4. Doctoring

351 33 9
                                    




**

"Ohayou"

Sapaan itu keluar dari mulut Chanyeol setelah melihat Krystal masuk ke kamarnya. Krystal heran mengapa Chanyeol menyapanya dalam bahasa Jepang.

"Ouch... mengapa kau menyapaku dalam bahasa jepang ?"

"Hanya ingin" jawaban Chanyeol dengan cengiran khasnya. Krystal  mentensi darah Chanyeol. Dia juga mengecek detak jantung Chanyeol. Dia tampak fokus melakukannya.

"Apa jatungku berdetak dengan cepat. Rasanya seperti akan meledak sekarang" ucap Chanyeol. Krystal masih menuliskan sesuatu di clipboardnya.

"Tidak jantung anda baik baik saja dan normal" Ucap Krystal dan masih sibuk menulis sesuatu.

"Aneh tapi aku benar benar merasakannya" sangkal Chanyeol tak mau kalah

"Kalau begitu kapan dan saat sedang melakukan apa anda akan merasakannya ?" Tanya Krystal bingung. Tiga setengah tahun menjadi dokter tak mungkin membuatnya salah memeriksa detak jantung. Bahkan seorang bidanpun pasti bisa melakukannya. Krystal yakin dia tidak salah. Pasti

"Saat ini. Ya saat ini aku sedang merasakannya" diam sebentar "Lebih tepatnya saat aku bersamamu"

TOENG

Gila. Itu yang dipikirkan Krystal sekarang. Astaga apa ia sedang di gombali pasiennya pagi pagi seperti ini. Dan bodohnya ia tak menyadarinya sejak awal. Dasar Park Chanyeol sinting. Mungkin otaknya sudah tergores peluru. Dan tentu saja kata itu hanya dia ucapkan dalam hatinya.

"Itu rayuan murahan yang pernah saya dengar Tuan Park" Krystal harus benar benar sabar menghadapi makhluk ciptaan tuhan ini.

"Lalu kau ingin ku beri rayuan yang mahal ?" Tanya Chanyeol. Sebenarnya dia hanya ingin menggoda Krystal.

"Labih baik anda diam dan..."

"Dan Aaaaa" Chanyeol menyelah ucapannya dan Krystal menyelah dengan menyuntikkan obat dosis tinggi kepadangya.

"Tahan ini akan sedikit sakit. Saya sudah bilang itu pada anda kemarin"
Krystal tersenyum melihat Chanyeol menutup matanya tatkala merasakan efek obat yang luar biasa.

"Baiklah saya permisi selamat beristirahat Tuan Park"

"Dokter Krys" Chanyeol lebih berani sekarang. Jika kemarin dia menghentikan Krystal dengan memanggilnya. Sekarang dia berani memegang tangan Krystal. Krystal menatap genggaman Chanyeol di tangannya. Dan Chanyeol menyadarinya. Tapi ia terlalu egois untuk melepaskan.

"Jika kau ada waktu bisakah kau merawatku. Aku sakit dan tak memiliki wali sekarang" Krystal diam saja. Chanyeol masih menunggu jawabannya.

"Mungkinkah seorang dokter menelantarkan pasiennya"

**

Seperti biasa Chanyeol tidur lagi. Posisinya terlentang dengan tangan kiri memutupi matanya. Namun seperti biasa juga hanya matanya yang tertidur namun tubuhnya terjaga. Dia tak tahu kapan mulanya dia mengalami insomnia. Sejak kecil tidur adalah hobinya. Dia bisa tidur delapan bahkan dua belas jam dalam sehari. Itu sudah menjadi rutinitasnya. Ya betitulah Chanyeol remaja yang gembira. Bagaimana tidak dia terlahir dengan sendok emas di mulutnya. Tapi satu hal penting adalah fakta bahwa seorang Park Chanyeol hanya memiliki ayah tunggal Park Ji San. Park Min Yong ibunya meninggal saat melahirkannya.

Ayah Chanyeol sering tak ada di rumah karena pekerjaan. Maklum dia adalah konglomerat. Meski begitu dia masih meluangkan waktunya untuk Chanyeol. Chanyeol sangat manja dari kecil. Bahkan sampai remajanya. Jika di depan ayahnya dia menjadi Chanyeol yang manja. Maka di luaran sana dia menjadi pemuda urakan. Mabuk mabukan, balapan liar, tawuran, dan suka menghamburkan uang. Hanya pembantu rumah tangga mereka yang tahu. Tapi lama kelamaan ayahnya mengetahuinya.

The DrugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang