ー 21

2.6K 551 65
                                    

scroll ke atas kalo belum baca, ini dobel up!
nb: putar video di mulmed nanti aja
kalo udah ada aba aba yes
_________________



"Aaahh mianhae!!"

Aku memandang Jun datar dari ruang tengah —dia merutuk tidak jelas sambil memanasi sup buatannya yang sudah dingin —padahal aku sudah bilang 'tidak apa-apa'.

Ya, aku membiarkan Jun tidur sampai jam 11, yang artinya dia melewatkan jam sarapanku.

"Jun, makan nanti aja," kataku.

Jun menolehku dengan muka bantalnya. "Kamu belum sarapan, jam minum obat juga udah kelawat," sahutnya.

"Ya udah gak papa cuma sekali, nanti aja sekalian makan siang," kataku.

Jun menghela nafas.

"Aku tadi di chat sama Kak Kimi —"

"Oh iya hari ini kamu harus check up, ya?" selanya.

Aku mengangguk.

"Ya udah deh." Jun mematikan kompornya lalu berjalan menuju kemejanya yang tergeletak di sampingku. "Berangkat sekarang? Nanti makannya dijamak aja, ya?"

Aku tersenyum. "I told you so."

Jun mendesah berat. "Ah.. sup ku."

○ full moon ○

Sesampainya di rumah sakit, aku disambut senang oleh Kak Kimi —walaupun kemudian aku juga harus bertemu dengan wajah masam Johnny lagi.

Jun ikut masuk ke ruang rawat karena Kak Kimi juga mengijinkan. Kami banyak mengobrol, dan aku mendapatkan banyak pujian karena banyak mengalami kemajuan —walaupun masih terlihat sakit, tapi rona mukaku lebih segar.

"Pasti gara-gara pacarnya, ya?" goda Kak Kimi.

Aku mendelik, sedangkan Jun hanya tersenyum bangga sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Bukan pacar," ketusku.

Kak Kimi mencibir. "Ngomong-omong jaketnya keren," katanya sesaat setelah melirik Jun.

Aku ikut menoleh Jun.

Ah iya, aku tidak membiarkannya memakai kemejanya lagi, sudah terlalu lusuh. Jadi aku meminjamkannya jaket —bukan jaketku sendiri, tapi jaket milik Jeffrey.

Hold on, aku tidak bermaksud menjadikan Jun alat untuk mengenang Jeffrey atau apa. Niatku hanyalah agar dia tidak terlihat berantakan.

Lagipula mana mungkin aku meminjamkannya pakaian wanita??

Tapi di sisi lain, aku juga agak menyesal. Seperti sekarang, semakin aku memandangnya, semakin aku teringat Jeffrey.

"Nah." Suara Kak Kimi menyita atensiku kembali. Dia sudah selesai melepas gips di lenganku.
"Coba gerakin, masih sakit gak?"

Aku menggerakkan lenganku sesuai instruksi Kak Kimi. Aku tidak tahu taoi sepertinya mukaku terlihat seperti orang bodoh. Tapi aku senang, sepertinya tulangku sudah sembuh.

Selesai check up, aku dan Jun keluar ruangan. Walaupun yang dilepas hanya gips yang di lengan, tapi aku senang. Setidaknya aku sudah bisa beraktifitas dengan dua tangan —yang artinya aku tidak perlu canggung lagi karena Jun harus membantuku makan, menggelung rambut, bahkan tidur.

Dan kabar baik yang lain, gips di kakiku mungkin juga bisa dilepas dalam waktu 1 bulan.

Keluar ruangan, aku bertemu dengan Donghyuck. Tidak seperti terakhir kali, dia memakai baju biasa sekarang.

[3] Full Moon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang