24. Killing me

116 16 10
                                    

"Akan ku Usahan semampuku Tapi jika Tuhan sudah berkata lain aku bisa apa, Maaf..
-Hanbin"


🐝🐝🐝🐝🐝



Sejak tadi gadis bermata mungil itu tak pernah ada hentinya untuk berjalan kesana kemari mengitari kamar. Manik bambinya bergerak serius menatap Balkon lalu sesekali melirik ponselnya yang beberapa menit lalu ia banting diatas Kasur tidurnya

Dahyun berdecih lagi. Ia berguman dengan Umpatan yang sebenarnya ia tujukan untuk satu orang yang ditunggunya

Atau lebih tepatnya. Pada Pria yang paling terakhir di hubunginya

"Cih.. dasar tidak peka!! Tak peka!! Tak Peka!! Ck"

Wajah Imutnya masih ditekuk dengan guratan kekesalan disana. Ah terlihat sekali bahwa Dahyun sedang tak baik baik saja sekarang

Maniknya kembali menatap ke arah Jendela Balkon kamarnya yang memang masih tertutup rapat saat ini. Tangannya mengepal kuat saat melihat pemandangan tepat didepan matanya

Ya. Terlihat seorang Kim Hanbin yang sedang menyesap teh hangatnya dan berdiri santai menatap Langit dari Balkon kamarnya.

"Cih.. Si manusia tak peka itu lagi! Yak Kim Hanbin! Kau menyebalkan sekali hari ini argh"

Entahlah~ mungkin ini efek dari Dahyun yang sedang dalam masa Pra MenStrulasi sehingga membuat moodnya naik turun atau mungkin ada hal lain~

"Kenapa kau membolehkanku jalan dengan Jimin? Apa Kau sudah tak peduli denganku lagi huh? Kau membolehkan pria lain mendekatiku?  Ahh apa apaan itu!"
Gerutunya.

Bisa disimpulkan sendiri Bahwa Rupanya Hanya masalah Hanbin yang  membolehkan dirinya Jalan bersama Jimin nanti malam yang membuatnya kesal. Padahal sebenarnya bukan hal itu yang Dahyun inginkan.

Tapi mungkin seperti kalimat
'Jangan pergi malam ini'

'Aku tak suka kau pergi dengan Jimin, Nanti malam kau jalan denganku saja ya'

Atau

'Aku akan menjemputmu pukul 7 malam ini. Dandanlah yang cantik dan jangan temui Jimin lagi'

Dan Bukan malah kalimat seperti

"Wae?? Pergilah. Bersenang senanglah dengan Jimin malam ini"

yang Justru Dahyun inginkan.

Jujur perasaan Dahyun sedang campur aduk sekarang. Bukankah seharusnya Dahyun senang mengingat pagi tadi Jimin menghubunginya dan mengajaknya keluar malam nanti.

Ya. Hatinya senang bukan main saat tau Jimin tiba tiba bilang begitu. Tapi kini Terselip perasaan khawatir melihat sikap Hanbin yang menurutnya sedikit... berubah

Tak biasanya Hanbin seperti ini. Biasanya dan setaunya juga Hanbin tak pernah mau jika melihat sahabatnya pergi tanpa dirinya. Teringat bagaimana Posesifnya Hanbin kecil yang tak membolehkannya bermain jika bukan dengan dirinya.

Jika Hanbin tak ikut lebih baik Dahyun tidur siang saja dirumah. "Jangan pergi bermain jika tanpa Hanbin, mengerti!" Begitu posesifnya.

Dahyun menggigit ujung kukunya. Kakinya kini sudah melangkah untuk mendekat lebih dekat dengan jendela balkon yang masih tertutup rapat. Ia mengintip dari sana

Entah perasaannya saja atau memang benar bahwa Wajah Hanbin terlihat sangat pucat saat ini.

Tatapannya yang memandang kosong. Ditambah raut wajah yang tampak sendu kentara sekali seperti orang yang sedang menyimpan banyak beban masalah dipundaknya

My (beloved) Enemy![HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang