Menjadi dewasa sebenarnya ketakutan ku selama ini. Aku tahu, aku tak selamanya menjadi anak-anak,-- ingusan dan tanggungan orang tua.
Aku juga tahu bahwa fase hidup dimulai dari saat kita bayi, menuju remaja, dewasa lalu beranjak menua.
Dari sekian fase itu aku benar-benar takut menjadi dewasa.
Banyak sekali ketakutan ku. Mulai dari kemandirian, asmara sejati, hingga nanti tentang jalan hidup.Aku mungkin hanya belum siap dengan kemungkinan terburuk dan bahkan belum mempersiapkan kemungkinan terbaik.
Aku masih bergantung pada dua malaikat ku. Dan aku tak tahu sampai kapan aku bisa melepaskan ketergantungan ku pada mereka.
Aku belum siap menapaki jalan terjal sendirian, meskipun itu jalan hidupku.
Meskipun jalan terjal itu pilihanku sendiri, dan kubuat atas dasar mimpiku sendiri.Aku takut.
Diluar sana mungkin dingin, tak seperti disini, hangat. Ada dekapan ayah yang siap melindungi. Ada pelukan ibu yang mampu menjadi obat penenang tidur.Diluar sana mungkin gelap.
Aku tak punya cukup cahaya untuk menapaki lorong-lorong kecil menuju dunia dewasaku nanti. Aku juga tak punya lagi kedua tangan ayah dan ibu yang menggandeng ku. Aku sudah memutuskan melepaskan genggaman ini, mencoba untuk berdikari. Berdiri di kaki sendiri.
Aku mungkin hanya meraba-raba pada dinding disekitar bangunan dan aku pun tak tahu apa yang sedang kuinjak.