14. Who you?

191 20 0
                                    

"yaak...apa kau mengerti pelajaran Hari ini?".

"Eum...sepertinya tidak".

2 anak laki-laki itu terlihat sedang mengeluh setelah bel pulang berbunyi sambil memasukkan peralatan tulis nya.

"Ya kan? Ah sungguh... aku bahkan tak paham apa yang guru itu bicarakan".

"Tunggu...bodoh sekali aku bertanya padamu, kau kan memang tidak pernah memperhatikan guru!".

"Kau tahu itu tapi masih bertanya. Bodoh".

"Yak!".

"Ahaha, aku hanya bercanda".

"Haish...jika kau bukan sahabatku, kepalamu mungkin sudah diperban sekarang".

"Mwo?! Jadi kau akan memukulku jika aku bukan sahabatmu? Kalau begitu kita berhenti bersahabat...nah kau bisa memukulku sekarang", ucapnya pasrah dan mengarahkan kepalanya ke hadapan sahabatnya.

"Hah? Apa kau sudah gila? Bagaimana bisa memutuskan itu seenaknya!".

"Abis kau bilang begitu".

"Kau tahu aku bercanda kan?".

"Ya aku tahu betul. Tapi aku tidak sepertimu sekarang", salah satu dari mereka mendahului untuk jalan duluan dan meninggalkan sahabatnya di belakang yang sedang mengikutinya.

"Hey...kau kenapa hari ini?", Tanya sahabatnya.

"Kepalaku sakit..", jawab dia sedikit menunduk namun masih tetap berjalan.

"Lagi?", Tanya sahabatnya dan dijawab dengan anggukan pelan.

Tak terasa, mereka sudah tiba di depan gerbang sekolah. Terlihat beberapa siswa terburu-buru untuk segera pulang.

Namun kedua bocah tersebut masih setia dengan obrolannya tadi dan sekarang mereka melanjutkannya di luar sekolah.

"Aku ingin tahu, sejak kapan kau terus memimpikan itu?", Tanya sahabatnya.

Yang ditanya kini menatap langit, sambil memejamkan matanya. Tak peduli tatapan aneh dari orang lalu-lalang.

"Hey...kau percaya keajaiban?", Kini bocah itu menengok ke arah sahabatnya.

"Hah? Aku? Sudah jelas aku percaya..".

"Ah maaf, lebih tepatnya perjalanan panjang".

"Maksudmu?", Kini sahabatnya dibuat bingung sambil memiringkan kepalanya dan bertanya.

Bocah itu menghadap sahabatnya sempurna,
"Kau percaya aku dari masa depan?".

Hening.

Hening.

Hening.

"Hahahahaha...".

"Sudah kuduga", bocah itu tersenyum dan menundukkan kepalanya.

"Kau boleh lebih jenius dariku. Tapi... ayolah, kau masih percaya cerita anak kecil seperti itu?", Tanya sahabatnya dengan tawanya yang belum berhenti.

"Y-yah...aku pikir aku terlalu kekanakan karena mempercayai cerita itu hehe", kini bocah itu menggarukkan kepala bagian belakang dan menyeringai seperti orang bodoh.

"Ayo. Aku tahu kau butuh refreshing dari pelajaran membosankan tadi", sahabatnya tersenyum ke arah bocah itu.

"Kau...kita...mau kemana memang?".

"Ikut saja, aku tahu tempat yang cocok untuk refreshing".

"Sepertinya aku tidak punya pilihan", bocah itu kembali tersenyum tulus dan kini mereka berjalan sejajar. Menuju tempat refreshing.

Promise;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang