"Kamu harus mengetahui dan mengingat letak reaksi oksidasi dan reduksi sebelum membuat diagram elektrolisis larutan."
Penjelasan kalimat dengan beberapa kata yang sama dari Kuroo membuat [name] menghela nafasnya lelah, kemudian menyembunyikan wajahnya di lipatan kedua tangannya.
"Kimia sangat menyusahkan, terutama larutan elektrolisis. Jika bisa satu cara kenapa harus ada cara lain? Hah...."
Kuroo menutup buku paket kimianya sebelum menyembunyikan wajahnya di lipatan kedua tangannya, mengikuti perilaku [name]. "Bahasa inggris juga sangat merepotkan, ada banyak kata yang memiliki arti yang sama. Aku heran kamu sangat menguasai pelajaran itu, [name]."
[Name] menyempurnakan posisi duduknya dan mulai menulis catatan rumus dan beberapa hal lainnya tentang larutan di bukunya.
"Dan juga, aku terkesan kamu membuat catatan dengan beberapa kalimat bahasa inggris."
Gerakan tulis tangan [name] sejenak terhenti, "aku lebih terkesan kamu mendapatkan peringkat lebih tinggi daripada diriku meskipun bahasa inggrismu jauh dibawah rata-rata. Bahkan tidak bisa mengejar kehebatan penguasaan bahasa inggrisku."
Bagaikan petir yang menyambar langit hingga membuat tanah bumi sedikit terbelah karenanya, ucapan [name] membuat Kuroo merasa tersambar oleh petir.
"Seperti biasa, ucapanmu sungguh menyakitkan. Terlebih lagi, kamu mengucapkan hal seperti itu dengan raut wajah tanpa ekspresi."
[Name] tidak membalas ucapan Kuroo, dia memilih untuk mengacuhkan Kuroo dan melanjutkan catatannya. Kuroo yang merasa diacuhkan hanya bisa menghela nafasnya, 'biarkan saja dia menyelesaikan catatannya. Aku sangat terkesan padanya meskipun sudah satu bulan dia mengucapkan hal seperti itu padaku.'
"Apa ada yang kamu pikirkan tentangku, Kuroo?"
Kuroo tersentak kaget dengan pertanyaan .[name], "apa kamu ini memiliki kemampuan membaca pikiran seseorang?"
"Tidak, aku bisa tahu dari caramu melihatku. Dan aku sangat tidak suka ketika seseorang melihatku seperti itu, menjijikkan" jawab [name] dengan tubuh sedikit gemetar.
"Jadi, kamu mengetahui kebiasaanku? [Name],ka---
"Aku mengetahui cara seperti itu dari Aoi. Jangan berharap banyak."
Pupus sudah harapan Kuroo ketika [name] memotong ucapannya dengan kalimat menyakitkan perasaannya.
"Ucapanmu yang waktu itu kau serius?"
"Seperti yang kamu dengar."
Kuroo terdiam, "kenapa? Bukankah kamu bilang aku sangat menyebalkan?"
"Memang. Aku hanya tidak ingin mendapatkan karma dari ucapanku."
Dahi Kuroo berkerut bingung mendengarnya, "aku sering mendengar jika banyak seseorang yang berkata bahwa dirinya tidak menyukai atau tidak akan pernah menyukai seseorang yang menyukai mereka akan mendapatkan karma yaitu suatu saat mereka akan menyukai seseorang itu disaat seseorang itu sudah tidak menyukai mereka."
"Penjelasanmu rumit tapi aku cukup memahaminya."
Perempatan siku muncul di dahi [name], sebuah pukulan yang sangat keras mendarat di kepala Kuroo. Bisa dipastikan aura [name] cukup menyeramkan bagi Kuroo.
"Ampuni aku. Ini sangat sakit, [name]. Apa latihan karatemu untuk memukulku?"
"Iya."
"Akan kulakukan apapun asal kamu tidak memukulku lagi. Akh, sakit!"
"Kalau begitu aku ikut tim Nekoma ke pelatihan musim panas. Aku sedikit penasaran dengan Karasuno---tidak---aku sangat penasaran dengan Hinata Shouyo."
[MHS Project]
[High School Version]
[Kuroo Tetsurou x Reader]
[Haikyuu]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] High School [Kuroo Tetsurou] [HQ] [✅]
FanfictionIni cerita antara [name] bersama Kuroo Tetsurou yang bertemu dengan cara yang sedikit tidak terbayangkan namun cukup baik untuk dikenang. MHS Project High School Version Kuroo Tetsurou Version Story by AkariAFuku