Reunite

693 95 4
                                    

Malam itu seperti niatnya, Jisoo datang terlambat ke pertemuan penggemar. Dia masuk ke dalam sesaat sebelum pertunjukan berakhir. Dia melihat Jennie di atas panggung. Jennie akan menyanyikan lagu terakhir untuk malam itu, lagu sendu. Dia memberikan speech, mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang datang untuknya.

Tiba-tiba pandangan Jennie teralih ke tempat Jisoo berdiri. Dia diam, lalu matanya mulai berair. Orang-orang menjadi heran, sama seperti Jisoo.

"Lagu terakhir ini ..." Jennie berbicara lagi. "... Aku persembahkan untuk sahabatku."

Kemudian dia tersenyum pada Jisoo. Dia masih mengingat Jisoo!

Jisoo tidak bisa tidak terkejut. Jennie mulai bernyanyi. Dia berusaha keras untuk menahan air matanya. Kadang matanya menatap Jisoo dan tersenyum padanya. Jisoo menangis. Superstar yang dicintai banyak orang ini masih mengingatnya. Setelah pertunjukan selesai dia berkata 'tunggu di sana' kepada Jisoo.

Jisoo mengangguk dan menunggu. Seorang staf mendekatinya dan meminta dia untuk pergi ke belakang panggung. Ketika Jennie melihat Jisoo, dia berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat. Dia menangis sangat keras.

"Apakah ini benar-benar kamu? Ini Jisoo, kan?" tanya Jennie di antara tangisannya.

"Ya, Jennie. Ini aku," kata Jisoo.

Jisoo mengusap punggung Jennie yang menangis lebih keras setelah dia mengklarifikasi bahwa dirinya adalah Jisoo.

"Aku sangat merindukanmu. Kenapa kamu pergi tanpa mengatakan apa-apa?"

"Maafkan aku."

"Aku tidak perlu minta maaf, aku butuh penjelasan!" Jennie merengek.

Jisoo tidak bisa menahan tawa. Ini adalah Jennie yang dia kenal.

Jisoo dan Jennie pergi ke tempat pribadi di sebuah restoran. Jennie benar-benar tidak sabar. Tapi terlalu banyak staf sehingga dia tidak bisa berbicara banyak dengan Jisoo. Akhirnya hanya ada mereka berdua di sini.

"Aku tidak pernah tau kalau kamu bisa bernyanyi," Jisoo membuka percakapan.

Jennie terkekeh.

"Aku payah dalam urusan belajar, kamu ingat? Setelah lulus dari sekolah aku ikut sebuah audisi dan lulus. Aku menjadi penyanyi sekarang."

"Aku mendengarkan begitu banyak lagu dan menonton video klipmu. Kamu akhirnya menemukan apa yang kamu kuasai. Aku sangat bangga," Jisoo memuji Jennie.

"Terima kasih, Jisoo. Kamu inspirasiku."

"Kenapa aku?"

"Setelah kamu pergi, banyak hal telah berubah. Aku sering merenung. Di mana kamu, mengapa kamu pergi, apa yang terjadi, mengapa kamu tidak memberitahuku jika kamu memiliki masalah atau sesuatu. Lalu aku berpikir tentang apa yang akan aku lakukan untuk hidup, masa depan seperti apa yang ingin aku buat dan bagaimana menemukanmu. Aku pikir jika aku menjadi orang yang terkenal, jika aku muncul di TV, menyiarkan atau apa pun itu, maka kamu dapat menemukan cara untuk menghubungiku. Itulah sebabnya aku menjadi penyanyi dan itu berhasil! Kamu menemukanku."

Jennie tidak bisa menutupi kebahagiaannya sampai dia menangis lagi. Jisoo memegang dan mengelus tangannya untuk menghiburnya.

"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak berniat seperti itu."

Jisoo memberi tau Jennie tentang apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu, alasan mengapa dia dan ibunya meninggalkan Korea ke Jepang.

"Kenapa kamu tidak meminta bantuan dariku? Aku bisa membujuk ayahku untuk meminjamkan uang untukmu. Sudah kubilang aku akan melakukan apa saja untuk membantumu."

"Ya, aku datang ke rumahmu hari itu. Tapi aku melihat Jinyoung bersama Nayeon."

"Ya Tuhan!" Jennie tampak frustasi. "Kamu pasti salah paham. Hari itu Jinyoung mengatakan pada Nayeon bahwa dia menyukaimu. Aku tidak tau apa yang terjadi di antara mereka sampai kamu pergi."

"Jinyoung memeluknya."

"Aku yakin dia hanya ingin menghiburnya, tidak lebih. Ya Tuhan, Jisoo! Kamu tidak tau betapa frustasinya Jinyoung ketika kamu pergi. Sebenarnya kami semua juga tapi Jinyoung... aku tidak bisa menggambarkannya. Dia benar-benar tersesat. Dia hampir gagal dalam ujian jika para lelaki tidak membantunya. Dia menjadi lebih pendiam daripada sebelum mengenalmu. Satu-satunya hal yang dia tanyakan jika bertemu denganku, Rose atau Lisa adalah 'Apakah ada berita dari Jisoo?'. Dia bahkan tidak banyak bicara dengan Nayeon. Mereka menjadi orang asing. Tapi Nayeon masih berteman dengan kami sampai lulus. Dia benar-benar mengkhawatirkanmu, Jisoo. "

Jisoo menutupi wajahnya dengan tangannya. Betapa bodohnya dia. Dia menyia-nyiakan sepuluh tahun dengan kesalahpahaman. Tapi itu sudah terjadi dan tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubahnya.

"Dimana dia sekarang?" tanya Jisoo pada Jennie.

"Kami tidak dekat dengan mereka lagi setelah lulus," Jennie merasa menyesal.

"Jaebum?"

"Aku putus dengannya sebelum aku debut sebagai penyanyi. Tapi hubungan kami memang tidak berjalan dengan baik juga. Yang aku tau, Jinyoung masuk sekolah kedokteran untuk menjadi dokter. Dia mengambil begitu banyak kasus kesehatan untuk membuat dirinya sibuk. Dan jika aku tidak salah dia melakukan dinas militer lebih awal. Kurasa dia berusaha sangat keras untuk melupakanmu, tetapi dia tidak bisa," jelas Jennie.

Jisoo merasa sangat buruk. Dia meninggalkan Jinyoung dan itu membuatnya lebih buruk dari Nayeon. Sekarang dia tidak tau bagaimana menemukannya. Dia berutang permintaan maaf dan penjelasan kepada Jinyoung.

"Jangan salahkan dirimu," kata Jennie.

"Kamu berada dalam situasi yang buruk dan tidak tau harus berbuat apa. Jinyoung akan mengerti. Meskipun dia tidak mencintaimu lagi, dia akan memaafkanmu. Aku bisa jamin," Jennie menghibur Jisoo.

Jisoo tersenyum sambil menangis. "Aku harap begitu."

Jennie harus pergi karena jadwal kegiatannya yang padat.

Mereka berfoto bersama dan Jennie mengirimkannya ke grup obrolan dirinya, Rose dan Lisa. Rose dan Lisa tidak percaya apa yang mereka lihat, tapi itu benar-benar Jisoo. Jennie mengundang Jisoo ke grup dan para gadis membuat janji untuk reuni. Jennie sangat sibuk sehingga itu tergantung padanya.

"Rose bekerja sebagai pengacara dan Lisa sebagai jaksa. Mereka sering bertemu dan bekerja bersama. Kita akan berkumpul bersama ketika aku punya waktu luang."

"Bolehkah aku mengirim foto kita ke teman Jepang-ku?"

"Tentu. Tapi kamu tidak bisa mengunggahnya ke media sosial. Rose dan Lisa sering mengeluh tentang itu."

"Aku mengerti. Aku tidak percaya aku adalah sahabat seorang superstar," Jisoo menggoda Jennie dan menggelitiknya. Mereka tertawa.

"Sampai ketemu lagi, Jisoo. Aku harap kamu mengingat ini. Kami masih mencintaimu meskipun kamu meninggalkan kami. Aku harap Jinyoung juga begitu."

Jennie memeluknya lagi sebelum memasuki mobilnya.

...

Bagian terbaik dari kehidupan Jisoo adalah kembali. Dia merasakan pelukan paling hangat dari sahabatnya Jennie, Rose dan Lisa. Mereka tidak berubah, kecuali pekerjaan mereka sekarang. Reuni terasa seperti selamanya. Mereka menangis, tertawa, berbagi segalanya seperti saat di sekolah dulu.

Jisoo memiliki rekan kerja yang baik, meskipun Sana masih yang terbaik. Tidak ada lagi hutang sehingga dia dan ibunya dapat menikmati uang dari gajinya. Waktu kerjanya sangat fleksibel. Dia dapat pergi ke kedai kopi demi menemukan imajinasi untuk menggambar dan kembali ke kantor sebelum jam kerja berakhir.

Tidak ada lagi beban, hanya menikmati hidup. Ketika perusahaan bertemu klien menjengkelkan yang memiliki begitu banyak permintaan, mereka akan mengirim Jisoo untuk memperbaikinya. Klien-klien itu selalu kagum dengan kecantikannya sehingga mereka akan mengatakan ya untuk semua yang dikatakan Jisoo.

Hari ini, Jisoo harus bertemu dengan klien semacam ini.

TBC

Now. Here. Us. | JinJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang