya."

Dellinda tersenyum senang. Sesibuk apapun Vion, putranya itu pasti akan meluangkan waktu untuknya.

"Kapan kamu akan menikah?"

"Uhukkk..."

Vion tersedak minumannya kala Dellinda bertanya.

"Ibu!" Vion menegur ibunya.

Dellinda tertawa kecil. "Umurmu sudah cukup untuk menikah. Ibu sangat ingin menimang cucu. Banyak teman-teman Ibu yang sudah memiliki cucu."

Vion menghela nafas berat. "Umur Vion masih 26 tahun dan sedang sibuk bekerja, Ibu. Nanti saja ya, menikahnya?"

Dellinda mengangguk paksa. Ia tidak akan memaksa Vion lagi.

"Usahakan, 2 bulan lagi saat ulang tahun pernikahan Ibu dan Ayah, kamu harus membawa calon istrimu."

Vion mengangguk. "Ya, akan Vion usahakan."

Obrolan mereka berlanjut hingga saatnya makan malam.

Marry You, Thalia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang