Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Terhitung tujuh kali sudah bel apartemen Chanyeol berbunyi. Seorang wanita cantik terus berdiri hampir selama 45 menit lamanya namun tak menghasilkan apapun. Yang ditunggu tak kunjung membukakan pintu.
"Park Chanyeol !!!!"
Diselimuti rasa bersalah nan khawatir yang campur aduk menjadi satu. Dia kembali menekan bel itu berkali-kali. Tingkahnya mungkin berelebihan toh para tetangga kamar Chanyeol tak akan mendengarnya. Ini apartemen mahal memungkinkan untuk setiap kamar memiliki peredam suara.
Krystal berjongkok sebentar menetralkan rasa kebas di kakinya. Sampai suara pintu terbuka mengalihkannya. Bukan! Itu bukan pintu milik Chanyeol tapi pintu dari kamar yang berjarak satu kamar dengan tempatnya sekarang. Seorang pria keluar darisana dan menatapnya datar. Beberapa orang yang mungkin melihatnya akan berpikir dia hantu karena berjongkok dengan rambut yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Ditambah lagi dia yang memang mengenakan setelan putih sekarang. Pria tadi pergi memasuki lift. 'Benar juga apa Chanyeol belum pulang ?'.
Krystal berdiri mungkin benar dugaannya. Mungkin Chanyeol tak pulang ke apartemennya hari ini. Dia tak boleh menyerah. Esok masih ada hari. Dia bisa datang lagi besok. Tapi saat ada di lantai dasar dia melihat Chanyeol yang sedang berjalan di lobi. Tepat ketika mata mereka bertemu pergerakan kaki mereka terhenti. Chanyeol dan Krystal berjarak sekitar empat meter sekarang. Adegan paling mainstream yang sering ada dalam drama picisan terjadi lagi sekarang. Empat mata itu saling beradu. Sepasang mata yang menatap sendu dan sepasang mata yang menatap datar dan penuh amarah.
"Par-"
"Ne anyonghaseo"
Baru saja Krystal akan memanggilnya dan melangkahkah ke arahnya. Pria itu mengangkat telepon dari sakunya. Buru buru berbalik dan meninggalkan lobi dengan langkah super cepat.
"Park Chanyeol" sesekali dia berteriak mengabaikan rasa malunya saat ditatap orang-orang. Namun naas tak diacuhkan sama sekali untuk Chanyeol. Padahal jelas dengan telingah caplangnya ia mampu mendengar suara Krystal. Krystal mengejarnya namun langkahnya kalah cepat. Pria itu keburu memasuki mobilnya.
"Chanyeol tolong buka !" Suruh Krystal sambil mengetuk-ngetuk pelan kaca mobil Chanyeol. Chanyeol mengenakan sabuk pengamannya dan segera tancap gas darisana meninggalkan Krystal.
Krystal merasa matanya telah penuh. Buliran mutiara cair itu meluruh membasahi pipinya. Secepat mungkin ia menghapusnya.
**
Sial. Sungguh sial. kenapa disaat situasi hatinya memburuk dia malah bertemuh pada orang yang bisa dikatakan pernah atau mungkin masih mengisih hatinya saat ini. Jika situasinya berbeda bisa saja dia tebarkan senyum merekah dan berlari menyambutnya. Namun situasi ini di tambah lagi keadaan mereka yang sedang fase rumit sekarang tak memungkinkan dia melakukannya. Entah dengan tujuan apa Krystal menemuhunya sekarang yang jelas dia belum siap karena jiwanya sedang kacau saat ini. Jadi dibanding memperburuk hatinya dia lansung bergegas pergi dari tempat itu. Bahkan dia tak mempedulikan Krystal yang memanggilnya atau sekedar berusaha menghentikannya. Dia membanting ponsel berharganya yang jadi sasaran sandiwaranya. Ya dari tadi tidak ada yang menelponnya. Memang siapa paling tidak itu adalah Suho atau Sehun. Chanyeol menjalankan mesin mobilnya hanya saja matanya masih melihat spion yang menunjukan gambar Krystal disana.
"Sial"
Pikirannya masih terfokus ke Krystal karena itu segera dia berbalik arah menimbulkan belokan tajam yang untungnya jalan cukup sepi sehingga tak mengakibatkan tabakran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drug
RomanceThe Drug artinya obat Dan......... Obat dari hati yang terluka adalah Cinta. (Gaara-Naruto shippuden)