Prolog

7K 418 181
                                    

Tittle : AFEKSI: Come To Me
Author : Cattleyalian [ Liannephoememitha ]
Genre : Family, Comfort, Angst, Fluff, dll.
Rated : T [ Teen ]
Cast : Perawat sangpotirat, Prachaya ruangroj, dll.
Disclaimer : Krist dan Singto [ Peraya ] milik mereka sendiri sedangkan alur cerita ini murni milik saya.
Warning! Au, ar, occ, dll

********

*Short story Peraya*

*A present*

*AFEKSI: Come To Me*

*Happy reading, gaess*

*******

Summary :

Hanya cerita biasa dari seorang ayah tunggal yang membesarkan sang Anak seorang diri, akibat dari kesalahan masa lalu yang pernah dilakukannya. Bagi seorang Singto-pria dewasa yang berumur genap 31 tahun saat ini, remaja manis bernama Krist yang merupakan Putra tunggalnya itu adalah satu-satunya hal yang paling berharga di dalam hidupnya.

******

Ruang luas di angkasa kini mulai meredup, suara berderu-deru seperti ombak besar ketika badai datang pun tertangkap oleh pendengaran remaja berkulit Tan yang kini menggunakan pakaian hitam, tanda berkabung tersebut.

Remaja itu menatap sekelilingnya dengan pandangan tak terbaca, sisa tetesan cairan bening yang sedari tadi terus menetes dari kedua sudut kelopak matanya yang tak kunjung berhenti kini sudah memudar. Ia terduduk sendirian di depan pusara makam seseorang yang cukup berarti dalam hidupnya, istrinya. Pasangan hidupnya. Segalanya baginya. Kini ia sudah kehilangan segalanya, bahkan bisa dibilang setengah hidupnya.

Singto menatap lurus ke depan, menatap batu nisan yang tak jauh dari pandangan itu dengan tatapan sendunya. Kejadian ini benar-benar membuatnya terpukul dan terpuruk, Singto menundukkan dirinya hanya bisa menangis tanpa suara.

Apa yang bisa ia lakukan sekarang?

Nyatanya, tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali bertahan, sebab ada sosok lain yang membutuhkannya kini. Sosok yang membutuhkan seluruh perhatiannya, karena hanya ia yang sosok itu punya di dunia ini, setelah kepergian Ibunya.

Usia Singto baru menginjak 17 tahun kini, dan ia harus menerima kenyataan pahit jika....

Singto kini sudah menjadi seorang Ayah muda, beberapa menit sebelum ia kehilangan Istrinya. Mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melahirkan buah cinta mereka ke dunia dengan selamat, meskipun kenyataannya ini membuatnya kehilangan.

Singto mengusap nisan seseorang yang dirinya cintai itu, ini karena kesalahannya, ini karena pergaulan dan hasrat sesaat yang tak bisa dirinya pendam, membuatnya mengorbankan dua orang yang dirinya sayangi sekaligus. Istrinya dan juga Anaknya yang bahkan tak bisa melihat wajah Ibunya untuk pertama serta terakhir kalinya.

"Aku memang bukan pria yang baik untukmu, tetapi aku berjanji akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Anak kita."

Kata-kata itu selalu Singto rapalkan dalam hatinya, ia bangkit dan berlalu pergi, mencoba menenangkan jiwanya yang sedikit terguncang. Hal pertama yang dirinya lakukan adalah datang ke rumah sakit untuk melihat putra kecilnya yang sampai sekarang masih harus berjuang hidup karena terlahir terlalu awal.

Jemarinya menyentuh permukaan kaca itu sendu, ia sempat berpikir untuk lari dari kenyataan ini. Namun, Singto sadar itu bukan hal yang tepat untuk ia lakukan. Krist masih membutuhkannya, ia terlalu kecil untuk menerima kenyataan ini sendirian, jadi Singto akan menanggung semua beban ini sendirian, hanya untuk putranya.

"Kau pasti bisa. Ayah yakin kau kuat."

Itu bagaimana doa untuk Singto dan ya, Krist tumbuh menjadi anak yang kuat, meskipun nyatanya ia tak sesempurna orang lain, tetapi bagi sang Ayah, Krist akan selalu menjadi Putra terbaiknya. Seseorang spesial yang di kirimkan Tuhan menjadi alasan untuknya tersenyum dan bertahan.

*To be continued*









[31]. AFEKSI: Come to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang