hukuman

2.7K 71 1
                                    

" huekk, huek" muntah itu keluar begitu saja tanpa bisa dicegah,aku pun membersihkan bibirku dengan punggung tangan"tinggal dikit lagi samp" ucapanku terpotong karena melihat sosok dada pria yang berdiri didepanku dengan baju penuh dengan muntah berlahan lahan akupun menaikan wajah ku agar bisa melihat wajahnya" bo....ss?" ucapku setelah melihat wajah dingin bercampur marah ,tapi berlahan lahan wajahnya semakin pudar dan semakin gelap,terakhir yang aku dengar adalah suara sepatu yang dengan cepat mendekat kearahku,

***

Entah sudah berapa lama aku tidur,yang jelas tidurku saat ini begitu nyenyak,apakah efek minuman enak yang diberikan mas brian tadi malam? Entahlah!,sungguh,mata ini berat sekali untuk dibuka,kasur yang aku tiduri ini rasanya empuk dan sangat wangi sehingga membuatku betah berlama lama, tapi yah aku harus kekantor untuk mencari pundi –pundi rupia untuk mengisi kantong dan membeli beras untuk ibu dikampung.

Objek pertama yang aku lihat setelah membuka mata adalah langit langit kamar berwarna abu abu,kemudian berpindah kedinding yang juga berwarna abu abu,bingung? Itulah yang pertama kali aku rasakan, pagi kemarin warna langit langit kamar kosku masih berwarna putih yang sudah kehitaman,gegara asap dan air hujan, dan sekarang kenapa warna abu abu?kuarahkan pandanganku keseluruh penjuru ruangan,dan seketika membuatku tersentak dan langsung duduk.

"aku dimana?" ucapku pelan bertanya pada diriku sendiri, kuperhatikan seluruh penjuru kamar yang berwarna abu abu ini,terkejut dengan pemikiran yang baru saja terlintas dikepalaku,buru buruku sentakan kain selimut tebal yang menutupi tubuhku sampai dada,kemudian bernafas lega,"masih lengkap" ucapku lega dalam hati.

"Aku dimana sih" ucapku bermonolong lagi seraya turun dari ranjang dan berjalan menuju balkon kamar yang entah milik siapa kemudian berpengang pada sisi besi pembatas,aku pun mencoba merekaulang kembali kejadian tadi malam

"kemarin malam aku makan sama mbak dewin,riri, dan mas brian t..ee..rus kita minum minuman warna ungu" monolongku mencoba mengingat kepingan kejadian tadimalam " terus aku muntah" jeda sebentar untuk mengingatnya

"aku... muntah.. dibajunya? Bb...oo..sssss!" pekik ku lantang

"mati" ucapku lantang seraya berlari kedalam kamar,dan mengambil tas sama sepatu yang tergelatak dibawah tempat tidur kemudian berlari menuju pintu keluar kamar,

Setelah keluar dari kamar yang super mewah itu,aku Berlari tergesa gesa menuruni tangga kemudian jongkok sambil memegang perut untuk mengstabil nafas yang tersengal sengal diundakan tangga terakhir, aku melihat jam tangan yang bertenger ditangan disebelah kanan yang sudah menunjukan angka delapan lewat delapan menit" telat delapan menit, bisa ngamuk sibos" akupun mengambil ancang ancang lari agar ngebut sampai dikantor, setelah berada ditengah tengah ruangan,kek ada yang ngikutin aku dan manggil nyonya, ya jelas aku ngak ngehiraukan,ya kali aku dipanggil nyonya,ngak pantes cuy,ngak pantes bngetttt.

" nya" ucap orang itu sambil memegang sebelah pergelangan tanganku,yang rifleks membuatku berhenti dan memutar badanku otomatis.

"'tadi tuan berpesan, kalau nyonya udah bangun,disuruh makan dan mandi"

"haa? Tuan siapa?" tanyaku linglung

"tuan elang,yang bawa nyonya kesini kemarin malam,tumben tumben lo nya" jawab orang itu

"jadi benar rumah ini milik pak boss? Eh maksud aku pak elang?"

"iya nya"

"terus dia mana" tanya ku seraya melihat sekeliling,buset rumahnya besar,mewah and simple,benar benar kaya nih orang.

"udah pergi nya dari jam setengah tujuh tadi"

Akpun menepuk jidatku seraya mengambil ancang ancang untuk pergi,tapi langsung dicegah oleh orang yang berdiri didepanku dengan cara memegang tanganku," aduh aku harus pergi,kalau telatnya setengah jam aku bisa dipecat,cari kerja dijakarta susuh mbak," ujarku dengan tampang memales.

the perfect bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang