balok es | hangyul ✔️

d e l a p a n b e l a s

Hangyul sama Hara duduk hadap-hadapan. Mereka sama-sama diem. Bahkan sampai kopi pesenan mereka dateng pun, masih aja Hara diem, Hangyul diem.

Hara cuma ngeliatin kopi yang ada di hadapannya. Sementara Hangyul natap lurus ke arah Hara. Merhatiin wajah pacarnya, sampai di deket ujung bibir Hara dia liat sesuatu kaya bekas luka.

"Bibir kamu kenapa?" Tanya Hangyul akhirnya.

Hara agak kaget. Padahal dia sebelum pulang udah mastiin ke temen-temennya kalo concealer dia cukup ampuh buat nutupin bekas lukanya.

"Hara?" Panggil Hangyul.

Hara ngeliat Hangyul.

"Iya?"

"Itu bibir kamu kenapa?" Tanya Hangyul lagi.

"Kok ngomongnya tumben pake kamu sih? Hahaha," Hara maksa ketawa. Keliatan banget Hangyul beneran serius.

"Gausah ngalihin pembicaraan."

Hara menghela napasnya.

"Kamu kenapa?"

"Aku gapapa,"

Hangyul naikin alisnya sebelah. Dia mencoba maklum sama sifat Hara yang satu ini. Gak pernah mau cerita kalau lagi ada apa-apa.

"Beneran?" Tanya Hangyul.

"Iya."

Hangyul menghela napas.

"Kalau aku habis pulang sama kamu terus kecelakaan dan aku gak mau kasih tau kamu, kamu marah gak?"

Hara ngangguk.

"Kenapa kok bisa marah?"

Hara diem terus nunduk.

"Aku tau kamu orangnya tertutup, Ra. Tapi, kamu tau apa rasanya aku clueless gini? Kamu tiba-tiba ngilang seminggu. Pas aku nyamperin kamu, kamunya malah gak ada."

Hara gigit bibir bawahnya.

"Tahun lalu kamu juga pernah kaya gini kan? Ini bukan yang pertama kalinya kamu bikin aku jadi kaya orang bodoh gini, Ra."

Hara ngangkat kepalanya. Ngeliat mata Hangyul.

"Hangyul, maaf."

Hangyul menghela napas.

"Aku mau kamu jadiin aku tempat buat kamu sedih, marah, gelisah. Bukan cuma buat seneng aja."

Mata Hara mulai berair. Perasaan dia campur aduk.

"Jangan nangis disini. Minum dulu kopinya, abis ini kita cabut. Biar gue bawa lo ke tempat yang lebih tenang daripada disini."

xxx
💀 mau nangis gue malah keabisan ide
🚨🚨🚨
habis ini rada cringe ya chingu skip aj kl cape sama yg menye menye. Ily.