ー 52

2K 462 82
                                    

Aku berkali-kali menghela nafas. Sementara Doyoung terlihat antara bingung dan jengkel karena kehadiran Jeffrey yang tiba-tiba, Jeffrey justru curi-curi pandang padaku — bahkan terkekeh setiap kali mata kami bertemu.

Jadi, sekarang kami berempat duduk berhadapan di meja ruang tamu kantor Doyoung — aku duduk bersebelahan dengan Doyoung, sementara Jeffrey dan Donghyuck berseberangan dengan kami, dengan posisi Jeffrey duduk tepat di depan Doyoung.

"Silakan," kata Doyoung canggung sambil menyerahkan katalognya pada Jeffrey.

Jeffrey berdehem, menerima katalog Doyoung lalu membolak-baliknya — berusaha bertingkah seperti pelanggan normal pada umumnya

"Doy, aku pergi dulu, ya," ujar Yuta berjalan menuju pintu kaca dan segera keluar saat melihat Doyoung mengangguk sebagai jawaban.

Kencan. Sepertinya acaranya dengan gadis bernama Sorn itu sudah tidak bisa ditunda lagi.

"Canola Apartment?"

Doyoung mendongak, menatap Jeffrey yang dengan bodohnya malah meringis memandangku.

"Pilihan bagus," dehem Doyoung. "Terjangkau, kondusif, parkir luas, dekat dengan pusat perkantoran Seoul —"

"Erica-ssi tinggal disana?" tanya Jeffrey padaku.

Aku melirik Doyoung yang merapatkan bibirnya sambil menaikkan alis.

"Iya, dulu, tapi sekarang udah pindah," jawabku canggung.

Astaga, padahal aku, Doyoung dan Jeffrey seharusnya saling kenal. Tapi Jeffrey yang bersikap seolah kami ini asing membuatku dan Doyoung dengan bodohnya mengikuti permainan konyol ini. Aku melirik Donghyuck, dia malah balas menatapku bertanya.

Apa ini April Mop?

Bodoh, ini bulan Oktober.

Melihat Donghyuck, aku teringat sesuatu. Bukannya seharusnya dia dan Jeffrey tidak saling kenal? Tapi kenapa —

"Oke, yang lain aja kalo gitu," ujar Jeffrey sambil kembali membolak-balik katalog di depannya.

"Kak, aku ke depan dulu, ya? Mau cari minum, nitip gak?" tanya Donghyuck pada Jeffrey.

"Enggak," jawab Jeffrey.

"Oke, bentar ya," ujar Donghyuck sambil beranjak dari tempatnya.

"Hyuck, aku ikut," kataku sambil ikut berdiri.

Lebih baik aku menyingkir dulu. Aku tidak tahan berada disini.

○ full moon ○

"Ambil aja Kak, aku yang bayar," ujar Donghyuck. "Dulu kan pernah aku belanja pake duit Kak Erica, sampe sekarang belum diganti hehehehehehehe.."

Aku ikut tersenyum. Bahkan aku sudah lupa soal itu.

"Lagian kita jarang ketemu sih," ujar Donghyuck lagi. "Ketemu-ketemu pas waktunya gak tepat, jadi lupa."

"Alah, santai," kataku.

Selesai membeli beberapa botol minuman — Donghyuck juga membelikan Doyoung dan Jeffrey jus kaleng dan snack, katanya supaya tidak tegang. Rupanya bukan hanya aku yang merasa tidak nyaman dengan atmosfir di sekitar Doyoung dan Jeffrey, Donghyuck pun juga merasakannya. Makanya dia pamit membeli minuman, agar sedikit lega walaupun hanya sebentar.

"Ngomong-ngomong, kamu kok kenal sama Jeffrey?" tanyaku.

Donghyuck sedikit terkejut dengan pertanyaanku. Tapi kemudian dia tertawa hambar. "Inget kan, aku ngembaliin pin Kak Jeffrey yang jatuh di depan rumah sakit waktu itu. Jadi aku juga kenal dia mulai dari sana."

[3] Full Moon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang