[M.Y.T 09] Sorry

23.1K 1.2K 20
                                    

Untuk memastikan kebenarannya, Vion mengerahkan anak buahnya untuk menyelidiki kehidupan Thalia. Dua hari kemudian, ia berhasil mendapatkan jawabannya.

Thalia adalah orang yang ia cari selama ini. Vion juga sudah memeriksa CCTV club untuk memastikannya. Tinggal tes DNA yang belum ia lakukan.

Ia juga sudah mengetahui tempat Thalia tinggal selama ini. Rencananya, nanti malam ia akan ke sana bersama orang tuanya.

"Ibu, aku merasa gugup," ujarnya.

Dellinda hanya tersenyum memaklumi. "Berdoa saja semoga dia mau menerima mu."

Vion hanya mengangguk. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya dengan ditemani Ibunya. Tak terasa waktu makan siang telah tiba, ia menutup laptopnya kemudian mengajak Dellinda untuk makan siang disebuah restoran.

Saat menunggu pesanan, mata Dellinda tak sengaja menatap seorang wanita dengan bayi di pangkuannya. Ia ingat, itu Thalia dan Rion.

"Coba kamu lihat ke belakang," ujar Dellinda. Vion menoleh kemudian matanya melotot lebar.

Senyuman lebar terlihat di bibirnya. Keberuntungan sedang berpihak padanya. Thalia bersama Rion juga berada di restoran tersebut.

Rion tampak tertawa senang sambil memakan biskuit bayi yang ada di tangannya. Sedangkan Thalia sedang makan.

Vion hendak berdiri tapi Dellinda mencegahnya.

"Nanti dulu, apa kamu mau membuat Thalia terkejut?" Tanya Dellinda.

Vion tampak berpikir kemudian menggeleng. Tidak. Pilihan yang sangat buruk jika ia menghampiri Thalia sekarang.

Thalia akan terkejut kemudian memilih menghindar. Kemungkinan terburuknya, Thalia pergi dari kota ini.

Sore harinya, Vion tampak sibuk merapikan jas hitamnya di depan kaca. Berulang kali ia menata rambutnya dengan berbagai tatanan. Dellinda yang menemaninya merasa jengah.

Seperti perempuan, berdandan lama.

"Vion cepat! Ibu lelah menunggu mu," ujar Dellinda dengan wajah kesal.

"Sebentar, Bu. Aku harus terlihat tampan," balasnya.

Setelah selesai, mereka turun ke bawah. Ternyata, di ruang tamu Dellano sudah menunggu mereka.

Sepanjang perjalanan, Vion sibuk merangkai kata maaf di dalam pikirannya. Ia tidak ingin terlihat gugup di hadapan Thalia padahal sebenarnya, jantungnya terasa ingin lepas dari tempatnya.

Tak lama, mereka sampai di apartemen yang di tinggali oleh Thalia bersama Rion. Sebelumnya, Thalia sempat mengontrak di rumah sederhana sebelum akhirnya pindah ke apartemen.

Vion merapikan sedikit rambutnya kemudian menyemprotkan parfum agar ia senantiasa harum. Lagi-lagi Dellinda mendengus kesal.

Apa setiap laki-laki yang ingin bertemu pujaan hatinya akan bersikap seperti itu?

"Ayo kita harus cepat," ujar Dellano.

Ayah dari Vion dan kakek dari Rion itu tampak gagah berjalan di bagian depan. Vion sudah mengetahui nomor apartemen Thalia.

🔶🔹🔸🔷

Thalia tampak sibuk mencuci baju-baju Rion, karena hari ini Rion sudah berkali-kali ganti pakaian. Rion sangat senang makan biskuit bayi hingga remahan biskuit itu mengotori bajunya.

"Udah ya, Nak. Besok makan lagi rotinya, sekarang minum susu dulu," ujarnya sambil mengangkat Rion untuk di gendong.

Thalia menyusui Rion sambil sesekali menengok cuciannya yang ada di dalam mesin cuci. Ia mengusap-usap rambut Rion agar Puteranya itu tertidur.

Marry You, Thalia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang