Boy's Talk

580 88 3
                                    

"Bohong," Jisoo menyanggah. Ia membaca bukunya lagi.

"Aku tidak tau harus melakukan apa karena kamu terlalu fokus pada bukumu."

"Kamu bisa ke kantin jika kamu bosan. Teman-temanmu pasti ada di sana."

"Temanmu juga, jadi kenapa kita tidak pergi bersama?"

"Dan melihat mereka menggila?" Jisoo merasa seram.

Jinyoung tertawa. Teman-teman mereka tidak bisa berhenti bertanya tentang hubungan mereka. Terutama Jackson. Dia bisa bertanya tentang hal itu setiap lima detik sekali. Jisoo lah yang merasa tidak nyaman. Jinyoung sama sekali tidak peduli dengan itu. Para gadis tau kalau Jisoo selalu bersama Jinyoung setiap hari.

Tapi mereka sedikit lebih tenang jika dibandingkan dengan para lelaki. Mereka tidak akan membahas tentang Jinyoung jika Jisoo tidak mengungkitnya. Sudah berlalu tiga bulan, dan mereka makin dekat hari ke hari. Terkadang Jisoo menemukan coklat di laci mejanya dengan kertas berisi kutipan yang dilengketkan di atasnya.

Kutipan motivasi yang dibuat oleh seseorang karena Jisoo belum pernah membacanya di buku manapun. Jisoo selalu menanyakan itu kepada Jinyoung dan Jinyoung juga selalu menyanggahnya. Dia bahkan menggoda Jisoo tentang itu, mengatakan padanya bahwa ia memiliki seorang penggemar laki-laki. Dia cemburu, tapi Jisoo tak percaya padanya.

"Kamu nampak gendutan."

"Karena aku harus makan semua coklat di laci mejaku."

"Kamu bisa buang. Tidak ada yang menyuruhmu untuk memakannya."

"Benarkah? Kalau begitu aku akan memberikannya kepada siswa lain di kelas."

"Jangan!" Jinyoung berteriak, membuat pustakawan memperingatkan Jinyoung dengan berdehem.

Jisoo menyeringai. "Coklat-coklat itu dari kamu kan?"

Jinyoung tertangkap basah. "Ya, kamu pintar. Aku senang kamu memakan semua coklatnya."

"Tidak semuanya. Aku berbagi dengan Jennie, Rose dan Lisa."

"Lebih baik daripada kamu berikan dengan siswa yang lain."

"Kenapa kamu tidak memberikannya saja langsung padaku?"

"Dan membuat para siswa mulai menggosipkan kita?"

"Oh, iya benar. Sekarang diam. Aku harus menyelesaikan tugas ini."

Jisoo fokus pada kertasnya lagi dan membiarkan Jinyoung melakukan apapun yang dia mau. Tapi dia tidak pernah meninggalkannya sendiri di sana. Dia selalu menemani Jisoo sampai selesai.

Jinyoung hanya memperhatikannya dan tidak melakukan apapun. Meskipun Jisoo menyuruhnya untuk pergi dan menemui teman-temannya, dia tidak pernah menurutinya. Maka dia menyerah dan membiarkan saja Jinyoung duduk di depannya. Di lain waktu, Jinyoung duduk di sebelah Jisoo dan berpura-pura membaca buku. Ia lalu mulai mengganggu Jisoo.

Terkadang Jinyoung memainkan rambut Jisoo atau menghembus telinganya. Apapun untuk menarik perhatiannya. Jisoo akan merasa terganggu dan menyikut Jinyoung. "Ssttt..." Jisoo menyuruhnya diam tapi tidak berlangsung lama. Jinyoung akan melakukan itu terus menerus sampai Jisoo melihatnya dengan tampang marah.

Jinyoung bilang bahwa Jisoo tampak jelek dengan wajah seperti itu dan tertawa. Jisoo kesal.

"Tapi aku suka. Aku suka semua ekspresi yang kamu tampilkan."

"Jangan memujukku." Jisoo kembali ke tugasnya.

Jinyoung melihatnya dan tersenyum. Jika ini adalah gadis lain, dia pasti tidak akan merasa nyaman.

Now. Here. Us. | JinJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang