26. Trusted

74 15 7
                                    

"Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,

tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari

Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana
hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu
hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu

hujan
Dari daun-daun bugenvil yang teratur mengetuk jendel.
Apakah yang kau tangkap dari bau tanah
Dari ricik air yang turun di selokan

Aku mencintaimu.
Itulah sebabnya aku tak pernah berhenti mendoakanmu"

Sepenggal Kalimat dari seorang Pria sedang tertidur terbujur lemah diatas ranjang manakala mendengar ungakapan itu dari seorang Gadis,

"Aku Juga Mencintaimu"
Ingin sekali Hanbin membuka untuk sekedar mengucapkan kalimat itu, Terbangun untuk menatap wajah indah Gadisnya.

Ya, Gadisnya! Sekarang Gadis yang sedang menggenggam tangannya erat dan Tertidur pulas dengan Gumpalan air mata pada irisnya Hanbin Klaim sebagai miliknya.

Hanbin ingat dan Hanbin dengar bagaimana Dahyun menangis mengucapkan kata 'Saranghae', menurutnya ucapannya itu begitu tulus dan Indah. Bagai Bunga yang kembali mekar setelah beberapa abad tak disiram. Atau mungkin Matahari yang kembali datang setelah adanya Badai.

Satu Kata yang sangat berarti. Mungkin~

Dibawah alam sadarnya ia tersadar. Terbangun dan membuka matanya lebar dengan menatap hamparan Rumput nan Hijau dengan Background Serba Putih seluruhnya~

Hanbin tak tau ia sedang berada dimana, tapi untuk saat ini ia tak melihat siapapun disana, sampai suatu ketika kaki telanjangnya yang terus melangkah menginjak sesuatu,

Sebuah Lembaran kertas yang tercecer di sepanjang jalan, akhirnya dengan rasa penasaran yang ada. Hanbin mengambil satu kertas putih itu membukanya lalu membaca dalam Hati

"Pulang"

Apa? Kenapa? Atau siapa yang harus pulang memangnya?
Kini, Banyak pertanyaan mulai muncul dari otak Hanbin Hingga akhirnya satu biasan cahaya muncul dari arah depan.

Cahaya yang amat menyilaukan sehingga membuat Hanbin harus menutupi matanya sendiri agar tidak terasa perih,

Langkah kaki Hanbin seakan terhipnotis untuk mendekati cahaya itu. Berjalan melangkah mendekat semakin dekat dan..

"Hanbin!!!!"

Ya! Hanbin dengar~ suara itu? Suara yang sangat akrab ditelinganya, Suara yang amat sangat ia rindukan, suara dari seseorang yang ingin sekali Hanbin temui detik itu juga. Itu suara Dahyun

"Hanbin Jangan pergi!!"

"Hanbin tak boleh meninggalkan Dahyun!!"

Pergi? Meninggalkan?? Memangnya siapa yang akan pergi meninggalkam Dahyun?

Hanbin menggeleng kuat. Air matanya luruh saat itu juga. Badannya berbalik mengikuti sumber suara yang nyatanya berada berlawanan dengan sumber cahaya.

My (beloved) Enemy![HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang