[Name] memandang malas Kuroo yang memaksanya untuk mendengarkan semua apa yang dialaminya---tidak---lebih tepatnya yang dialami oleh anggota klub voli Nekoma. Satu helaan nafas keluar dari mulut [name] saat Kuroo menghentikan kalimat yang merupakan akhir dari ceritanya.
"Oh, lalu apa hubungannya denganku?"
Kuroo melipat kedua tangannya di depan dadanya, "setidaknya beri aku ucapan selamat atas kemenanganku dari Karasuno."
"Kemenanganmu? Bukan kemenangan Nekoma?"
Yaku menahan tawanya mendengar pertanyaan [name], sedangkan Aoi hanya diam mengunyah roti krim Sangatsudou sambil melihat pertengkaran kecil antara Kuroo dengan [name] yang selalu terjadi meskipun mereka berdua tidak satu kelas.
'Takdir?'
"[Name], kenapa kamu selalu bersikap acuh padaku padahal kita sudah saling mengenal selama tiga tahun?!"
"Karena aku tidak menyukai perilakumu."
Jawaban [name] membuat Kuroo merasakan beberapa panah yang menusuk jantungnya. Sebenarnya kata suka dan tidak suka bukanlah sesuatu yang bisa melukai perasaan seseorang. Namun, kedua kata tersebut dapat melukai perasaan seseorang tergantung dengan suasana dan pembicaraan mereka. Seperti halnya dengan Kuroo yang selalu ditolak dengan kata tidak suka oleh [Fullname].
"Nice kill."
"Kita tidak sedang melihat pertandingan voli, Yaku."
Yaku tertawa pelan mendengar tanggapan dari Aoi, "apa tidak ada hal bagus yang membuatmu menyukai perilaku Kuroo atau hal lainnya?"
Mendengar pertanyaan Yaku membuat [name] sedikit berpikir karena mengingat dirinya yang hampir---tidak---selalu mendapatkan gangguan dari kucing hitam itu.
[Name] mengangkat bahunya acuh tanda bahwa dirinya tidak mengetahui satu hal pun pada diri Kuroo yang bisa membuat dirinya mengagumi seorang kucing hitam nan licik Nekoma, Kuroo Tetsurou.
"Jadi untuk apa kamu membuat pose seperti berpikir jika tidak ada satupun, [name]??!!"
Kuroo berteriak histeris membuat beberapa teman kelas mereka berempat terkejut dan refleks menoleh ke arah bangku tempat mereka berada. Melihat Kuroo seperti seseorang yang telah menghabiskan cairan pembasmi serangga, [name] menghela nafasnya sebelum mengambil roti krim sagatsudou milik Aoi.
"Nice play, Kuroo. Selamat atas kemenangan tim voli Nekoma dari Karasuno. Kamu pasti melakukan block yang hebat dan licik, bukan?"
"Eh?"
Butuh seperkian detik bagi Kuroo untuk meresapi ucapan [name] yang sedikit memujinya. Kuroo terlihat sangat senang mendengarnya, sebenarnya [name] mengucapkan hal tersebut bukan karena terpaksa ataupun bukan untuk memujinya.
Hanya saja, jika tim sekolah memenangkan pertandingan meskipun itu hanya latihan kita harus senang, bukan? [Name] hanya menghargai tim voli Nekoma yang sudah bekerja keras untuk memenangkan latih tanding mereka, itu saja.
Dan [name] memuji Kuroo karena dirinya tidak ingin Kuroo semakin histeris jika dirinya tidak melakukan apapun. Itu lebih baik daripada membiarkan sisa waktu untuk hari ini diisi oleh teriakan dan perilaku histeris Kuroo, bagi [name]. Namun ternyata perkiraan [name] salah, karena sekarang Kuroo semakin histeris.
"[Name]! Kamu memang malaikat!"
"Terlalu berlebihan."
"Kuroo terlihat sangat senang."
"Kuroo, diamlah. Kau sangat berisik melebihi Aoi."
Ucapan Yaku membuat Aoi yang berada disampingnya tersentak kaget, "kenapa Yaku menjadikanku sebagai dasar target seberapa berisik bagimu?!"
Dan berakhirlah hari ketenangan untuk Yaku beserta [name] karena mereka berdua sudah membangunkan jiwa berisik yang berada di dalam tubuh Kuroo dan Aoi.
[MHS Project]
[High School Version]
[Kuroo Tetsurou x Reader]
[Haikyuu]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] High School [Kuroo Tetsurou] [HQ] [✅]
FanfictionIni cerita antara [name] bersama Kuroo Tetsurou yang bertemu dengan cara yang sedikit tidak terbayangkan namun cukup baik untuk dikenang. MHS Project High School Version Kuroo Tetsurou Version Story by AkariAFuku