Langit biru yang cerah menjadi objek indra penglihatan Kuroo. Suara burung yang berkicau di siang hari serta teriknya mentari membuat suasana tenang dan suasana tersendiri bagi Kuroo yang baru saja mengalami kejadian yang sangat menyesakkan untuk dikenang. Yaitu, tim voli Nekoma tereliminasi di semifinal Interhigh.
"Menangis?"
Kedua bola mata Kuroo melirik [name] yang kini duduk disampingnya. Tidak ada jawaban dari Kuroo untuk pertanyaan [name], meskipun [name] tahu jika Kuroo tidak menangis. Terlihat dari raut wajahnya yang tenang seperti tidak ada masalah apapun namun terlihat sangat lesuh.
"Tidak menangis?"
"Kenapa aku harus?"
[Name] melirik Kuroo yang masih berada posisi awalnya, yaitu menatap langit biru yang cerah. "Biasanya, setiap orang akan menangis jika menerima kekalahan" jawab [name] yang membuat Kuroo terkekeh pelan.
Hening.
Tidak ada satupun yang berbicara setelah [name] memberikan jawaban untuk pertanyaan Kuroo.
"Aku bisa melakukannya di rumah---
[Name] tahu apa yang dimaksud oleh ucapan Kuroo dan arah pembicaraan mereka nanti. Maka dari itu, [name] menunggu Kuroo menyelesaikan ucapannya.
---lagipula, aku tidak ingin kamu melihatku menangis."
Kuroo melihat [name] berdiri dari posisi duduknya, "tenangkan diri dan perasaanmu. Aku lebih tenang ketika melihatmu seperti biasanya, berisik dan menyebalkan. Karena melihatmu tanpa semangat seperti ini membuatku takut dan ingin membuangmu ke jurang, Kuroo."
"Itu jahat! Kamu jahat padaku, [name]!"
Seulas senyuman tipis terpatri di wajah [name], "tidak ada hal yang diinginkan oleh seseorang yang sudah berjuang selain kemenangan. Bersemangatlah, Kapten Kuroo Tetsurou" ucap [name] yang membuat Kuroo sedikit lebih tenang.
"Akan lebih bagus jika dia mengucapkan kalimat tersebut ketika kami memiliki hubungan khusus" gumam Kuroo dengan seulas senyum di wajahnya.
Tanpa Kuroo ketahui, suara gumamannya yang sedikit keras terdengar oleh [name] hingga membuat langkah kakinya terhenti.
"Maaf, untuk saat ini aku tidak bisa menyukaimu. Untuk saat ini, untuk seseorang yang memiliki nilai IQ yang cukup tinggi seharusnya kamu tahu maksud ucapanku, bukan?"[Name] kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Kuroo yang membelakkan matanya terkejut. Mendengar [name] mengucapkan hal yang berkaitan dengan gumamannya tadi, membuat Kuroo sadar bahwa dirinya menggumamkan keinginan perasaannya dengan suara yang cukup keras hingga bisa terdengar oleh [name] yang berjarak 10meter darinya.
"Sungguh memalukan. Bisa-bisanya aku bergumam tentang keinginanku dengan suara keras."
Helaan nafas keluar dari mulut Kuroo, "tapi entah kenapa aku sedikit tenang karenanya. Baiklah, aku kembali bersemangat! Musim panas nanti akan ada latihan dan latihan! Nekoma akan membalaskan dendam Interhigh di Kejuaraan Musim Semi nanti!"
Disisi lain, [name] mengulas senyuman tipis namun langsung tergantikan raut wajah tanpa ekspresi ketika melihat kedatangan Aoi.
"Cara yang tidak terduga, [name]. Aku kira kamu hanya seperti itu padaku."
"Aku juga tidak mengira jika kamu bisa sedekat itu bersama Yaku selain diriku, Aoi."
"B-berisik!"
"Kamu lebih berisik, Aoi."
[MHS Project]
[High School Version]
[Kuroo Tetsurou x Reader]
[Haikyuu]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] High School [Kuroo Tetsurou] [HQ] [✅]
FanfictionIni cerita antara [name] bersama Kuroo Tetsurou yang bertemu dengan cara yang sedikit tidak terbayangkan namun cukup baik untuk dikenang. MHS Project High School Version Kuroo Tetsurou Version Story by AkariAFuku