Bagian 1

169 7 0
                                    

"Bundaaa" panggil alin lembut.

Alda-bunda Alin menyeka air matanya dan tersenyum ke arah putri semata wayangnya "Alin sayang, sini nak! Duduk sama bunda"

Alin mengangguk dan masuk ke kamar bunda dan ayahnya. Melihat beberapa figura ayahnya yang tersenyum lebar, membuat perasaan Alin kembali mencelos. Sesak!.

"Tidak Alin! Lo harus kuat. Demi bunda!" Batin Alin.

Alin tersenyum dan duduk disamping bundanya "bunda, bunda ga papakan?" Tanya alin dengan nada khawatir "Alin khawatir sama bunda" lanjut Alin menatap sang bunda.

Alda menghembuskan napasnya "Bunda nggak papa sayang" sambil mengelus sayang rambut anaknya "Sedih pasti bunda masih rasa sekarang. Sama seperti kamu, bunda juga kehilangan Ayah" lanjutnya dan kembali meneteskan air matanya.

Alin diam dan menunggu kelanjutan dari bundanya.

"Tapi kita tidak boleh terlalu berlarut-larut. Ayah akan sedih jika kita terpuruk sayang. Ayah paling benci liat kamu atau bunda sedih. Jadi kita harus kuat demi ayah" ucap alda lalu mengusap air matanya dan merengkuh anaknya.

"Bunda.. Alin nggak akan sedih lagi demi ayah dan bunda. Jadi bunda juga nggak boleh sedih demi Ayah dan Alin" ucap alin menenangkan bundanya.

"Iya sayang" jawabnya lembut mengurai rengkuhannya.

"Jadi, rencana bunda selanjutnya apa bun?" Tanya Alin menatap bundanya lekat-lekat.

"Mau tidak mau, bunda harus menggantikan ayahmu di perusahaan untuk kelangsungan hidup kita. Kita tidak boleh menghentikan semua yang telah dirintis ayahmu. Dan.. tugas kamu sekarang hanya belajar dan buat ayah bangga." Ujar Alda dan mendapat anggukan dari Alin.

"Tapii.. apa bunda sanggup? Alin ta..ta..takut kehilangan bunda" gumam alin yang masih bisa didengar oleh Alda.

"Sstt.. sudah! Sekarang kamu istirahat. Besok kamu sudah mulai sekolah. Dan ya.. ayah kamu sudah menyiapkan mobil baru untuk kamu digarasi. Jadi kamu, harus buat ayah kamu senang di sana ok?" Tutur alda dengan senyumnya.

"Baiklah bunda, Alin ke kamar dulu. Alin sayang bunda" alin mencium pipi Alda-bundanya lalu beranjak ke kamarnya.

"Maafkan bunda sayang, mungkin bunda tidak sebaik yang kamu kira nak" lirih alda setelah pintu kamarnya tertutup.

♡♡♡

05.30
Kriingg Kriingg

Suara Alarm di nakas berhasil membangunkan Alin. Walaupun tidurnya baru dua jam setelah semalaman tidak tidur.

Alin berjalan menuju walk in closet mengambil seragam sekolah barunya dan masuk ke kamar mandi. Setelah 30 menit di kamar mandi, ia telah siap dengan seragam rapih.

Setelah selesai merapikan rambutnya yang ia gerai dan memasang sepatu, alin mengambil tas dan turun untuk menemui bundanya di meja makan.

"Good morning bunda"

"Morning my princess" jawabnya sambil merapikan roknya.

"Bunda udah mau kerja?" Tanya Alin bingung karena pagi-pagi begini bundanya sudah rapi dengan stelan kantor yang tidak biasa ia pakai.

"Iya sayang.. bunda dapat telfon dari sekertaris ayah kalo bunda harus masuk hari ini. Katanya bunda harus mengurus sesuatu setelah kepergian ayah. Jadi bunda harus buru-buru sayang" tutur bundanya yang terlihat terburu-buru.

"Bundaaa.." panggil Alin masih dengan tatapan bingungnya.

"Iyya sayang? Ohh iyaa.. bunda lupa" sambil menepuk jidatnya pertanda melupakan sesuatu "ini kunci mobil kamu! Yaudah bunda berangkat dulu" lalu mengecup kening anaknya-Alin "bye sayang" ucapnya lalu pergi meninggalkan Alin sendiri di meja makan yang makanannya pun masih utuh tanpa tersentuh.

"Bunda... Berubahh" batin Alin.

Dengan langkah gontai, Alin mengambil kunci mobilnya diatas meja lalu menuju garasi. Sesampainya di garasi, ia melongo menatap sebuah mobil sport keluaran terbaru yang pernah ia lihat di sebuah majalah. Mobil berwarna pink dengan stiker petir di pintu pengemudinya. Wow! Alin takjub. Bagaimana tidak? Ayahnya membelikannya sebuah mobil seharga 17 M!!!!!!

"Ok..ok.. tenang! Tenang Alin, lo ga boleh Alay!" Ucapnya menenangkan keterkesimahannya dengan mobilnya.

Alin mebuka pintu kemudi daaann
"Wow!? Its amazing!!!! Thank you Ayah! Ayah memang selalu jadi yang terbaikk!! Waaahh" pujinya sumringahh melihat pintu itu terbuka keatas bak seperti sedang berada di depan mobil pemeran film marvel kesukaan ayahnya.

Alin memasuki mobilnya dengan wajah gembira. Tapi tiba-tiba dadanya sesak. Kembali mengingat sang ayah! Dia berpikir, untuk apa ia bahagia dengan semua pemberian ayahnya ini? Toh juga sekarang ia tak bisa memeluk ayahnya lagi seperti dulu.

Dulu. Ya, Alin akan langsung memeluk ayahnya bila mendapat sebuah hadiah dari ayahnya. Dan baru kali ini ia mendapat hadiah paling mewah dari kerja keras ayahnya, tapi ayahnya sudah tidak ada.

Tess.. tess..
Alin kembali meneteskan air matanya "kenapa harus secepat ini ayahh.." lirihnya pelan.

Baru saja Alin merasa antusias, tapi keadaan seakan tak mampu membuat antusiasnya sama seperti dulu lagi. Alin merasa sendiri sekarang, tidak sama seperti ketika ayahnya masih ada. Yaa Alin. Sekarang sudah beda.

"Kenapa? Ayah pergi, bunda sibuk, alin sendiri" batin alin.

Alin tertawa hambar "its a new day Alin! Fighting" semangat Alin.

Alin menutup pintu mobilnya dan melaju meninggalkan rumahnya menuju sekolah.

"Mungkin sekarang waktunya menjadi dewasa"

♡♡♡

07.00
Sebuah mobil sport berwarna pink memasuki pekarangan SMA 1 TRISAKTI. Semua siswa dibuat tercengang. Baru kali ini mereka melihat mobil sport itu. Bagaimana tidak? Di sini hanya ada 5 orang yang menggunakan mobil seperti itu. Dan sekarang? Bertambah lagi. Apalagi ini adalah keluaran terbaru dan berwarnaaa yaa agak sedikit -nyentrik-.

"Wahh parah, siapa yang pake mobil begonoan lagi?"

"Iyya chuuyy keren amat"

"Kayaknya cewek deh, warnanya aja pink"

"Pintunya ke buka ke atas woy woy"

"Wahh kerenn banget"

Begitulah desas-desus yang ada setelah Alin memarkirkan mobilnya dan turun. Satu kata untuk mereka dari Alin "norak!"

Alin turun, bak slowmotion seperti di film-film Semuanya menunggu Alin keluar. Penasaran. Siapa sebenarnya murid yang menggunakan mobil itu.

Sekarang alin benar benar keluar, dan langsung menutup pintu mobilnya. Langsung saja ia berjalan menuju ruang kepsek karena belum tahu dimana ruang kelasnya.

"Gila! Tuh cewek sapa dah? Angel bener dah.. ck ck ck.."

"Murid baru yah?"

"Cantik bangetttt"

Decakan-decakan kagum mulai terdengar ditelimganya. Ia hanya berjalan cuek seraya melihat-lihat sekolah barunya itu.

"Permisi pak.." ucapnya sopan setelah sampai diruang kepsek.

"Kamu murid baru itu ya? Mari, langsung ikut saya ke kelas kamu. Sekarang sudah jam masuk" ucap kepsek to the point dan berjalan keluar di ikuti Alin menuju kelasnya.

Sesampainya di depan kelas, kepsek itu masuk dan meninggalkan Alin di depan kelas. Alin mendongak, melihat nama room class nya.
"X.IPA.3.. Hmmm, not bad" gumamnya pelan lalu masuk dan memperkenalkan diri.

"Halo! Nama Saya Alin Cahya Adyatama. Kalian boleh panggil saya Alin. Saya pindahan dari rows international high school Australia" ucapnya.

Gurupun menyuruhnya duduk tepat disamping gadis berkacamata dengan rambut diikat tinggi.

Malas berkenalan, Alin lebih memilih langsung duduk dan diam memperhatikan guru menerangkan.

ALINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang