Pulang ke kos merupakan pilihan terbaik dari sekian banyak pilihan,dan sekarang yang bisa aku lakukan berguling dipulau kapuk alias kasur, apa yang harus aku lakukan setelah dipecat? Uang kos udah nunggak dua bulan, duit untuk makan cuman bisa beli mie rebus, beberapa minggu lagi ibu pasti nelvon untuk kirim duit buat bayar spp adek sama beli beras,sedangkan aku sekarang dipecat. Ya tuhan apa yang harus aku lakukan,seandainya aku ngak cari masalah sama mantan bos yang tampan itu,dia ngak bakal kenal aku dan yang pasti dia ngak bakal nyuruh aku buat jadi istrinya,dan dua minggu lagi aku bakal nerima gaji dan masalah pasti selesai, ngak seperti sekarang yang beranak pinak.
Setengah jam aku hanya memandangi langit langit kamar kosku yang sudah kusam, mengabaikan renggekan para cacing yang sudah meminta jatah buat di isi.berusaha mencari jalan keluar semua masalah yang datang,
"apa aku pulang kampung aja ya?. Tapi pulang kampung, uang ongkos mintak sama siapa?" ujarku bermonolong " mintak ibu sama bapak? Pasti mereka ngak ada uang,kalau pun aku pulang nanti aku kerja apa,nanti aku malah menyusahkan ayah" lanjutku
Kulirik jam yang bertengger dimeja samping tempat tidurku, jam pendek sudah menunjukan angka tiga siang,
" udah jam tiga toh,pantes kalian pada demo ya?" ujarku sambil mengusap usap perutku,ku raih tas selempang kecil kemudian mengambil uang pecahan lima ribu tiga buah.
"oke sekarang kita makan, dan besok kita puasa " ujarku seraya berdiri dari tempat tidur dan menuju pintu kamar untuk mencari makanan murah untuk menganjel perutku semalaman, kapan perlu sampai besok, besok dan besoknya lagi.
Setelah planga plongo mencari makanan yang tepat untuk mengisi sicacing, sekarang aku berdiri diwarung kaki lima yang lumayan masih sepi.
"pak,mie rebus pake telur seporsi berapa?" malu cuy nanya keitu, tapi bisa apa? ntar enak enakan eh makan pas bayar uangnya kurang,sama tu yang sedang viral viralnya sekarang,warung kaki lima,yang harga makanannya seharga makanan restoran.
"delapan ribu neng" aman, ucapku dalam hati, masih bisa aku belinya.
"yaudah satu ya pak" ujarku seraya berjalan kemeja yang berada didalam tenda.
Setalah beberapa menit mie rebus pakek telor udah terhidang didepanku,sehingga membuat nafsu makanku langsung naik,"makasih pak" yang dibalas anggukan oleh sipak penjual. Tanpa menunggu lama mie yang baru tersedia dimeja sudah berpindah tempat keperutku.
Akupun berdiri dari dudukku dan menuju sipenjual yang sedang sibuk menghidangkan pesanan orang yang baru saja datang dan menghuni tempat yang aku duduki tadi,
"pak" ujarku seraya menyodorkan uang lima ribu dua buah,kemudian bapak itu mengambil dan memberikan uang dua ribu satu buah dari dalam toples dan memberikan kepadaku
"makasih" ujarku sambil mengambil uang pecahan dua ribu itu
"sama sama" jawab sibapak tanpa melihat kearahku
setelah mengisi perut hal pertama yang inginku lakukan adalah tidur sepuas puasnnya sampai pagi, untuk hari ini,besok pagi pagi sekali aku ingin mencari pekerjaan agar bisa mengirim uang buat ibu dikampuang,kasian kalau ibu masih bekerja kesawah untuk mencari uang,umur beliau sudah tidak muda lagi,sudah cukup ibu kerja panas panasan dan ayah tidak mengenal waktu semasa mencari biaya kulia aku dulu,dan sekarang ngak lagi, cukup beliau berdua dirumah memantau adek belajar saja.
Kuhempaskan tubuhku pada ranjang yang kasurnya yang sungguh keras ketika aku sudah mendarat dikos.lama aku termenung memikirkan nasibku dikota ini,ingin pulang tapi ngak bisa, kalau aku pulang pasti bakal nambah beban ibu,rencana yang sudah kususun rapi saat diwarung kaki lima untuk tidur sampai pagi gatot alias gagal total,sekarang yang aku lakukan adalah berselancar dengan ponsel bututku didunia maya,bukan untuk chatting atau apalah,melainkan mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang,sudah setengah jam mencari pekerjaan melalui internet, banyak sih, tapi disetiap postingan pekerjaan, pasti banyak yang bilang itu penipuan komentarnya, yang membuat aku bimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
the perfect boss
Teen Fiction" huekk, huek" muntah itu keluar begitu saja tanpa bisa dicegah,aku pun membersihkan bibirku dengan punggung tangan"tinggal dikit lagi samp" ucapanku terpotong karena melihat sosok dada pria yang berdiri didepanku dengan baju penuh dengan muntah ber...