chapter 15

337 48 22
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Selamat membaca

Sebelumnya.......

"Ayolah Jasmin, kau tidak mau membeli baju lagi? Tas? Sepatu mungkin?" Ujar Ibu Jungkook yang kini menatap hangat.

Jasmin masih tersenyum polos "Tidak Eomma. Ini sungguh-"

Tiba-tiba Ibu Jungkook berubah ekspresi, ia dengan cepat menyela ucapan Jasmin "Katakan! Apa yang kau inginkan agar mau meninggalkan Jungkook, anakku!"

Jasmin diam menatap tak percaya, ia tidak bereaksi apapun untuk menjawab ucapan Ibunya Jungkook.

"Ayo jawab!" Tekan Ibu Jungkook.

Jasmin seketika tersidekap. Ia terkejut.

Tapi Jasmin yang tadi seolah kehilangan nyawanya lantas tersenyum sinis. Entah dapat kekuatan dari mana ia membalas ucapan Ibu Jungkook.

Gadis itu dengan percaya diri berdecak lantas mendengus kasar "hmm... Eommo--, ani maksudku, Ahjuma. Yang kau berikan terlalu murahan bagiku!" Ujar Jasmin singkat, ekspresi meremehkan sudah jelas ditunjukkannya.

"MWO?!" tatap Ibu Jungkook tak percaya.

"Bagaimana ya? Aku bisa dapat yang lebih banyak daripada ini saat aku bersama Jungkook. Jika yang kuinginkan adalah uang, kau tak perlu repot menawarkannya. Jungkook punya semuanya" Ujar Jasmin makin memicu wanita di hadapannya.

"Kau- beraninya-!" ucap Ibu Jungkook mencoba mengumpati Jasmin.

"Ah... satu lagi. Aku sama sekali tidak mengejar putramu itu. Dia yang tergila-gila padaku sampai nekat membawaku ke sini".

Jasmin merengut masam seolah-olah ia seseorang yang teraniaya "haruskah aku melaporkannya ke polisi atas tuduhan penculikan?"

Ibu Jungkook kehilangan kata-kata. Ia hanya diam sambil menatap Jasmin yang kini telah berdiri dari tempat duduk dan menyaut semua barang belanjaannya.

"Maaf atas semua ucapanku tadi. Tapi aku akan tetap membawa ini karena kau sudah membelikannya untukku. Aku harap kita akan jadi mertua dan menantu yang cocok nantinya. Annyeong Eomma~" ujar gadis itu pamit masih berusaha sopan.

Setelah Jasmin berlalu. Wanita paruh baya itu lantas tersenyum, ia menatap punggung Jasmin yang tangannya kini tengah kesusahan mencari sesuatu di tasnya, ponsel mungkin.

Ibu Jungkook lantas bergumam pelan "Jasmin-si, kau gadis yang menarik".

.
.
.
.
.
.

Langkah Jasmin memburu cepat, ia turun menggunakan eskalator mall dan celingukan mencari toilet.

Setelah masuk ke ruangan yang tak terlalu besar, jangan lupakan bawaan yang sebenarnya sangat mengganggu pergerakannya. Tapi gadis itu tak peduli, ia lantas duduk di atas kloset yang tertutup.

Jasmin menghela napas panjang, tangannya gemetar. Ia bukan gadis yang suka membangkang apalagi pada orang lain, tapi entah kenapa ia seperti terdorong harus melawan ibunya Jungkook.

Bagaimana hubungannya dengan pria itu akan ia pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang ia harus pulang. Tapi Jasmin yang memang belum terlalu  hapal kota-kota Korea jadi bingung, ia sekarang berada di mall mana.

Jasmin lantas menelpon Jungkook,

"Tenang Jasmin, Tenang..." gumamnya pelan. Tapi kakinya terus bergetar menandakan gadis itu luar biasa gugup.

"Yeoboseyo, Jasmin?!" Sahut Jungkook di sebrang telpon.

"Eoh... halo Jungkook. Kau bisa menjemputku?" Tanya Jasmin spontan, ia tak ingin membuang waktu untuk berbasa-basi menanyakan pria itu dimana. Ataukah pria itu sedang sibuk atau tidak. Jungkook pasti melakukan apapun untuknya.

𝑩𝒆𝒈𝒊𝒏, 𝑭𝒂𝒏 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚  | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang