Suara keyboard komputer terdengar di ruangan yang sunyi yang hanya di isi oleh seorang pria aka Kim Suho. Jarinya dengan lincah menekan satu persatu tombol keyboard itu. Pria ini tengah serius mengerjakan sesuatu. Matanya menari menari di depan monitor dan sesekali juga alisnya ikut mengerut saking seriusnya.
Cklek
Suho melihatnya lalu menghela nafas.
"Ini bukan kantormu setidaknya ketuk pintu sebelum masuk ke ruangan orang""Wahh kupingmu pasti buntu sampai tak mendengar aku mengetuk pintu tadi" ucap tamu tak di undang itu lansung duduk di sofa ruangan.
"Alasan" lalu Suho kembali fokus kepada pekerjaannya.
Chanyeol tamu yang tak di undang itu tak ambil pusing Suho memang selalu sibuk bahkan melebihi dirinya meski mereka sama sama CEO. Perusahaan mereka bergerak di bidang IT namun berbeda. Perusahaan Suho lebih menciptakan perangkat yang berguna untuk penyimpanan data atau soal tertentu sementara perusahaannya menciptakan game baru seperti game AR atau lainnya yang merambat ke pasar internasional.
"Kenapa kau dulu membuat Next in bekerja sama dengan pemerintah ?" tanya Chanyeol
"Hanya ingin" Chanyeol tahu tak ada gunanya bicara dengan Suho yang dalam mode sibuk kali ini.
Cklek
"Suho ada berkas yang harus kau tanda tangani" lalu irene menyodorkan berkas berkas itu ke Suho.
"Nanti jam satu kau ada janji makan siang dengan pemilik PK Motor lalu jam tiga akan ada rapat pemilik saham"
"Hm baiklah" jawab Suho tersenyum pada Irene.
"Fighting Sajangnim" setelah itu Irene pergi tanpa menyadari Chanyeol ada di ruangan itu. Suho membuka berkas yang di berikan irene tapi lagi lagi fokusnya buyar karena suara Chanyeol.
"Aku tidak tahu kau selembut itu dengan wanita" ucap Chanyeol kemudian.
"Apa aku harus teriak teriak pada wanita ?" Jawab Suho
"Wanita tadi juga tidak mengetuk pintu sama sepertiku. Kau tidak memarahinya ?"
Lalu suho memutar kursinya ke arah Chanyeol "Jadi kau mengakuhi kalau tadi kau tidak mengetuk pintu"
"Lupakan soal itu ! Jadi sejak kapan ?" Tanya Chanyeol lagi sambil menaikkan satu alisnya.
"Ayolah dia hanya sekertarisku" Suho berusaha mengelak. Chanyeol masih tak kehabisan akal.
"Lalu karna dia sekertaris kau membiarkan dia memanggilmu dengan Suho" Chanyeol sengaja menekankan kata Suho dalam akhir kalimatnya.
"Itu bukan urusanmu. Lagipula apa tujuanmu kemari" Tanya Suho kemudian. Dia tahu Chanyeol kemari pasti karena sesuatu. Lelaki ini tak sekurang pekerjaan hingga repot repot untuk datang ke kantornya hanya untuk mengobrol seperti ini dengannya.
"Hyung kau sudah memeriksanya ?" Tanya Chanyeol berubah serius. Suho yang mengerti maksudnyapun mengeluarkan sebuah flasdisk dari lacinya. Chanyeol berjalan kearahnya dan mengambil flashdisk itu.
"Aku baru pulang dari Jepang dan lansung menjemputmu di rumah sakit dua hari lalu. Aku tidak sempat memeriksanya. Jadi ku suruh mereka menyalinkannya padaku"
"Kau sudah melihatnya" tanya Chanyeol lagi.
"Belum kau lihat sendiri saja ! Lagipula itu hotelmu kenapa tidak kau lihat sendiri cctv di sana"
"Kalau begitu apa gunanya dirimu"
Sunggu manusia tak tahu terima kasih. Sudah di bantu malah sewot. Ya tentu itu semua hanya alasan Chanyeol. Tanah dan gedung itu memang milik Chanyeol tapi diam diam Suholah yang terus mengelolah dan mengembangkan hotel itu. Dasar Chanyeol. Memang Suho terkadang seperti pesuruhnya tapi mau bagaimana lagi ini sudah takdirnya.
Lalu Chanyeol pergi dari sana. Tanpa bepamitan. Chanyeol memang benar benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drug
RomanceThe Drug artinya obat Dan......... Obat dari hati yang terluka adalah Cinta. (Gaara-Naruto shippuden)