Jinyoung's Confession

604 83 0
                                    

Para gadis sudah tau tentang Nayeon dari para lelaki. Mereka tidak mengerti mengapa Jisoo ingin berteman dengannya. Tetapi ketika mereka melihat betapa tulusnya Jisoo membantunya belajar, mereka berpikir bahwa mereka bisa bergaul dengan Nayeon juga. Beberapa jam kemudian suasana mulai mencair.

Mereka mulai bergosip sambil belajar dan memasak sesuatu yang enak untuk makan malam. Nayeon memiliki kepribadian yang baik sehingga tidak sulit baginya untuk mencocokkan diri dengan para gadis. Mereka berbicara tentang banyak hal terutama tentang hubungan Jennie dan Jaebum. Mereka terus menggodanya dan dia malu.

Jisoo mengambil tugas mencuci piring karena Jennie memasak untuk mereka. Rose, Lisa dan Nayeon kembali ke kamar Jennie sementara Jennie menemani Jisoo di dapur.

"Kenapa Jisoo?"

Jisoo tau apa arti pertanyaan Jennie. Dia mengeringkan tangan sebelum menghadap Jennie.

"Ada dua pilihan jika kamu memiliki masalah. Entah kamu lari atau kamu hadapi itu. Aku tidak bisa lari karena aku akan melihatnya setiap hari. Jadi aku memilih untuk menghadapinya. Tidak peduli betapa sakitnya itu, itu masih lebih baik daripada kelelahan karena terus berlari."

Jennie kagum dengan betapa kuatnya Jisoo.

"Selain itu, aku orang baru di sini. Kenapa aku harus bertarung jika aku bisa membawa kedamaian? Aku tidak ingin membebani Jinyoung. Dan Nayeon adalah gadis yang baik. Jinyoung benar-benar memiliki selera."

"Ya, benar. Pertama Nayeon dan sekarang kamu."

Mereka saling tersenyum. Jennie memeluk Jisoo, berusaha menghiburnya.

Jennie ingin mengatakan bahwa tidak apa-apa jika Jisoo menangis. Tapi dia tahu Jisoo tidak akan melakukannya. Dan itu bisa menghancurkan hatinya juga jadi dia hanya memeluk Jisoo.

"Apakah Nayeon tau tentang kamu dan Jinyoung?"

Jisoo menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mengatakan apa-apa padanya. Kurasa Jinyoung juga tidak memberitahunya."

Mereka pergi ke kamar Jennie dan para gadis sudah selesai menyusun barang-barang mereka. Mereka harus pulang. Sopir Jennie mengantar para gadis pulang, dia ingin mereka pulang dengan selamat. Jisoo adalah yang terakhir karena rumahnya agak jauh dari yang lain. Dia benar-benar lelah hari itu.

Tubuh, pikiran, dan jiwanya bekerja sangat keras. Tidak mudah untuk bertemu Jinyoung dan memaksakan dirinya untuk tersenyum padanya. Sangat melelahkan untuk berpura-pura baik-baik saja. Jujur Jisoo hampir menangis ketika Jennie memeluknya. Sejak Nayeon datang, Jisoo tidak pernah membicarakannya dengan para gadis.

Bagaimana perasaannya, betapa sakitnya ketika dia tau Jinyoung berubah, dan bagaimana dia berharap Jinyoung menjelaskan kepadanya tetapi dia tidak. Dia memeriksa ponselnya berkali-kali, berharap ada notifikasi dari Jinyoung tetapi tidak ada. Itu membuatnya merasa lebih buruk. Dia hanya ingin Jinyoung mengatakan sesuatu.

Dia sudah belajar story telling dan ingin menunjukkan kemajuannya ke Jinyoung. Tetapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukannya. Tidak peduli berapa banyak puisi yang dia tulis, dia tidak bisa mengalahkan Jinyoung. Dia ingin tau lebih banyak tentangnya. Tapi itu agak mustahil sekarang. Dia benar-benar ingin menangis.

Ketika dia tiba di rumah, masalah yang lebih besar sedang menunggunya. Rumahnya gelap, tidak ada lampu yang menyala. Dia berlari ke dalam dan mencari ibunya.

"Bu, Ibu di mana?"

Tidak ada Jawaban. Jisoo mencoba mencari saklar lampu dan menyalakannya. Itu benar-benar tidak terlihat seperti rumah.

Semuanya berantakan. Dia kaget. Apa yang telah terjadi? Dia menuju ke kamar ibunya dan gelap juga. Dia menyalakan lampu dan mendapati ibunya duduk sendirian di lantai. Sama seperti rumah, ibunya juga tampak mengerikan. Jisoo mendekati ibunya dengan cemas.

"Bu, apa yang terjadi?"

...

Jisoo tampak lebih diam ketika pergi ke sekolah pada hari berikutnya. Dia tidak tidur sepanjang malam. Jennie, Rose, dan Lisa menyadarinya tetapi mereka tidak berani bertanya. Belum pernah terjadi sebelumnya, Jisoo terus melihat ke luar jendela. Bagaimana dia bisa tidak fokus saat ujian akan segera tiba?

Dia pergi ke kamar kecil pada waktu istirahat. Ketika dia berjalan ke kelas, Jinyoung lewat di depannya. Jinyoung memanggil namanya tetapi dia tidak menjawab.

"Apakah itu Jisoo?" Nayeon bertanya pada Jinyoung.

"Iya."

"Teman-teman, ayo!" Bambam meminta mereka untuk bergabung dengan yang lain di kantin.

"Kita akan ujian pada hari Senin, jadi bagaimana kalau kita belajar bersama di rumah Jennie?" Jaebum membuka diskusi.

"Itu ide yang bagus karena Jisoo bisa mengajari kita semua," Jackson sangat bersemangat.

"Dia adalah guru yang baik. Aku punya firasat bagus untuk lulus ujian ini," Nayeon memberi testimoni.

"Aku oke saja dengan itu," Jennie setuju, yang lain juga.

"Tapi di mana dia?" tanya Mark.

"Dia tidak terlihat begitu baik hari ini," jawab Rose.

"Apa dia sakit?" tanya Youngjae.

"Kami tidak yakin tapi dia benar-benar pendiam hari ini. Mungkin dia kelelahan karena dia harus mengajari kita," jawab Lisa.

Jinyoung meninggalkan mereka untuk bertemu Jisoo.

"Hei, mau kemana?" tanya Yugyeom tapi Jinyoung tidak menjawab.

Dia memasuki kelas Jisoo dan melihatnya duduk sendirian sambil melihat ke luar jendela. Dia mendekat dan duduk di sampingnya.

"Jisoo," panggilnya.

Jisoo menatap Jinyoung tetapi hanya sedetik. Dia melihat ke luar jendela lagi.

"Apa yang terjadi?"

Dia tidak punya energi untuk berbicara sekarang. Dia hanya ingin sendirian, tapi Jinyoung tidak membiarkannya.

"Maafkan aku," Jinyoung memohon.

"Untuk apa?" dia bertanya tanpa memandangnya.

"Jisoo, tolong lihat aku. Aku benar-benar minta maaf."

Jisoo akhirnya menatapnya.

"Aku harus bicara denganmu sebelumnya, tapi aku tidak melakukannya."

"Aku tau. Kamu ingin menjaga perasaannya. Jangan khawatirkan aku. Aku bukan siapa-siapa."

"Tidak, Jisoo. Kamu satu-satunya."

"Jangan membujukku," Jisoo merasa sangat lelah.

"Kenapa kamu tidak percaya padaku?"

"Aku ingin memberi tau Nayeon tentang hal ini. Mungkin aku selalu bersamanya beberapa hari terakhir tapi sebenarnya aku selalu memikirkanmu. Aku bahkan mengikutimu diam-diam sampai kamu tiba di rumah. Aku ingin memastikan kamu pulang dengan selamat. Aku menyesal sudah membuatmu merasa buruk belakangan ini. Maafkan aku. "

Jadi itu benar ketika Jisoo merasa seseorang mengikutinya. Itu Jinyoung.

"Aku agak bingung tentang perasaanku sebelumnya tapi sekarang aku yakin. Aku menyukaimu sejak pertama kali kita dekat tapi aku tidak mau mengakuinya. Itulah sebabnya aku merasa kesal ketika seseorang menggoda kamu. Tapi aku merasa sangat senang ketika kamu mengejarku. Itulah saat aku menyadari aku jatuh cinta padamu. Aku ingin memberitahumu saat itu, tetapi aku khawatir itu bukan perasaan yang sebenarnya jadi aku menunggu. Dan itu menyakitimu, jadi aku mohon maaf."

Jisoo tersenyum, senyum pertamanya hari itu. Dia baru saja akan mengatakan sesuatu tetapi Lisa mengganggu mereka.

"Ah, kamu di sini. Apakah kamu memberi tau Jisoo tentang rencana kita?" tanya Lisa pada Jinyoung.

"Rencana apa?" tanya Jisoo.

"Jaebum punya ide tentang belajar bersama di rumah Jennie hari ini. Kita semua..." Jinyoung terdiam sesaat.

Dia menatap lurus ke mata Jisoo, mencoba yang terbaik untuk tidak menyakitinya.

"... dan Nayeon," ia melanjutkan pernyataannya.

TBC

Now. Here. Us. | JinJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang