prolong

4.7K 85 2
                                    


" kalian semua bisa kerja ngak sih?"

Semua yang ada dalam ruangan itu pun menunduk takut, termasuk aku, tidak ada yang berani mengangkat wajah untuk bersitatap dengan lelaki yang baru saja mengeluarkan suaranya dengan tampang yang menakutkan.

Gimana ngak menakutkan, semua yang berada dalam ruangan ini membuat kesalahan yang sangat fatal.yaitu hampir saja salah mengirim barang dan membuat perusahan yang dipimpin lelaki itu terancam bangkrut.

"kalau kalian tidak bisa atau memang tidak sanggup melakukan pekerjaan ini,silahkan hengkang dari perusahaan saya, perusahaan saya tidak membutuhkan orang – orang yang lalai dan ceroboh seperti kalian.

Pedas cuy, kek sambel ulek yang sering dibuat ibu kalau sudah mentok tidak ada bahan untuk dibuat lauk pauk lawan nasi dikampung. Back to topik. Tidak ada seorang pun yang berani menjawab melainkan semakin menundukan kepalanya kebawah.

Aku hanya bisa menghela nafas sudah satu setengah jam berdiri dengan kepala menunduk dan mendengar caci maki sang boss membuat kepala pening. ditambah berdiri menggunakan sepatu dengan tinggi hak sekitar 7 senti membuat betis berteriak untuk duduk dan melepas sapatu yang menyiksa ini.kami tau, ini memang kesalahan kami, kami hampir saja mengirim barang pada tujuan yang salah.untung saja sekretaris si boss jeli dalam meneliti pekerjaan bawahan yang diperintah si boss. Kalau sampai kami mengirim dan barangnya hilang, mau berkerja sampai tua pun tidak akan mampu membayar kerugianya.

"kalian semua bisu he? Saya memperkerjakan kalian disini tidak untuk diam satelah melakukan kesalahan. Pertanggung jawabkan apa yang sudah kalian lakukan".

"maaf pak,kami memang salah,tidak telitih lebih dulu sebelum mengirim barang,"

Akhirnya ada juga yang menjawab satelah sekian jam hanya membiarkan sang boss berbicara sendiri.takut takut aku mendongakkan kepalaku untuk melihat reaksi si boss setelah mas brian menjawab.

Pertama yang aku lihat adalah wajah dingin si boss yang memandang mas brian dengan sebelah alisnya yang terangkat yang menambah kesan sangarnya.

Elang bima wijaya sosok yang ditakuti dan dikagumi serta dipuja oleh orang banyak,baik fisik maupun kepintaranya.yaitu orang yang sedang berdiri sangar sambil memandang karyawannya satu persatu,pria yang menggunakan setelan kerja berwarna hitam tanpa senyum, melainkan tatapan sinis yang ia lempar,elang lulusan terbaik cambridge university saat meraih gelar master, sangat jauh dengan aku yang hanya lulusan S1 ui.dan beruntung diterima bekerja diperusahaan besar ini dengan posisi yang terbilang baik dari ob.

Saat aku memperhatikanya lebih detil tiba tiba ia melihat kearahku yang membuat aku kegalapan dan cepat cepat menunduk.

"kalau sampai masalah ini terulang kembali,saya tidak akan segan segan memecat kalian,sekarang keluar dari ruangan saya" usirnya

"baik pak" ucap kami serentak dan keluar dari ruangan itu satu persatu.

Setelah keluar dari ruangan megah maha menakutkan itu kami serentak menghela nafas lega.

"gila,takut banget gue njir,pak elang ngamuk ke banteng" ujar riri seraya berjalan menuju kubikelnya.

"gimana ngak ngamuk coba,ini tu emang salah kita.untung ngak kekirim kalau kekirim habislah kita" jawab mas brian yang mengikuti jejak riri menuju kubikelnya.

Aku hanya diam menuju kubikelku bersama mbak dewin yang sibuk dengan hapenya, setelah sampai di mejaku.aku juga mengikuti jejak mbak dewin,yaitu memainkan hape bututku,

"bianca" terdengar suara mas brian memanggil ku,membuat mataku melirik kearahnya

"hm" jawab ku dan kembali sibuk dengan hape bututku, melihat foto foto buram.

the perfect bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang