Na Ri terkulai lemas di meja kerjanya. Kepalanya menunduk dan menyembunyikan air matanya. Beberapa kali ia menghela nafas panjang dan menghembuskannya.
Masih belum ada kabar lagi tentang Jimin setelah kejadian telfon semalam.
Dari balik ruang kerjanya, di boutique ada 2 karyawannya yang mondar mandir bergantian menyempatkan mengintip Na Ri sesekali dari kaca pintu. Berharap Na Ri beranjak dan setidaknya bergerak dari mejanya. Namun hasilnya Nihil.
"Maaf, Na Ri Eonni sekarang waktunya jam makan siang. Na Ri Eonnie mau ikut sekalian? Atau mau aku belikan sesuatu mungkin?" Tanya Eun Hye, berhati-hati.
Na Ri hanya melambaikan tangannya 2x tanpa mengubah posisi awal nya, tetap menundukkan kepala.
"Tidak, terimakasih. Kalian pergi duluan saja. Aku akan istirahat dulu di atas, tolong meeting sore ini undur besok ya."
"Siap, Eonni." Jawab Eun Hye.
***
Malam ini terasa sedikit dingin, Yun Hee berniat membuat cokelat panas kesukaannya. Sementara Na Ri masih merebahkan badannya di sofa menyaksikan TV dengan tatapan sayu dan sendu.
Diiringi dengan alunan musik dari ponselnya, Yun Hee bernyanyi saat membuat dua gelas cokelat panas ditambah beberapa marshmellow di salah satu gelasnya. Cokelat tanpa marshmellow untuk sepupunya yang sedang sedih, dan cokelat dengan marshmellow untuk dirinya sendiri.
Senyumnya mengembang, "Cokelat panas oleh chef Yun Hee sudah bisa dinikmati." Ucapnya seakan - akan ia chef handal yang sedang tampil ditelevisi.
Yun Hee membawa dua gelas cokelat tersebut ke ruang tamu. Kini ada Na Ri disana, dengan mata sembab ia malah menonton drama percintaan.
"Princess Yun Hee menghadiahkan sebuah cokelat panas." Yun Hee meletakkan minumannya di atas meja.
Na Ri mengusap air matanya, "Gomawo. Ah~ kemeja pria itu persis kemeja Jimin." Na Ri meminum cokelatnya sedikit demi sedikit dan menghela nafas.
Yun Hee mengambil remote dan mematikan TV nya.
"Ya! Eonni, tidak bermutu tau. Bagaimana kalau kita pergi makan? Karaoke? Atau apalah, tapi harusnya kita mengisi perut dulu." Yun Hee tertawa usil.
"Aku tidak terlalu nafsu makan." Bohong. Na Ri lapar, tapi ia malas keluar karena keadaannya seperti ini.
"Ya! Sekarang cuci muka, kita dandan, dan get out! Call? Woah, sepertinya bulgogi menggiurkan." Yun Hee meminum cokelatnya dengan ekspresi ala iklan.
Na Ri masih tampak berfikir.
"Kajja!? Makan, makan, terserah mau apa. Oh ya, atau di restoran favorit kita?" Yun Hee mengangkat dan menurunkan alisnya beberapa kali, menunggu persetujuan Na Ri. (ayo)
"Call" Akhirnya Na Ri mengangguk menyetujui.
"Kalau begitu, kajja!" Teriak Yun Hee, ia tertawa dan kemudian pergi ke kamar, "Titip gelasku ya." Yun Hee tertawa, ia menari dan menuju ke kamarnya. (Ayo)
Tanpa sadar Na Ri tertawa kecil melihat tingkah konyol sepupunya itu. Na Ri lega, sakit yang ia rasakan tersingkirkan. Sedikit.
"Arraseo."
***
"Eonni, boleh tidak pulangnya aku saja yang nyetir? Please...." Yun Hee memasang puppy face memelas
"Tunjukkan saja jalan yang benar, kita ambil jalur yang mana ini? Aku masih ingin hidup."
Terakhir Yun Hee yang nyetir, mobil Na Ri menabrak pagar taman kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Messy Peachy | JJK KTH
FanficIlustrator : @lelywee Writer : Vi and By "Yang benar saja, Jungkook memang ganteng, tapi dia masih bocah dan kejam. Sadar Song Na Ri." deham Na Ri gadis pemilik butik "Peachy". Disisi lain sepupu Song Na Ri, Park Yun Hee bergelut den...