22. Re:Connecting

85 12 0
                                    

"Appaaa!"

"hm? Ah yuna-!", seorang pria yang dipanggil appa oleh gadis kecil tersebut menengok.

"btw ... sejak kapan gua jadi ayahnya dia yak?", batinnya.

Pria bermarga park itu pun segera menggendong gadis itu.

"hup! arra ... sejak kapan ya kamu makin berat gini?", tanya pria yang baru saja menggendong yuna.

"bialin wle ... yuna juga kan mau jadi sehat, bial bisa jadi putli cantik kaya mama!".

"haduh .... udah berapa kali aku bilang aku gapernah ngelahirin kamu yuna?", kata seorang wanita yang menghampiri mereka dari jauh.

"ah, jimin...Maafin tingkah dia yak, ngerepotin mulu", wanita itu sedikit menundukkan kepalanya menandakan bahwa ia sedang meminta maaf atas sikap gadis kecil yang berada di gendongan jimin tersebut.

"haha gapapa seul, sans sih ama gua ini".

"jadi...mau kemana kita hari ini?", tanya jimin pada yuna.

Sementara itu, yuna menyentuh pelipisnya yang menandakan bahwa ia sedang berpikir untuk menentukan pilihannya.

"eum....", yuna sibuk dengan pilihannya.

"jim...gapapa kok ga nurutin dia sekali mah. Justru jangan dimanjain mulu napa", ucap seulgi menyarankan.

"hm...knapa? lagian gua juga lagi senggang kok, selagi bisa kenapa ga dilakuin...yakan yuna-cchi?", tanya jimin.

"aha! hari ini...gimana kalo kita ke taman aja?", ucap yuna semangat tak menghiraukan jimin.

"taman? ide bagus tuh...", jimin mengiyakan.

"nah seulgi...tunggu apaan lagi? jangan bengong mulu, yok!", sembari menggendong yuna, jimin menggandeng tangan seulgi agar mereka bisa segera pergi ke taman.

"yeay! jalan-jalan ama mama papa!", seru yuna mengangkat tangan kanannya kegirangan.

~~~~~

Setelah menyimpan & mengawetkan jasad mina, jimin bergegas keluar ruangan dengan perasaan campur aduk.

Sedih? Tentu, karna sekarang pujaan hatinya telah tiada disini.
Senang? Eum...mungkin lebih tepatnya ia merasakan tenang mungkin, karna jimin tau mungkin ini yang terbaik bagi-nya, bagi mina, dan mungkin bagi yang lainnya juga.

Setelah jimin duduk disebelahnya, yoongi langsung merangkul pundak jimin berniat menenangkan dan menanyakan sesuatu.

"Eum...sorry banget kalo pertanyaan gua mungkin agak sensitif. Tapi...kalo gua boleh tau, kenapa lu pala batu banget kepengen ngawetin jasad mina?", yoongi memulai pertanyaannya dengan hati-hati.

Jimin berpikir sejenak, ia masih ragu apakah yoongi boleh mengetahuinya atau tidak.

Tapi karena ia percaya yoongi yang notabene-nya adalah abang terdekat yang ia punya, ia pun memastikan bahwa yoongi harus tau alasan mengapa ia mengawetkan jasad mina.

"Eum sabi sih...tapi dengan syarat! lu harus percaya gua sama jaga rahasia ini dari siapapun ya bang...", jawab jimin.

Yoongi menaikan sedikit sudut bibirnya keatas, tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Kaya gatau gua aja...", ucap yoongi percaya diri meyakinkan jimin.

Setelah itu, jimin mulai mengisahkan kenapa ia bersikeras ingin mengawetkan jasad mina hingga ia bertemu gadis misterius yang baru ia temui namun ia telah percaya padanya.

Promise;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang