chapter 17

367 50 14
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Selamat membaca♡♥

Semenjak terlibat dalam kehidupan seorang Jeon Jungkook. Jasmin selalu saja menghadapi situasi yang tak terduga. Untuk beberapa saat Jasmin mematung, ia bingung harus bereaksi seperti apa.

Haruskah ia tersenyum membalas sapaan ibu Jungkook yang terlihat ramah.

Atau berbalik saja dan pergi secepatnya. Entah kenapa hati Jasmin sesaat mencelos ketika mengira gadis muda yang kini tersenyum adalah calon istri Jungkook.

Dia masih punya malu tapi ia bertekad akan tetap mengangkat wajahnya ketika pergi.

Namun saat kaki Jasmin bersiap berlari di saat yang sama tiba-tiba sebuah suara mengurungkan niatnya.

"Ah~leganya" ujar Pria muda yang melangkah pelan, ia seperti baru menyadari kehadiran Jungkook dan Jasmin.

Sepertinya ia baru saja menyelesaikan urusannya di toilet? jadilah rupa wajah yang tak jauh berbeda dari Jungkook itu menahan malu. Apalagi ketika ia baru menyadari kehadiran Jasmin.

"Junghyun oppa, Jungkook sudah datang" ujar Gadis yang Jasmin pun belum tau dia itu siapa.

"Ayo~" ujar jungkook yang kini menarik tautan mereka agar melangkah bersama.

Walaupun Jasmin sangat ragu tapi kali ini ia menurut, gadis itu dengan hati-hati mengikuti langkah lebar Jungkook.

Ibu Jungkook dengan senyumnya yang masih mengembang mempersilahkan mereka duduk di meja yang kini tersedia berbagai macam hidangan. Lagi, Jasmin hanya bisa menurut.

Apakah ini makan malam? Batin Jasmin bertanya.

Tapi seolah kehilangan kata-kata, Jasmin hanya diam sambil sesekali mencuri tatap semua orang di hadapannya sekarang ini.

"Sebenarnya Eomma ingin langsung mengajakmu kemari tadi." tatap Ibu Jungkook memecah keheningan.

Jungkook tersenyum cerah, pria itu seolah tau apa yang akan terjadi. Ah...  apa Jasmin lupa, Jungkook memang berniat mengajaknya kesini kan.

"Tapi kau kabur seperti kesetanan" lanjut Ibu Jungkook tanpa melepaskan tatapannya dari Jasmin. Namun gadis itu masih melongo kebingungan.

"Maaf. Eomma mengerjaimu. Hahaah... kenapa aku malah melakukan ini di hari tuaku" Dengus Eomma seolah merasa bersalah tapi entah kenapa ia terus-terusan tertawa menggoda Jasmin.

"Aku ingin tau, bagaimana gadis yang di sukai Jungkook. Apa dia akan pergi jika aku tawari sesuatu yang lebih mewah." Oceh Ibu Jungkook lagi. Sementara anggota keluarga Jungkook sekarang hanya menatap Eomma yang bahagia sekali. Mereka pun sesekali tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Tak ada yang berani menyela nyonya ini. Jika Jasmin mengoceh mungkin Ibu Jungkook akan kalah seperti kejadian di mall tadi. Tapi Jasmin lebih memilih memaki dalam hatinya.

Wanita itu lalu beralih menatap Jungkook dengan senyum tak kalah lebar. "Tapi kau tau Jungkook. gadismu ini malah berujar yakin kalau kau lebih kaya dari Eomma."

"Aku sangat gemas melihat ekspresinya tadi."

"Jadi, segeralah kalian menikah." Ujar Eomma langsung ke intinya. Tak ada yang terkejut, semua hanya diam seolah tahu.

Terkecuali gadis berkewarganegaraan Indonesia itu.

Cukup lama Jasmin mencerna perkataan Ibu Jungkook. Ia mengerjap beberapa kali lantas menatap pria di sebelahnya ini, air muka Jungkook makin cerah sedang  keterkejutan Jasmin akhirnya tak dapat di sembunyikannya lagi. Ia tanpa sadar tiba-tiba berteriak. "Haaaaah?!"

"Kenapa kau terkejut begitu, bukankah kalian saling mencintai" ujar Ayah Jungkook akhirnya ikut dalam obrolan ini.

Semua terlalu mengejutkan bagi Jasmin, ia tergagap, bibirnya seolah kaku karena mendengar kata pernikahan. "Ta-tapi"

"Jangan khawatir, kalian akan menikah setelah kami, Jadi santai saja." Ujar pria yang Jasmin yakini sekarang adalah kakaknya Jungkook. Sedang gadis di sebelahnya tersenyum cerah menatap Jasmin.

"Ta-tapi tapi..." Jasmin yang biasanya sering berdebat dengan Jungkook hari ini kehilangan kata-katanya saat Jungkook menggenggam tangannya. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk diam saja sampai acara makan malam selesai.

.
.
.
.
.
.
.

"Ayo tidur di kamarku." Ajak Jungkook pada Jasmin yang kini tengah membantu membereskan meja makan.

"Sudah Jasmin. Kesana dan temani Jungkook." Ujar Eomma tersenyum menggoda.

Orangtua mana sih yang malah dengan senyum lebar menyuruh anaknya tidur dengan kekasihnya.

Ah.. Jasmin lupa. Dia tinggal di Korea. Jika ini di Indonesia sudah di pastikan ada kejadian penggerebekan dan dinikahkan paksa.

Tapi sekarang kan ia juga terpaksa!

Jasmin berjalan ke arah Jungkook di susul mendesis pelan "Apa tidak ada tempat lain?"

Jungkook mendengung seolah berpikir, tapi melihat kelakuannya itu malah membuat dahi Jasmin menyerngit. Pasti Jungkook merencanakan sesuatu kan? "Bukankah kita sering tidur bersama. Di apartment bahkan ketika berada di Indonesia. Kenapa kau masih canggung?" Goda Jungkook dengan cengirannya.

Jasmin mengumpat pelan seraya menutup bibir tipis Jungkook dengan tangannya, menyebalkan sekali. "Bagaimana dengan orangtuamu?" Tanya Jasmin yang kini berjalan mengikuti Jungkook ke arah kamarnya.

"Orangtuaku kenapa? Kau melihatnya sendiri tadi. Mereka malah senang." Ucap Jungkook bangga.

"Hmm.. ya" akhirnya Jasmin menyahut singkat lebih tepatnya pasrah saja.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ruangan yang cukup besar dengan banyak miniatur iron man dan benda-benda dengan karakter sejenis. Mulut hadis itu sedikit terbuka sebab tengah menahan kekagumannya. Suasana kamar ini sangat berbeda dengan kamar Jungkook di Seoul. Tapi mungkin Jasmin pikir ini sedikit kekanakan?

Pria itu lalu dengan langkah cepat dan kekehan imut melempar tubuhnya ke tempat tidur yang cukup kecil, single bed. Tentu saja, Jungkook kan dulunya lebih suka tidur sendiri. Setelah puas berguling-guling, Ia kemudian menepuk sisi kasurnya sambil menatap Jasmin dengan pipi mempout.

"Aiishhh.... ini sangat aneh menurutku" celetuk Jasmin seakan berbisik tapi masih bisa di dengar Jungkook.

"Aneh apanya? mereka hanya ingin melihat anak-anaknya cepat menikah, tentu saja agar bisa segera punya cucu" oceh Jungkook yakin.

Walaupun Jungkook memang menginginkan Jasmin berbaring di sampingnya, tapi ia tak menduga gadis itu naik ke tempat tidur dan langsung memposisikan dengan memeluk pinggangnya.

Jasmin dalam mode manja seperti ini bisa membuat jantung Jungkook berdebar lebih cepat.

"Aku......- " lenguh Jasmin pelan. Ucapan gadis itu  menggantung, ia hanya makin merapatkan pelukannya pada Jungkook.

Jungkook tau, saat ini Jasmin tak baik-baik saja. Ia lantas mengusap pelan punggung Jasmin, sambil sesekali mengecup lembut kepala gadis itu.
"Kau kenapa, hmm?"

Jasmin memejamkan matanya disusul bergumam lirih. Antara senang dan terharu entahlah. Sudut manik gadis itu mengeluarkan cairan beningnya.
"Akhirnya akan mempunyai orangtua."

♡tbc

See u, next last chapter...

Revisi
03.10.19

𝑩𝒆𝒈𝒊𝒏, 𝑭𝒂𝒏 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚  | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang