8. Suara Ardios I

2.3K 114 8
                                    

Maap kalau ada typo, mohon dikoreksi yak 😇
Enjoy guys😉

—————————

Menurut kalian apa hal yang paling berat dalam hidupku selain leukemia yang aku derita? Jawabannya simple, melepaskan Ana. Itulah yang sangat berat untuk dilakukan. Melihatnya terpaku kaget mendengar permohonanku untuk melupakan tentang bodohnya diriku ini sangat menyiksa batin dan raga. Hey, ayolah! Penyakit ini tak memberiku kesempatan untuk bisa sembuh untuk kedua kalinya. Aku tak lagi punya harapan untuk hidup. Dengan nyawa yang tak bisa dipastikan ini, aku tak akan sanggup melihat Ana meneteskan air mata. Aku lemah akan air itu.

Pengobatan hanyalah sebuah formalitas agar orang tuaku tak lagi cemas. Menjalani kemoterapi tanpa semangat hidup lebih menyakitkan dari yang dibayangan. Selama empat tahun pengobatan, hanya wajah Ana yang membuatku tahan akan sakit yang mendera hebat di tubuh ini. Tapi itu berefek timbal balik, kesedihan pun turut menyertai. Buncahan rindu yang mendalam mendesak dada untuk dilepaskan. Memaksa tubuh ringkuh ini untuk segera menemui wanita yang sangat aku cintai itu. Namun apa daya, dengan tubuh yang tak lagi sekuat dulu, bahkan dua adikku bisa melebihi kekuatanku sekarang. Dengan tubuh ini mustahil untukku menyeberangi lautan samudra dan hamparan benua. Aku tak bisa.

Bahkan egoku sebagai lelaki pun telah punah. Aku menjadi lebih cengeng hanya karena teringat tawa manis dari wajah cantik Ana. Menggalau sendiri disaat senja, mengingat kenangan kami dulu melihat sunset di pantai kala itu. Dan bermimpi indah mendekap tubuh mungil itu hingga tenggelam dalam lautan emosi. Sungguh ironis hidupku ini. Tampaknya melankolis menjadi hal yang rutin disetiap rutintas membosankan ini. Belajar di siang hari, lalu dilanjutkan dengan pengobatan. Siklus hidup baruku.

Dan keajaiban kembali hadir. Menimbulkan harapan baru pada hidupku yang monoton ini. Enyahnya penyakit lucknut itu membuatku bertekad untuk kembali memperjuangkan Ana. Namun ternyata aku terlalu naif. Bego rasanya melupakan permintaan konyolku empat tahun yang lalu untuk Ana. Tentu gadisku itu akan menjalankannya bukan?

Hanya dalam satu menit, aku bisa merasakan bagaimana perasaan gadisku itu saat dulunya melihatku bergonta-ganti pasangan. Apa benar sesakit ini? Jikalau itu benar adanya, memang pantas diriku ini menyandang gelar brengsek. Dengan tawa manis Ana di meja sana, aku tersenyum kecut mendapati seorang pria yang sama sekali tak kukenal mengambil alih tempatku sebagai alasan senyuman manis itu ada.

Katakan aku pengecut, karena itu memang diriku. Menjadi seorang pengecut dan kembali ke Jerman untuk melanjutkan kuliah. Menyibukkan diri dengan materi yang sungguh bisa memecahkan otak lantaran bahasa yang jauh berbeda. Aku juga perlu memperbanyak kosa kata kalau tidak mau mendapatkan nilai jelek. Dengan itu semua kuharap bayangan Ana bisa lenyap dari otak serta hati ini. Yah, itu berhasil. Berlaku jika aku punya kegiatan, tapi saat aku senggang, otak ini dengan lancang membiarkan aku menyaksikan kilasan kenangan manis kami.

Bahkan aku yang mencari pengganti di negri barat ini, namun sosok itu sama sekali tak terelakkan. Selalu mengacaukan setiap kencan, bahkan untuk mencium pacar buleku saja tak bisa. Karena yang terbayang saat itu wajah Ana dan rasa tak ingin mengkhianati wanitaku itu. Karena itulah orang-orang mulai mengataiku kelainan seks. Sama sekali tak masalah bagiku. Malahan itu bagus karena tak ada lagi jalang yang akan menggodaku. Budaya barat memang sangat bebas, sangat tak biasa bagiku. Dan tentu aku menjaga diri agar Mamaku tercinta tak akan kecewa. Karena aku sangat menghormati dan menyayangi Mama.

~~~

"Kamu akan Ayah jodohkan!"

Telingaku mendenging hebat mendengar perkataan itu. Wajah tegas di depanku mentitahkan sebuah keharusan mutlak yang tak boleh diganggu gugat. Khas seorang Ayah tiriku ini. Menghela nafas lelah, tanganku memijit pangkal hidung yang mulai berdenyut nyeri.

Your Bride (TRBB#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang