Relationship?

514 78 2
                                    

Jinyoung bahkan tidak tau sejak kapan. Tetapi belakangan ini ia selalu memikirkan tentang Jisoo. Apa yang sedang ia lakukan, apakah dia tidur nyenyak, apakah ia sudah makan? Namun saat bertemu dengannya, Jinyoung tidak bisa menanyakan soal itu secara langsung. Itu akan terlihat garing. Maka dia hanya tampil dengan tenang di hadapan Jisoo. Hanya wajahnya, tidak hatinya.

Dia tidak bisa mengendalikan detak jantungnya ketika mereka bertemu. Ketika Jisoo menatap langsung ke matanya, ketika Jisoo tertawa, ketika Jisoo membaca dengan bergumam, dan poin terbaik adalah, ketika Jisoo hanya tersenyum untuknya. Dia bisa saja terceplos 'aku menyukaimu' tanpa menyadarinya, tetapi dia menutup mulutnya rapat-rapat.

Jisoo mengangkat kepalanya untuk melihat Jinyoung yang sedang menatapnya. Dia tersenyum, lalu membaca bukunya kembali. Jinyoung berjalan ke sisi lain rak buku dan bersandar di sana. Jisoo tau Jinyoung berada di belakangnya, maka dia menoleh.

"Aku mencarimu. Kamu punya janji denganku," Jinyoung mengingatkan.

"Aku tidak lupa."

Jisoo memberikan buku hariannya kepada Jinyoung. Ia letakkan buku itu di rak dan meninggalkan Jinyoung. Jinyoung membuka buku harian itu dan membaca puisi Jisoo. Ia tersenyum, senyum yang sangat lebar.

Tak terhitung puisi yang mereka tulis di buku harian itu. Mereka masih bertemu di kafe dengan Jinyoung yang melakukan story telling.

Mereka bertemu hampir setiap hari dengan puisi baru, cerita baru, percakapan baru, dan tidak ada yang merasa bosan dengan aktivitas tersebut. Tidak ada kata 'aku menyukaimu' atau 'aku merindukanmu' tetapi itulah sebenarnya yang mereka rasakan. Mereka berpegang tangan, berbagi payung saat hujan, belajar bersama, dan sebagainya.

Jisoo adalah satu-satunya anak perempuan yang diajak mengobrol oleh Jinyoung. Dia juga mengobrol dengan Jennie, Rose dan Lisa tetapi jika itu tentang Jisoo. Tidak ada yang lain. Banyak gadis yang iri pada Jisoo, tapi mereka hanya bisa bilang bahwa Jinyoung dan Jisoo tampak cocok bersama. Jisoo sangat cantik. Tak heran Jinyoung punya perasaan padanya.

Suatu hari, Lisa membawa kameranya ke sekolah. Dia bilang dia ingin mengambil beberapa foto. Jisoo membantunya dan mengambil banyak sekali foto dirinya. Para anak laki-laki melihat mereka dan ingin bergabung. Maka hari itu, mereka mengambil foto mereka semua. 7 Keajaiban Dunia dan Fantastic Four.

Anak perempuan berdiri dengan Jinyoung dan Jaebum. Mark, Jackson, Youngjae, Bambam, dan Yugyeom duduk di depan mereka. Jinyoung berdiri di sebelah Jisoo dan Jaebum berdiri di sebelah Jennie. Rose dan Lisa berdiri di tengah. Mereka memberikan senyum terbaik mereka. Itu adalah foto yang bagus dengan momen yang luar biasa.

Tidak ada yang tau bahwa Jinyoung menggenggam tangan Jisoo pada saat itu. Mereka tau Jinyoung dan Jisoo sangat dekat, tapi tidak sebagai pasangan. Mereka merespon dengan biasa pada hubungan pertemanan itu di awal-awal tetapi setelah waktu yang lama Jennie merasa tidak nyaman. Dia sangat penasaran dengan Jisoo dan Jinyoung.

"Aku tidak bisa menahan ini lagi."

Jennie membuka percakapan saat para gadis belajar bersama di rumahnya.

"Ada apa, Jen?" Rose penasaran.

"Jisoo dan Jinyoung sudah dekat selama satu semester. Dimulai sejak ujian kita yang terakhir dan pekan depan kita akan menghadapi ujian lagi."

Jisoo meletakkan penanya dan mendengarkan dengan seksama apa yang ingin Jennie sampaikan.

"Apa hubungan kalian sebenarnya? Apa dia sudah menyatakan perasaan padamu?" tanya Jennie pada Jisoo.

"Jen, kita sudah membahas tentang ini. Mari kita fokus pada ujian kita, oke?" Lisa menenangkan Jennie.

"Aku tidak bisa! Jisoo pintar. Dia tidak butuh belajar seperti ini karena dia akan selalu mendapatkan peringkat tertinggi di kelas. Tapi aku, aku harus ekstra fokus. Dan masalah hubungan ini membuatku tidak bisa fokus. Setidaknya jawab rasa penasaranku supaya aku bisa belajar dengan damai," Jennie memaksa Jisoo.

Jisoo tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Apakah benar-benar perlu sebuah pengakuan untuk memulai hubungan? Karena baik Jisoo maupun Jinyoung tidak pernah mengatakan sesuatu seperti 'aku punya perasaan padamu jadi mari kita berkencan'. Dia menatap Rose dan Lisa, mencoba mencari perlindungan dari mereka.

"Tolong, Jen. Bahkan pasangan yang suka bilang aku mencintaimu bisa dengan mudah selingkuh dan putus," Rose memahami kode dari Jisoo.

"Itulah mengapa. Setidaknya kamu memiliki sebuah pengakuan. Jadi kamu tau kalau kamu cuma satu-satunya. Bahkan Jaebum sudah menyatakan perasaan padaku," kata Jennie.

Mereka terkejut.

"Apa? Yang benar? Kapan?" tanya Lisa bertubi-tubi.

"Apa jawabanmu?" Rose ingin tau.

"Aku akan menjawabnya setelah ujian. Bagaimana denganmu?" tanya Jennie pada Jisoo lagi.

"Kamu akan menerimanya atau tidak?" Rose masih bertanya.

"Tentu saja aku akan menerimanya. Kalian semua tau aku dekat dengannya."

"Jadi kita akan punya dua pasangan," simpul Lisa senang.

"Yang satu lagi tidak resmi," kata Jennie.

Jisoo bingung. Dia menyukai Jinyoung dan dia pikir Jinyoung juga menyukainya. Dia yakin tentang itu tapi tetap saja, Jennie benar.

"Bagaimana jika suatu hari nanti Jinyoung dekat dengan gadis lain?"

"Jangan membuat asumsi seperti itu. Aku yakin itu tidak akan terjadi," kata Lisa.

"Dan apa yang membuatmu berpikir itu tidak akan terjadi?" tanya Jennie.

Jisoo merasa depresi dalam dirinya. Dia tidak pernah memikirkan hal seperti itu jika Jennie tidak mengungkitnya. Perlukah dia bertanya pada Jinyoung tentang ini?

...

"Aku harus pergi," kata Jinyoung pada para lelaki.

Mereka juga belajar bersama untuk ujian di rumah Mark.

"Kemana?" tanya Mark. Dia baru saja memesan Pizza dan Jinyoung malah ingin pergi.

"Aku harus menjemput Jisoo di rumah Jennie dan mengantarnya pulang. Aku akan kembali lagi. Dan sisakan Pizza untukku," Jinyoung menjawab Mark.

"Kau bahkan bukan pacarnya," kata Jaebum sarkas.

Para lelaki menatap Jinyoung, menunggu perlawanannya. Tapi dia tidak mengatakan apapun.

"Aku sudah meminta Jennie untuk menjadi pacarku."

"Apa?!" Para lelaki terkejut.

"Kita punya seorang lelaki jantan di sini," Mark menyinggung Jinyoung.

"Aku salut pada Jisoo. Mungkin baginya jika Jinyoung selalu ada di dekatnya maka itu sudah cukup," komentar Jackson.

"Tetap saja, dia butuh kepastian," kata Yugyeom.

"Tentu saja. Aku akan menyatakan perasaanku padanya besok."

"Ini lelakiku!" kata Bambam sambil merangkul Jinyoung.

"Senang mendengarnya. Tembakan bagus, Jaebum. Kau menggunakan senjata yang tepat," Youngjae memuji Jaebum.

"Tidak. Aku memang mengaku pada Jennie," Jaebum membenarkan.

"Wohooo kita akan punya dua pasangan sekaligus. Aku turut bahagia, teman-teman!" kata Mark.

"Mari pesan Pizza lebih banyak. Kita harus merayakan ini!" saran Bambam.

Jinyoung dan Jaebum tersenyum satu sama lain. Sebenarnya Jinyoung mendapatkan keberanian karena Jaebum. Jinyoung yang pertama tau mengenai Jaebum dan Jennie, dan dia pikir dia juga harus mengambil tindakan untuk Jisoo.

TBC

Now. Here. Us. | JinJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang