"Nenek, biarkan aku saja."
"Jangan banyak bergerak. Cukup duduk saja sambil minum teh hijau bersama Aoi."
"Tidak boleh menjahit syal ketika Nenek sedang menemani tamu."
"Tunggu, aku akan ambilkan air panas untuk melelahkan kue keras itu."
Nenek [name] hanya menurut dan melakukan apa yang [name] ucapkan. Hal tersebut membuat Aoi yang sedari tadi diam mengamati interaksi mereka berdua sambil meminum teh hijau.
"Ini."
Aoi menerima kardus yang berisi bermacam-macam bola dari seluruh cabang olahraga, "kami pinjam dulu ya. Aku akan memberitahu mereka jika kamu tidak bisa mengikuti festival olahraga."
"Tolong, ya? Aku harus menjaga Nenekku karena Orangtuaku tiba-tiba mendapat panggilan dari Bos mereka."
"Ah, aku baru ingat. Bulan september juga termasuk bulan peringatan lanjut usia. Kalau begitu aku akan membawakanmu seseorang yang ingin merubah perilakunya menjadi orang baik. Sampai jumpa [name], Nenek."
"Orang yang ingin menjadi baik?"
.
.
.
.
.
"Kenapa kucing hitam mesum yang datang?!" Seru [name] terkejut karena seseorang yang dimaksud Aoi adalah Kuroo Tetsurou. Senyuman atau lebih tepatnya seringai kecil terlukis dengan sangat jelas di wajah Kuroo, tentu saja hal tersebut membuat [name] kesal.
Dipikirannya, Kuroo mengingat kalimat yang diucapkan oleh Aoi saat menyuruhnya untuk membantu [name].
'Jadikan ini sebagai langkah pertamamu untuk merebut hati keluarganya! Aku mendukungmu! Semangat! Ah, mungkin saja kau bisa membuat [name] menyadari perasaanmu.'
[Name] sedikit memiringkan kepalanya bingung saat melihat Kuroo yang tiba-tiba mengepalkan salah satu tangannya seperti seseorang yang mendapatkan kemenangan berarti.
'Aoi, terimakasih. Akan aku doakan hubunganmu bersama Yaku berjalan lancar! Terimakasih, Aoi-kamisama!'
"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Kuroo yang dibalas helaan nafas oleh [name], kemudian salah satu tangannya menunjuk ke arah tumpukan plastik hitam berukuran besar yang bisa Kuroo tebak isi dari plastik tersebut adalah sampah dan beberapa barang yang tidak layak pakai.
"Baiklah."
Tanpa pembicaraan apapun lagi, Kuroo segera melangkahkan kakinya menuju tumpukan plastik hitam tersebut untuk membuangnya. Namun belum melangkah lebih dari lima langkah, [name] memanggil namanya.
"Terimakasih sudah membantuku, walaupun Aoi yang menyuruhmu."
[Name] mengedipkan kelopak matanya berkali-kali saat merasakan tangan besar milik Kuroo menyentuh kepalanya. Urat amarah terlihat sangat jelas di dahi [name].
"Aku tarik kalimatku tadi! Dan jangan menyentuh rambutku dengan tangan kotormu itu! Setidaknya cucilah tanganmu terlebih dahulu setelah memegang sampah, Kuroo!"
[MHS Project]
[High School Version]
[Kuroo Tetsurou x Reader]
[Haikyuu]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] High School [Kuroo Tetsurou] [HQ] [✅]
FanfictionIni cerita antara [name] bersama Kuroo Tetsurou yang bertemu dengan cara yang sedikit tidak terbayangkan namun cukup baik untuk dikenang. MHS Project High School Version Kuroo Tetsurou Version Story by AkariAFuku