6. Bagas dan Pertanyaan Dios

2.3K 140 22
                                    

Maap kalau ada typo, mohon dikoreksi yak 😊😀
Enjoy guys 😆😇

—————————

"Huaaa, enak bingitz!"

"Abis ini perut gue bakal bulet kayak bola kalau makan terlalu banyak, nih."

"Kalau udah Rally yang masak, gak akan ada yang tersisa, deh!"

"Mas, aku mau lagi!"

"Tha! Bagi sodanya dong!"

"Woy, monyet! Jangan disikat semua dong, bagi kami juga elah!"

"Eh, monyet! Gak salah lo manggil gue monyet?!"

"Sesama monyet gak boleh saling menghina!"

"Anj*ng!"

"Kampret!"

Tuk! Tuk!

"Wadaw!"

"Adoh!"

"Bahasa qalbu kalian gak usah diumbar di sini, gue gak mau anak gue terkontaminasi bahasa hutan rimba lo pada!"

Nantha tertawa geli melihat Levin dan Jojo yang meringis karena digentok sendok oleh Alex. Airin yang duduk di sebelah kanannya pun ikut tertawa seraya mengelus perut buncitnya.

Ahh, betapa rindunya Nantha dengan suasana kali ini. Berkumpul setelah sekian lama sibuk dengan study dan urusan masing-masing. Keributan, kekonyolan, dan kebersamaan kembali terasa hanya dengan berkumpul kecil seperti ini. Suasana hatinya menghangat hanya dengan melihat keributan lima cowok yang sedari tadi heboh. Menghina, mencaci, serta mengejek menjadi sapaan hallo pada pertemuan mereka setelah sekian lama. Apalagi melihat senyuman di wajah yang memenuhi kepalanya itu, menyejukkan batin yang tadinya risau akan kejadian di dapur sebelumnya. Nantha hanya mengasumsikan bahwa itu hanyalah ketidaksengajaan, pasti Dios tak berniat sama sekali melakukan itu. Pasti itu hanyalah kesalahan. Ya, itulah asumsi yang ia tegakkan agar tak goyah pada reunian hangat mereka ini.

"Nah, ini yang terakhir!" seru Rally sembari meletakkan sepiring besar daging panggang di tengah meja. Kemudian wanita itu duduk di sebelah kiri Nantha.

"Asikk! Serbu!" Lian dengan cepat menyambar daging dari piring.

"Eh, lu udahan lah! Lo yang paling banyak ngambilnya, tai!" protes Jojo tak terima.

"Sembarangan lo, Levin tuh yang paling banyak!" kilah Lian melotot.

"Nah, ini nih! Kalian yang paling banyak makan, gue yang kena sasaran. Sialan lo pada!" Levin menyeruput sodanya hingga tandas setelah berkata.

"Diantara kita semua, emang elu yang paling cocok di-bully." Dios ikut menimpali sembari tersenyum miring.

"Yah, tahu kok. Wajah gue emang polos dan tak berdosa."

"Kayak maling lebih tepatnya," celetuk Alex yang langsung membuat semua orang terbahak. Kecuali Levin dengan wajah masamnya.

"Oh ya, Rin! Udah berapa bulan kandungan lo?" Dios pun bertanya dari kursi di hadapan mereka. Airin tersenyum manis lalu menatap hangat pada perut buncitnya.

"Udah delapan bulan, Yos. Minggu-minggu menunggu kelahiran jagoan kecil aku ini."

"Ralat, jagoan kita," sahut Alex yang duduk di sebelah Airin. Lelaki itu mengelus perut buncit sang istri penuh sayang.

"Ehem, ada jomblo di sini, please," kode Lian dengan sebuah deheman.

"Makanya cari pacar sono! Mau jadi perjaka tua lo?" Suara Levin dengan nada mengejek. Lian mendelik sebal pada Levin lalu menoyor kepala lelaki itu. Lian dan Ralisha memang sudah putus tiga tahun lalu. Yah, namanya pasangan pasti ada masa merasa tak cocok lagi dan pisah. Kalau udah nikah jangan coba-coba pakai prinsip ini, ini hanya berlaku pada orang yang pacaran!

Your Bride (TRBB#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang