Memberikan kartu nama mantan bos,itu adalah kesalahan terbesar yang perna aku lakukan selama aku hidup dua puluh dua tahun, kenapa tidak? Sekarang apa yang akan aku lakukan jika memang bapak berbaju kuning tadi memang datang kekantor yang alamatnya terterah didalam kartu nama itu? Dan sialnya aku malah mengaku ngaku sebagai istrinya.
"argghhhhhh, sialan" teriakku sehingga membuat orang memandang kearahku,bodo amat sama orang yang memandang aneh kearahku, itu berarti mereka punya mata.
"sial banget deh hari ini, hape ilang,jatoh didagangan orang, mobil mewah orang kena timpuk,perut laper,capek" keluhku sambil terus melangkah,membawa perut yang sudah merontah rontah dari tadi mintak diisi.
Dan sekarang aku berdiri ditempat kemarin aku berdiri sambil melihat kebelakang, tapi bedanya aku sekarang berdiri melihat sepenuhnya kebangunan mewah itu,"Cuma ini satu satunya jalan cepat untuk mendapatkan uang, restuilah langkahku tuhan" gumanku seraya melangkahkan kaki menuju lobi kantor yang besar itu.
"ada yang bisa saya bantu" ujar resepsionis setelah aku sampai dimejanya.
"bisa saya bertemu dengan bapak elang?"
"kamu sudah buat janji?"
"belum" ujarku sambil mengaruk ngaruk kepalaku yang gatal ,karena rambutku sudah lepek,gegara sinar matahari yang maha panas.
"tunggu sebentar" lalu resepsionis yang cantik yang memiliki badan profesional itupun menarik ngangang telepon.
"dengan mbak siapa?" tanyanya kepadaku
"hhaaaaa? Owh, bianca,"
"bianca" ujarnya kembali berbicara kepada orang yang berada dibalik telepon itu,kemudian ia mengangguk angguk dan menutup telepon dan melihat kearahku
"silahkan mbak,langsung aja kelantai delapan belas" ujarnya kepadaku sambil tersenyum, beda banget sama sekretaris mantan bos.
"makasih" jawabku dan membalas senyuman sang resepsionis
Berjalan pelan menuju lift yang akan membawaku kelantai dimana sang singa berada,akupun menarik nafas dalam dalam untuk menetralkan detak jantung yang semakin mengila,padahal belum juga berada satu ruangan sama sisinga jantan yang pemarah itu, setelah berada didalam lift yang hanya aku tempati sendiri,aku pun mulai menyusun kata kata yang akan aku lontarkan nanti,yang pasti kata kata itu adalah kata kata yang sangat sopan dan tidak menyakiti hati sisinga,padahal aku ingin sekali melontarkannya,karena dia penyebab aku jadi sengsara seperti ini,setelah aku rasa cukup dengan kata kata yang sudah tersusun rapi dikepala, aku pun menatap bayanganku yang terpancar jelas didinding lift,dan itu sangat berantakan,dari rambut yang sudah compang camping,baju kemeja yang sudah lepek dan penuh pelu,rok yang sudah kusut, fixs sangat sangat amburadul syekali, aku rapikan rambut seperti pagi tadi,walaupun tidak begitu rapi,masih ada yang berdiri kek buntut kuda,dan bau lepek baju yang sedikit aku semprot dengan parfum harga duapuluh lima ribu yang selalu aku bawa didalam tas jinjing,kalau rok aku biarkan saja,karena udah kusut sekali,rapinya hanya bisa disetrika,
Setelah lift berbunyi akupun keluar,dan memperhatikan sekeliling yang sangat sepi,seperti tidak ada tanda tanda kehidupan dilorong lantai delapan belas ini,semakin aku melangkah dan semakin dekat ruangan yang dihuni sisinga jantungku juga semakin kencang pula detaknya" udah ke bimbingan sama dosan aja,dulu pas aku bimbingan pun ngak kegini juga detak jantung aku" gerutuku sambil memegang dadaku, pas aku berdiri didepan meja sekretaris jutek sisinga,sekretarisnya ngak ada, yang membuatku langsung mengetok pintu singa aja langsung.
"tok tok tok " hening ngak ada jawaban sama sekali.
"TOK TOK TOK " untuk yang kedua kalinya aku mengetok dengan tenaga kuda,dan yap beberapa detik setelah itu baru aku mendengar suara orang dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
the perfect boss
Novela Juvenil" huekk, huek" muntah itu keluar begitu saja tanpa bisa dicegah,aku pun membersihkan bibirku dengan punggung tangan"tinggal dikit lagi samp" ucapanku terpotong karena melihat sosok dada pria yang berdiri didepanku dengan baju penuh dengan muntah ber...